Hari Pertama Â
Selamat bertemu kembali sahabat Penulis di Kompasiana. Setelah dua minggu saya tidak menulis, karena berbagai kegiatan offline . Karena itu saya akan membagikan kisah perjalanan saya melalui tulisan ini . Walaupun tidak ada kejadian yang bersifat spektakuler, tetapi tidak ada salahnya saling berbagi cuplikan kisah hidup yang mungkin bermanfaat bagi orang lain.
 Pada waktu kami kembali dari Jakarta pada 31 Agustus yang lalu ,putra kami Irmansyah bertanya pada kami :"Papa mama,mau ikut liburan ke Bali bulan Oktober ini?"
Karena memang tidak ada rencana yang bersifat urgent, maka  kami  langsung menjawab " Mau , tanggal berapa ?" Putra kami menjawab, bahwa rencana berangkat dari Perth adalah tanggal 16 Oktober dan berlibur di Denpasar sampai 28 Oktober.2022. Tetapi kami berangkat terpisah. Putra kami akan berangkat ke Jakarta lebih dulu,karena ada urusan lainnya yang harus diselesaikan.
Selang dua hari berikutnya tiket untuk kami berdua sudah dibeli,bahkan print out tickets sudah diberikan kepada kami berdua.
Sementara berjalannya hari ,tiba ditanggal 15 Oktober 2022 hari Sabtu,berarti esoknya hari  Minggu kami berangkat . Pada tanggal 16 Oktober pagi pagi sekali kami sudah siap siap berangkat ke Perth International Airport untuk terbang ke Denpasar international Airport.
Kami memesan Uber untuk menjemput kami dan mengantar ke terminal 1 .karena kami menumpang pesawat Jetstar ke Denpasar Bali. Sejak dulu kami berdua membiasakan diri untuk tidak merepotkan anak cucu setiap kali akan berangkat travelling sana sini.
Sesampai di Airport kami langsung check in . Karena tidak ada bagasi, maka kami check in lewat machine. Seorang Petugas menawarkan untuk membantu dan dalam tempo 3 menit sudah siap dengan boarding pass ditangan. Kami langsung menuju ke Ruang Imigrasi Kami diminta menunjukkan International Certificate Vaccination of Covid 19 dan List of immunisation ,serta passport. Sama sekali tidak ada kesulitan.
Setelah pemeriksaan, kami pun menuju ruang tunggu yang ditentukan untuk ke Denpasar Bali Jetstar dengan ruang tunggu no 55.  Lumayan jauh berjalan kaki. Kami anggap sebagai Olahraga, sehingga menjalani tanpa beban  menuju Waiting Room  dan menunggu sampai boarding.Â
Begitu ada pengumunan :' All the passenger leaving to Denpasar Bali,please proceed to boarding at the aircraft" maka kami berdua berdiri dan ikut antre untuk naik ke Pesawat  .
Penerbangan menuju menuju Bali ditempuh selama lebih kurang 3,5 jam. Tampak hampir semua kursi terisi penuh.
berfoto disamping hotel Ramada Encore Dok pribadi
Sesampai di Denpasar  Bali ,seperti juga Para penumpang lainnya, kami harus melalui pemeriksaan Imigrasi . Petugas immigrasi sempat bercanda sama suami:"Wah, sebelum Indonesia merdeka,bapak sudah ada ya " Mungkin membaca tanggal lahir kami di era Dai Nippon.
Setelah selesai urusan imigrasi, kami mulai bertanya tanya  yang menjemput kami Karena rencana sebelumnya Pak Ongko yang akan menjemput  Kami kenal dengan pak Ongko , melalui Putra kami.Ternyata Pak Ongko masih dalam penerbangan dari Perth dan tiba lebih belakangan dari kami 2 jam . Ada pesan dari Pak Ongko, bahwa kami dijemput sopirnya  yaitu pak Oyok . Nomor telpon nya ada kami diberikan.Kami coba menghubungi pak Oyok tapi tidak nyambung. Kami melihat pada penjemput yang berdiri diseberang tempat tunggu ada puluhan orang yang datang untuk menjemput tamu dengan memegang kertas bertulisan nama tamu.
Kami kebingungan mencari pak Oyok yang mana . Kebetulan telpon menyambung dan pak Oyok mengirim foto supaya kami bisa mengenal wajahnya. Syukurlah tak lama kemudian seorang datang berlari menuju kami dengan memegang kertas:" Welcome to Bali bapak Tjiptadinata Effendi dan ibu Roselina. Ternyata inilah pak Oyok ,yang sudah menerima foto kami dari pak Ongko.Kamipun mengikuti nya menuju tempat pakir dan kemudian naik mobil menuju Hotel  Ramada Encore di Siminyak. Setelah berkendaraan lebih kurang 30 menit kamipun tiba di Ramada Encore langsung menuju kekamar ,karena kunci kamar sudah berada ditangan pak Oyok. Kami menempati kamar no.4309
Kamipun  langsung menuju kamar  dan kami diberi bekal Mie kimchi dua kotak serta air mineral 1 dus . Kami mandi dan santap malam dengan  Mie Korean style yang dititipkan pada Pak Oyok untuk kami berdua dari Pak Ongko. Kemudian nonton tv beberapa saat dan langsung terlelap dalam mimpi indah.
Kesimpulan :
Seringkali kita memandang hal kecil dan tampak sepele seakan tidak penting. Padahal tidak jarang hal kecil dapat berakibat merepotkan kita sendiri, seperti yang ditulis diatas.
Hal hal yang dianggap mudah zaman dahulu sekarang sudah tidak seperti dulu lagi. Kita harus mengetahui tentang cara yang bisa kita lakukan untuk mencari penjemput kita diantara orang banyak. Syukurlah pak Ongko mengirimkan foto kami berdua kepada Sopir, sehingga mudah mencari kami. Kalau seandainya Pak Ongko tidak mengirimkan foto kami, mungkin kami harus mencari kesana kemari.
Terima kasih kepada semua teman teman semuanya yang berkenan menyempatkan untuk membaca tulisan ini.
31 Oktober 2022.
Salam saya,
Roselina.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H