Ketika Peluit Pertama berbunyi semua sudah boleh turun ke laut untuk merburu Abalone . Karena untuk pertama kali berburu Abalone suami tidak bisa membedakan mana yang abalone mana yang kerang semua sama saja. Kemudian ditunjukkan oleh putra kami baru bisa membedakannya.
Begitu abalone terlihat  lalu dicongkel dan diambil kalau tidak keburu ombak datang menghanyutkannya. Tidak jarang sudah bersusah berhasil di congkel ternyata ukurannya kurang sedikit saja sehingga harus dilepas kembali ke laut.
Jangan coba coba mengambil lebih karena kalau diperiksa ada lebih dari 15 cangkang  maka dikenakan denda minimal 200 dolar. Pemeriksaan secara acak tidak pandang bulu.
Pada awal pertama suami ikut berburu Abalone  ,kakinya luka luka akibat tergores karang yang tajam. Tapi belakangan sudah tahu kiatnya.Â
Pemeriksaan secara acak (dok pribadi)
Kesimpulan:
Walaupun merupakan semacam kompetisi terdiri dari berbagai suku bangsa dan  rata rata yang ikut tidak saling kenal sama sekali ,bila kejadian ada yang memerlukan pertolongan segera dibantu bersama.
Contohnya ada yang terjatuh dilanda ombak dia tidak bisa berdiri diangkat bersama orang ada disekitarnya.Menurut suami tidak ada yang saling berebutan, apalagi sampai bertengkar saat berburu Abalone. Walaupun harga Abalone selangit tapi mereka tetap menjaga fair playÂ
Suatu ketika suami kembali melalui jalan memanjat karang sewaktu mau turun sangat tinggi dan karang runcing runcing sehingga suami tidak berani  melompat Saya yang menyaksikan dari jauh jadi was was ,kalau suami sampai nekat meloncat.
Syukurlah tampak 2 orang Australia  yang ikut berburu Abalone , mengatakan loncat saja kami sambut  Dan  benar mereka menyambut suami yang beratnya 80 kg lebih.Begitu torelansinya sesama berburu Abalaone .