Mohon tunggu...
Roselina Tjiptadinata
Roselina Tjiptadinata Mohon Tunggu... Perencana Keuangan - Bendahara Yayasan Waskita Reiki Pusat Penyembuhan Alami

ikip Padang lahir di Solok,Sumatera Barat 18 Juli 1943

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Menjelajahi Indonesia dari Sabang dampai Merauke (Seri 20)

30 Maret 2022   04:38 Diperbarui: 30 Maret 2022   04:52 487
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ende:

Di Ende kami mengunjungi rumah panti asuhan yang dipimpin Biarawati. Untuk mendapatkan dana mereka membuka warung makan yang dikelolah oleh biarawati biarawati tersebut. Ada beberapa orang anak bayi yang ditinggalkan oleh ibunda di panti tersebut.

Kami menyumbang ala kadarnya untuk anak anak tersebut. Sumbangan diterima pimpinan Asuhan dengan rasa syukur.

lokakarya-ntt-1-623c60ecba21bc79fc1fe4f2.jpg
lokakarya-ntt-1-623c60ecba21bc79fc1fe4f2.jpg

Mengunjungi baji di Panti Asuhan | dok pribadi

Di Bajawa kami sampai malam hari. Ternyata masih ditunggu masyarakat karena pesawat cancel hari itu kami naik kendaraan saja dari Maumere. 

Sebetulnya kami harus mendarat jam 2 sore tetapi kami tiba jam 7 malam. Hati kami terenyuh menyaksikan masih banyak peserta penyembuhan yang menunggu kami walaupun terlambat beberapa jam. 

Peserta lokakarya Bajawa | dok pribadi
Peserta lokakarya Bajawa | dok pribadi

Acara Penyembuhan sosial gratis tetap berlangsung dan disusul lokakarya yang diikuti 8 peserta. Acara baru selesai mendekati tengah malam. Di pertengahan acara lampu padam kami meminta agar dihidupkan lampu strongking. Pengalaman unik  yang tak terlupakan.

Kesimpulan:

Kami bersyukur kepada Tuhan karena mendapatkan sambutan yang hangat dan penuh rasa kekeluargaan. Kebiasaan orang NTT memanggil kami dengan sebutan papa mama,baik yang muda maupun yang tua. Perjalanan lewat jalan darat selama berjam jam sungguh membutuhkan ketangguhan phisik dan mental. Banyak yang bertanya mengapa kami berdua mau menjalani hidup seperti ini? Padahal kami bisa menikmati hidup bersantai ria dirumah kami. Kami hanya menjawab bahwa hal tersebut sudah menjadi pilihan hidup. Bukankah hidup kita baru ada artinya bila bermanfaat bagi orang banyak? 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun