Setelah kerja keras selama bertahun tahun akhirnya kami  berhasil mengubah nasib  dan mencapai kondisi kehidupan yang lebih  baik  ditahun 1980 an . Sejak  kondisi kehidupan berubah total  maka kami  merayakan Tahun Baru Imlek ditahun 1980  bersama seluruh karyawan kami. Mengundang mereka untuk hadir dirumah kami di Wisma Indah yang cukup luas serta lengkap dengan taman dan kolam renang pribadi serta paviliun 3 lantai.Kami baru saja pindah ke sini . Rumah kami terbuka untuk siapa saja  . Semuanya ini kami lakukan sebagai ungkapan rasa syukur kepada Tuhan karena diberikan kesempatan untuk menikmati hidup serba berkecukupan Â
Beberapa hari sebelum Imlek saya ke Bank untuk  menukar uang baru seribuan dan 5 ratusan. Yang dimanfaatkan untuk angpao bagi seluruh karyawan dan semua anak anak yang bertamu kerumah kami.
Pagi pagi sekali dihari imlek saya membuka pintu rumah lebar lebar Dipintu saya gantungkan kain merah sebagai tanda kami merayakan  Imlek  Dan  kami sudah siap untuk  menerima tamu  sepanjang hari .
Pertama tama sekali yang hadir dirumah kami semua anak anak tetangga  di wisma indah berdatangan memberi ucapan selamat tahun baru.Â
Setiap anak saya beri angpao sebanyak satu lembaran uang  Rp.500.  Baik itu anak anak remaja  atau adiknya yang digendong sama saja.
Tubuh letih tapi hati penuh rasa sukacitaÂ
Kami kedatangan tamu tamu ini sepanjang hari karena seluruh karyawan kami berjumlah 90 orang. Dan mereka bergantian untuk mengunjungi kami.
Jam 7 malam rumah kami mulai sepi karena karyawan kebanyakkan tinggal jauh dari tempat kami. Sejak pagi berdiri menyambut tamu hingga malam hari tentu saja tubuh terasa sangat lelah . Tetapi hati kami berdua sarat dengan rasa syukur kepada Tuhan karena mendapatkan kesempatan untuk menerapkan hidup berbagi Â
Pada masa itu pada setiap  imlek ini di kampung China  yaitu di Kota Padang atraksi Barongsai hanya diizinkan diseputar Kelenteng dan  Kampung China Kamipun beserta anak anak kekampung china untuk menyaksikan  acara permainan Barongsai .
Kesimpulan :
Imlek tiap tahun sejak  1980 kami rayakan dengan perasaan penuh sukacita . Hanya angpao berbeda sesuai dengan keadaan agar ada manfaatnya bagi yang menerima.
Kali terakhir kami tinggal di Padang 1990 dan kemudian pindah ke Jakarta, karena ketiga anak kami sudah berkeluarga dan hidup mandiri  .
Ternyata kesan ini masih diingat  anak anak yang dulu tinggal sekitar rumah kami. Ada yang menulis pada kami tentang kenangan mereka setiap imlek semasa dulu .
Yang setiap tahun selalu dapat angpao dari kami  Salah satu pesan yang saya terima :" Saya  rindu bertemu bapak dan ibu Bila pulang Kampung izinkanlah saya mentraktir bapak dan ibu"
Demikian kami bersyukur telah meninggalkan kesan positif dihati anak  anak dan orang sekampung  Kami bersyukur selama di Kampung Halaman telah merasakan suasana kekeluargaan dan Perayaan Imlek menjadi kenangan indah yang tidak pernah akan terlupakan.Â
31 Januari 2022.
Salam saya,
Roselina.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H