Ende:
Di Ende kami mengunjungi rumah panti asuhan yang dipimpin Biarawati. Untuk mendapatkan dana mereka membuka warung makan yang dikelolah oleh biarawati biarawati tersebut. Ada beberapa orang anak bayi yang ditinggalkan oleh ibunda di panti tersebut.
Kami menyumbang ala kadarnya untuk anak anak tersebut. Sumbangan diterima pimpinan Asuhan dengan rasa syukur.
Mengunjungi baji di Panti Asuhan | dok pribadi
Di Bajawa kami sampai malam hari. Ternyata masih ditunggu masyarakat karena pesawat cancel hari itu kami naik kendaraan saja dari Maumere.Â
Sebetulnya kami harus mendarat jam 2 sore tetapi kami tiba jam 7 malam. Hati kami terenyuh menyaksikan masih banyak peserta penyembuhan yang menunggu kami walaupun terlambat beberapa jam.Â
Acara Penyembuhan sosial gratis tetap berlangsung dan disusul lokakarya yang diikuti 8 peserta. Acara baru selesai mendekati tengah malam. Di pertengahan acara lampu padam kami meminta agar dihidupkan lampu strongking. Pengalaman unik  yang tak terlupakan.
Kesimpulan:
Kami bersyukur kepada Tuhan karena mendapatkan sambutan yang hangat dan penuh rasa kekeluargaan. Kebiasaan orang NTT memanggil kami dengan sebutan papa mama,baik yang muda maupun yang tua. Perjalanan lewat jalan darat selama berjam jam sungguh membutuhkan ketangguhan phisik dan mental. Banyak yang bertanya mengapa kami berdua mau menjalani hidup seperti ini? Padahal kami bisa menikmati hidup bersantai ria dirumah kami. Kami hanya menjawab bahwa hal tersebut sudah menjadi pilihan hidup. Bukankah hidup kita baru ada artinya bila bermanfaat bagi orang banyak?Â
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!