Mohon tunggu...
Roselina Tjiptadinata
Roselina Tjiptadinata Mohon Tunggu... Perencana Keuangan - Bendahara Yayasan Waskita Reiki Pusat Penyembuhan Alami

ikip Padang lahir di Solok,Sumatera Barat 18 Juli 1943

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Menuai Apa Yang Kita Tabur (seri 131)

20 Juli 2021   04:22 Diperbarui: 20 Juli 2021   04:53 294
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Peraturan yang ketat (dok pribadi)

Banyak berjalan semakin banyak yang dapat dipelajari 

Seperti kata peribahasa:" Semakin banyak kita berjalan, semakin banyak banyak yang dilihat "  Hendaknya tentu saja bukan hanya semata mata menyaksikan pemandangan indah, tapi dapat memetik pelajaran berharga.  Termasuk mencari tahu mengapa di negeri orang bisa begitu bersih ?  Bila berkunjung ke  Singapore dan Australia,kedua dua negeri yang bersih dari sampah dan tertata rapi. Kalau dari sudut keindahan  sesungguhnya negeri kita juga tidak kalah indah Kelebihan mereka hanya dibidang keberhasilan menjaga kebersihan lingkungan dan keamanan  Bagaimana caranya agar masyarakat bisa seperti di kedua negara tersebut . Marilah kita tengok cara menerapkan peraturan di negeri tersebut.

Aturan Sama Penerapan Berbeda 

Disetiap negara ada peraturan tidak boleh membuang sampah sembarangan ,baik di Australia ,Singapore maupun di Indonesia. Yang disertai dengan sanksi bagi yang melanggar. 

Kenapa dikedua negara yang saya sebutkan sangat dipatuhi? Marilah kita tengok bersama .Di Australia Peraturan dibuat dan diikuti dengan sanksi yang berat Bagi  yang  melanggar tidak ada kompromi , baik  orang berpangkat atau anak pejabat semua diperlakukan sama Jadi peraturan dibuat bukan sekedar untuk menghimbau masyarakat tetapi wajib dipatuhi.

Pemerintah Australia memberi penduduk tiga tong sampah untuk setiap rumah Dipinjamkan dengan tiga warna tutup yang berbeda  Warna merah untuk sampah dapur ,warna kuning sampah kardus dan botol botol bekas,warna hijau sampah dari perkarangan Yaitu sisa tanaman atau sampah dari  peremajaan tanaman di perkarangan.Untuk perkantoran pemerintah menyediakan tong sampah lebih besar untuk kardus kardus dan kertas 

tangan robot truk sedang mengangkat tong sampah (dok pribadi)
tangan robot truk sedang mengangkat tong sampah (dok pribadi)
Sampah sampah ini setiap minggu diambil dengan truk  khusus yang mempunyai tangan robot Mengangkat tong sampah kemuka mulut tong sampah mobil.Menuangkannya, kemudian mengembalikan tong sampah ketempat semula.Lalu tong sampah mobil ditutup sehingga tidak ada sampah yang berceceran dijalan walaupun angin kencang bertiup.

Tong sampah dikembalikan ketempat semula (dok pribadi)
Tong sampah dikembalikan ketempat semula (dok pribadi)
Denda langsung harus dibayar

Bila kena denda, langsung harus dibayar karena tidak ada denda damai disini Bila kita mencoba minta damai kita akan dipenjarakan karena dianggap menyuap petugas.

Peraturan yang ketat tentang hukum membuat masyarakat patuh karena tidak mau didenda atau dipenjara .Maka semua peraturan dijalani dengan disiplin yang tinggi. Terkadang membaca sanksi yang ditulis dengan huruf mencolok bagi kita rasanya seperti "aturan gila"  ,seperti tampak pada gambar. 

Papan pengumuman peraturan (dok pribadi)
Papan pengumuman peraturan (dok pribadi)
Kesimpulan:

Bercerita tentang sampah dan peraturan berikut sanksi yang berat, tentu saja tidak menarik seperti kala kita membaca serta menyaksikan gambar pemandangan indah  Tetapi jangan lupa bahwa kebersihan lingkungan adalah bagian dari keindahan  . Aturan yang dibuat dan tidak ada toleransi bagi siapapun ,maka peraturan tersebut akan berjalan lancar dan dipatuhi masyarakat. Sesuai dengan prinsip bahwa  :" Dimata hukum semua orang sama ",maka seharusnya tidak pengecualian . 

Saya jadi ingat Kampung halaman kami di Sumatra Barat, misalnya pantai Padang sangat indah dan berpotensi untuk dijadikan destinasi wisata ,bila mampu menjaga kebersihan lingkungan . Semoga suatu waktu kita juga bisa menerapkan di negeri kita. 

20 Juli 2021.

Salam saya,

Roselina.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun