Kami sudah sering mengadakan lokakarya dan penyembuhan gratis dimana mana di wilayah Indonesia, hanya ke Aceh saja yang belum. Setiap kali kami ingin ke Aceh,banyak yang melarang kami. Dengan alasan kami China ,katolik lagi maka sebaiknya jangan ke Aceh.
Tetapi setelah dipertimbangkan masak masak dan ada ajakan dari orang Bandar Aceh sendiri. Dengan prinsip kami datang dengan niat baik, bukan dari kalangan politik dan tidak membawa pesan pesan agama. Maka  suatu hari kami dari Medan terbang bersama orang Aceh yang bernama Asrul Adami menuju Aceh. Sesampai di Aceh kami adakan dialog interaktif di TVRI Bandar Aceh. Acara mendapatkan sambutan yang meriah
Sambutan HangatÂ
Keesokan harinya pagi pagi sekali kami mengadakan penyembuhan di Hotel Lading. Kami disambut dengan hangat oleh pak Haji pemilik hotel tersebut Penyembuhan gratis  berjalan lancar dan banyak peserta yang ikut lokakarya setelah penyembuhan. Lokakarya ini dimulai jam 11 sampai jam 4 sore.Â
Kami tampil apa adanya dan ternyata kami berdua diterima dengan begitu tulus.Â
Kesimpulan :
Kami bersyukur kepada Tuhan  selama menjelajahi berbagai daerah  tidak pernah kami mendapatkan  halangan yang berarti Dengan niat baik jangan takut akan  masalah beda suku atau beda agama. Karena kami sama sekali tidak menyinggung masalah  agama. Acara selalu diawali dengan Pengantar dari suami :" Selamat pagi bapak ibu yang kami hormati , sebelum mulai acara marilah kita berdoa menurut ajaran agama masing masing. "
Kami tunjukan bahwa kedatangan kami hanya membawa ilmu untuk kepentingan orang banyak .
Alangkah bersyukurnya kami karena ternyata di Bandar Aceh kami mendapatkan sambutan hangat  dan penuh  rasa persahabatan  Bahkan kami diundang makan bersama keluarga mereka di Janto.  Batu cincin hadiah dari pak Haji masih saya simpan hingga kini Sungguh kami sama sekali tidak merasa asing berada ditengah masyarakat Aceh. Kenangan manis sepanjang hayat bagi kami berdua Â
1 Desember 2021.
Salam saya,
Roselina.