Mohon tunggu...
Roselina Tjiptadinata
Roselina Tjiptadinata Mohon Tunggu... Perencana Keuangan - Bendahara Yayasan Waskita Reiki Pusat Penyembuhan Alami

ikip Padang lahir di Solok,Sumatera Barat 18 Juli 1943

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Merajut yang Tercecer (Seri 34)

14 Oktober 2021   04:19 Diperbarui: 14 Oktober 2021   04:23 293
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
foto di stand Indonesia (dok pribadi)

Milano

Kami menuju Milano dengan Kendaraan  Sandro mengemudikannya. Di sana telah menunggu adik saya yang jadi Biarawati yakni Suster Anna . Kebetulan dia lagi cuti di Italia dan berada di Milano . Tugas adik saya biasanya di Pagai  pulau Mentawai  Sumatera Barat. Bertemu dengan 2 orang adik yang sudah terpisah lama tentu saja merupakan sebuah kebahagiaan tersendiri bagi saya  

Karena di Milano sedang diadakan Ekxpo Milano,maka Magaret membeli tiket buat kami berlima dengan harga 39 Euro per orang.Kalau di Indonesiakan Rp 600 .000.- sungguh mahal harga tiket masuk ke Ekxpo Milano tersebut. Saya sudah menawarkan untuk membayar, tapi Margaret bilang:" Ce  ,selama berada bersama kami  ,tidak boleh  keluarkan uang" Tentu saja saya sangat terharu ,bukan masalah uang  ,tapi kasih sayang adik yang tidak pernah luntur.  

Turun mobil melanjutkan perjalanan dengan kaki menuju pintu gerbang yang berjarak 500 meter dan penuh pasir merupakan padang gurun di negeri Firaun panas dan kehausan .

Pemeriksaan 

Untuk masuk ke Ekxpo Milano selain mempunyai tiket juga diadakan pemeriksaan yang ketat semua barang bawaan dan pengunjung diwajibkan melalui pemeriksaan X Ray gate .Seperti sewaktu kita mau naik kepesawat saja.

Setelah masuk kami menuju ruangan aula Expo yang full Ac ,kemudian kami menanyakan untuk menuju ke Paviliun Indonesia.

Menurut petugas disana sebaiknya naik bus yang disediakan untuk ke Paviliun Indonesia karena cukup jauh kalau berjalan kaki mengingat lokasi Expo ini keseluruhannya mencapai puluhan hektar  

Berjumpa dengan Kompasianer 

Ternyata di bus ada beberapa kompasianer yang juga berencana mau ke Paviliun Indonesia. Mas Samuel, mas Virtul dan Mas Widi ketiga nya adalah kompasianer yang berada di Italia.Untuk meyakinkan kami mereka menyebutkan Judul dari  tulisan suami kepada kami.

Berjumpa dengan Kompasianer didalam bus(dok pribadi)
Berjumpa dengan Kompasianer didalam bus(dok pribadi)
Sungguh kami terharu mendengarnya, karena mereka hafal judul beberapa tulisan suami dengan lancar sekali. Ternyata Kompasianer ada di mana mana.

foto di stand Indonesia (dok pribadi)
foto di stand Indonesia (dok pribadi)
Bergabung jadi satu rombongan 

Ternyata Mas Samuel dan teman teman adalah staf dari Paviliun Indonesia, jadi kebetulan sekali. Tidak usah kami sibuk melihat peta lokasi Paviliun Indonesia karena sudah dipantau oleh staf bersangkutan.

Staf bertugas di Paviliun Indonesia(dol pribadi)
Staf bertugas di Paviliun Indonesia(dol pribadi)
Expo ini diadakan 5 tahun sekali dan diikuti 140 negara yang berlangsung selama 1 Mei sampai 31 Oktober expo ini diadakan oleh International Exhibition Bureau yang mendapat dukungan dari berbagai penjuru dunia.

Dari kejauhan terlihat bendera Merah Putih dan  Lambang Negara Indonesia Bhineka Tunggal Ika terpampang . Rasa bangga karena Indonesia ikut hadir di Milano .

Seni Tari dan Angklung.

Pengelaran seni tari Bali dan Angklung memukau para pengunjung Ekspo Milano. Selesai petunjukan mereka memberi applausnya.

Seni tari Bali dipertontonkan (dok pribadi)
Seni tari Bali dipertontonkan (dok pribadi)
Menurut keterangan pemain angklung yang agak kecewa disebabkan perhatian yang setengah setengah dari KJRI di Italia. Belakangan  hal ini dialami juga oleh rombongan mahasiswa Indonesia yang ikut lomba Seni Tari  Berbeda total dengan KJRI di Sydney dan di Perth. 

Kesimpulan:

Pertemuan dengan  kedua orang adik dan juga ketemu dengan Kompasianers  merupakan kebahagiaan tersendiri bagi  kami  Rasa kekeluargaan yang begitu berkesan  dan mendalam Kami bersyukur dimana mana bisa berjumpa dengan Kompasianer .

Tanpa bermaksud menonjolkan diri ,mungkin kami berdua adalah Kompasianer yang paling sering mengadakan Kopdar sejak dulu hingga kini

Dan berharap dalam waktu dekat ini kami bisa pulang Kampung dan bertemu teman teman semuanya. Semoga dikabulkan Tuhan. 

14 Oktober 2021.

Salam saya

Roselina.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun