Mohon tunggu...
Roselina Tjiptadinata
Roselina Tjiptadinata Mohon Tunggu... Perencana Keuangan - Bendahara Yayasan Waskita Reiki Pusat Penyembuhan Alami

ikip Padang lahir di Solok,Sumatera Barat 18 Juli 1943

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Sikap yang Fleksibel

25 Juli 2022   04:35 Diperbarui: 25 Juli 2022   04:44 370
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
foto  bersama teman teman dok pribadi

Mempermudah hidup kita

Hidup tentu harus memiliki prinsip. Karena bila tidak punya prinsip adalah orang yang plin plan dan tidak dapat dipercayai.  Tetapi dalam perlaksanaannya, hendaknya kita dapat menjalani hidup secara fleksibel. Khusus nya dalam hal yang tidak menyangkut masalah yang tidak prinsipil. Sebagai contoh, aturan yang semenjak dulu sampai sekarang, tatakramanya adalah yang muda harus mengunjungi yang tua.

Tetapi bila keadaan memang tidak memungkinkan maka  tidak ada salahnya yang tua mengunjungi yang muda Inilah yang dimaksudkan dengan fleksibel . 

Dalam hal berbelanja 

Sewaktu berbelanja kita tidak mesti harus ke Mall atau berbelanja ke supermaket, walaupun kondisi ekonomi memungkinkan . Kami sering juga berbelanja di Pasar Tanah Abang ,karena berbelanja di Tanah Abang selain murah kualitas  pun cukup bagus  Kami  sering berbelanja di Pasar tradsional di  Kemayoran karena buah di Kemayoran jauh lebih murah dibandingkan supermaket.Jadi berbelanja juga fleksibel mana yang lebih baik.

Dalam hal makan

Sering kita makan direstoran tetapi tidak ada salahnya kalau perlu kita makan di warung bawah tenda .Yang penting bersih dan enak . Juga makan dibawa tenda tidak mengurangi selera makan kita. Harganyapun jauh bila dibandingkan dengan restoran.

Dalam hal bertegur sapa 

Biasanya dengan tetangga selalu mereka yang lebih muda menyapa kita yang lebih tua,dengan ucapan selamat pagi dan sebagainya.Tetapi ada kalanya mereka tidak melihat kita tetapi kita melihat mereka. Jadi kita yang menyapa mereka dengan ucapan selamat pagi dan sebagainya. Ada begitu banyak contoh hidup yang tidak dapat disebut satu persatu . 

Kesimpulan :

Dalam menjalani hidup tentu saja setiap orang harus memiliki prinsip hidup dan berpedoman pada ajaran agama masing masing. Tetapi janganlah sampai kita menciptakan aturan yang kaku dan terpancang pada aturan secara kaku . Seperti:" Pokoknya harus begini dan tidak boleh begitu"  Bila hal ini diterapkan maka secara tanpa sadar telah menciptakan Penjara bagi diri sendiri   . Sehingga mempersulit hidup kita . Tetaplah berpedoman pada prinsip hidup masing masing, Tetapi  fleksibel dalam perlaksanaannya. Karena hidup  tidak dapat dipatok berdasarkan hitam dan putih. Tidak semua maunya kita selalu dapat dijalankan secara kaku. Ada kalanya situasi dan kondisi menjadi penyebabnya, khususnya menyangkut relationship dengan lingkungan dimanapun kita berinteraksi . Dengan mengaplikasikan cara hidup yang fleksibel, kami dapat menikmati hidup damai dan menjadi sahabat semua orang.

25 Juli 2022.

Salam saya,

Roselina.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun