Setiap kali bulan puasa tiba ada kenangan indah yang selalu hadir dalam ingatan saya yakni semasa masih tinggal di Komplek Perumahan  Wisma Indah 1 Ulak Karang kota Padang  .Kami tinggal tepatnya di Jalan Bunda I no.6.Â
Pada sekitar tahun 1980 an , suami dan saya menjadi anggota Amatir Radio yaitu  ORARI .  Call Sign saya adalah YB5BEH dan suami  YB5BEE  Angka 5 menandakan wilayah Sumbar Banyak teman teman yang ikut bergabung . Kami satu grup ada 30 orang lebih . Yang sering ngumpul ngumpul dan berbincang bincang . Apalagi suami adalah Ketua Club Station YB5ZAP , sehingga rumah kami open house sepanjang hari  .Begitu selesai urusan  kantor dan selesai makan malam kami sudah duduk di depan perangkat Komunikasi Amatir Radio . Di paviliun kami ada Tower agar dapat melakukan kominikasi pada high frequency untuk melakukan percakapan dengan stasiun radio dari berbagai negara di dunia.Â
Setiap Bulan Ramadan grup ini membagi tugas dalam hal buka puasa . Dimana kami mendapatkan jatah setiap hari Sabtu dirumah kami di Wisma Indah. Teman teman semua hadir dan berbuka puasa dirumah kami. Walaupun kami non Muslim tapi kami dengan senang hati mempersiapkan acara buka puasa setiap Sabtu dirumah kami
Ada ruang khusus untuk Sholat dan kami juga sudah menyediakan permadani .
Tidak ada yang ragu akan masakan sayaÂ
Karena kami sudah akrab dengan teman teman ,maka bila buka puasa hari Sabtu tak ada yang absen semua hadir . Â Tidak seorangpun ada yang ragu makan dirumah kami, karena kami tidak pernah masak daging babi dirumah, mengingat beberapa orang keluarga kami juga beragama Islam dan sering makan dirumah kamiÂ
Bersahabat dengan siapa saja
Yang datang kerumah kami bukan hanya teman teman ORARI tetapi juga Kakanwil Deparpostel pada waktu itu Kol TNI AD Sugiri dan Kadit Sospol Kol.TNI AD Â Jamaris Jamaan . Kami semuanya buka puasa bersama secara kekeluargaan.Â
Ketika hari Sabtu tiba teman teman yang belum solat melakukan solat dirumah kami .Ada ruangan khusus kami sediakan untuk solat disamping ruangan makan. Suasana babuko basamo sungguh kami bagaikan satu keluarga besar tanpa dekat Bila selesai buka puasa ada teman teman yang minta dibekali sayur yang berlebih untuk dibawa pulang.
Tentu saja  saya selalu dengan hati  mempersiapkan untuk itu  Saya selalu masak lebih agar ada yang dapat dibagikan  Karena saya tahu temen teman suka masakan saya. Menu saya selalu sama setiap Sabtu,yaitu Rendang ,Dendeng balado,ikan teri masak tauco lada hijau,sambal lado terasi dan tahu goreng ,Udang Goreng, Ayam goreng Balado dan ikan bakar.
Teman teman suka dengan menu yang saya buat dan mereka selalu hadir bila hari Sabtu tiba. Â Ritual ini berlanjut setiap tahun hingga kami pindah ke Jakarta. Sewaktu kami pamitan mereka menyalami dengan air mata berlinang, tak ubahnya bagaikan satu keluarga besar.Â
Kesimpulan :
Hubungan persahabatan kami dengan teman teman begitu akrabnya ,sehingga mereka dengan bebas minta  masakan saya untuk  dibawa pulangÂ
Karena itu  saya selalu memasak lebih agar mereka bisa dapat jatah masing masing.Sampai ada beberapa teman minta diajari cara masak ikan teri tauco cabe hijau. Karena kata teman teman rasanya enak dan tidak ada yang jual masakan seperti itu.Â
Semuanya ini sungguh merupakan kenangan manis sepanjang hayat  Perbedaan suku budaya dan beda agama serta beda status sosial bukanlah halangan untuk menjalin hubungan persahabatan Walaupun lebih dari 40 tahun sudah berlalu tapi hubungan persahabatan kami tidak terputus.Â
6 April 2022.
Salam saya,
Roselina.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H