Mohon tunggu...
Roselina Tjiptadinata
Roselina Tjiptadinata Mohon Tunggu... Perencana Keuangan - Bendahara Yayasan Waskita Reiki Pusat Penyembuhan Alami

ikip Padang lahir di Solok,Sumatera Barat 18 Juli 1943

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Istri Takut Suami?

31 Mei 2022   04:20 Diperbarui: 31 Mei 2022   04:26 2793
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bersama ketika di Wollongong/ Dok pribadi

Lampu kuning untuk keluarga

Biasanya yang sering dibicarakan adalah:" suami takut  isteri"  Yang boleh jadi merupakan sebuah sindiran ataupun  candaan . Karena bila ditinjau secara phisik sudah jelas pria pada umumnya lebih kuat dibandingkan wanita Kalau pun ada suami yang benar benar takut isteri,pasti bukan takut secara phisik melainkan karena faktor :" X"  

.Disisi lain ,jarang ada yang berbicara mengenai:" isteri takut suami" . Karena biasanya rumah tangga  harmonis dimana suami isteri saling menghargai dan saling menghormati satu dengan lainnya sehingga tidak ada istilah isteri atau suami takut isteri. Kenapa demikian?  Karena bila isteri:" takut suami" pastilah ada sesuatu yang salah ,sehingga isteri takut suami.

Salah satunya adalah menyimpan suatu rahasia, sehingga takut ketahuan.Ataupun perasaan bersalah yang menghantui diri. Padahal sesungguhnya tidak ada suami dan isteri yang sempurna. Seandainya terjadi kesalahan,maka dengan saling keterbukaan dan saling memaafkan,tidak ada lagi yang perlu ditakuti.

Zona kenyamanan terganggu karena suami WFH ? 

Hal lain yang cukup mengejutkan adalah , isteri merasa kurang leluasa bila suami ada dirumah. Karena biasanya pagi pagi suami kekantor dan pulang setelah usai dari kantor sampai dirumah malam hari Sehabis  bersih diri, mandi makan dan tidur karena besok pagi pagi sudah harus kekantor lagi. 

Ketika suami mulai masa pensiun dimana suami tidak kekantor lagi dan tinggal dirumah sepanjang hari. Isteri yang sudah terbiasa setelah suami kekantor menyelesaikan segala sesuatu urusan rumah tangga,maka  isteri bebas merdeka.

Mau main kerumah teman atau ke Mall sepanjang hari, tidak ada yang mempermasalahkan . Zona kenyamanan isteri terganggu  ,setelah suami pensiun atau Work From Home. Isteri harus melapor pada suami serta ditanya kenapa lama betul perginya yang membuat isteri merasa dirinya terkekang.Hal ini sudah sama sama sering kita dengarkan.   

Hal ini menyebabkan terjadinya suasana tidak nyaman dalam keluarga,  yang biasanya harmonis menjadi terganggu . Isteri merasa tidak bebas lagi karena kemana mana harus lapor pada suami dan menyebabkan isteri merasa haknya diambil alih suami.

Terjadinya petengkaran demi petengkaran yang menciptakan suasana tidak nyaman dalam kehidupan berumah tangga.  Membuat suami stress dan berakibat fatal. Salah satunya terjadi atas diri puteri sahabat kami. Dimana suami merasa dirinya ditakuti isteri dan menyebabkan suami frustasi, akhirnya membawa maut . Atau bisa terjadi sebaliknya. 

Tulisan ini tentu saja bukan bermaksud kepo mengurusi urusan orang lain . Melainkan sekedar melukiskan berbagai peristiwa hidup yang mungkin selama ini dianggap hal yang sepele, tetapi ternyata berakibat fatal. Prinsip sederhana adalah :"Saling menghargai dan saling mengerti"antara suami isteri,bukan saling menyakiti.

Bersama ketika di Wollongong/ Dok pribadi
Bersama ketika di Wollongong/ Dok pribadi

Kesimpulan :

Tulisan ini saya postingkan untuk ikut berpartisipasi  memperingati Hari Keluarga Nasional yang  melambangkan keluarga hidup rukun dan damai .Hal yang mendasari hidup kami sejak menikah,yakni menempatkan :"Family is The First"

Bila kami berada di Indonesia kami selalu bersama keluarga putra kedua kami untuk makan bersama .Dikala kami berada di Perth kami selalu bersama Putra sulung kami makan bersama keluarganya begitu juga dengan bila kami berada di Wollongong kami bersama putri kami sekeluarga .Yang namanya keluarga adalah yang menjalani hidup bersama dalam suka dan duka. Bila masing masing menjalani hidup sendiri sendiri,maka tak ubahnya bagaikan orang Kos kosan. Tinggal satu atap,tapi masing masing menjalani hidup secara sendiri sendiri. Semoga tulisan ini ada manfaat nya bagi yang berkenan menyempatkan untuk membaca tulisan ini  Terima kasih.

31 Mei 2022.

Salam saya,

Roselina.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun