Pada ulang tahun ke 78 ini, secara khusus saya menulis tentang hasil karya selama masa Pandemi Covid.
Tetapi sebelumnya saya ingin menyampaikan rasa terima kasih yang tak terhingga kepada suami tercinta  atas tulisan yang membuat saya tersanjung.Â
Tak lupa terima kasih dari lubuk hati terdalam kepada semua sahabat Kompasianer yang telah memberikan perhatian dan doanya yang tulus pada ulang tahun saya.Â
Kembali Ke topikÂ
Cicit pertama
Pada 16 April 2021 lahirlah cicit kami yang pertama dari Cucu kami Astrid dan Kevin. Yang mana adalah cewek dan diberi nama Hayley.
Tentu saja hal ini menghadirkan rasa syukur bagi kami berdua dan saking senang dengan cicit pertama, kami bersedia disuntik vaksinasi coughing dan flu, serta Vaksinasi Covid yang total semuanya ada 7 jenis vaksinasi.Karena kalau belum divaksinasi, kami tidak boleh dekat si bajiÂ
Memanfaatkan Masa LockdownÂ
Semasa dari sekolah SD dulu pernah berlajar menjahit renda untuk membuat baju bayi dan topi serta sepatu,maka dalam kesempatan ini saya mencoba mengingat kembali cara membuat semua itu.Â
Karena memang hobi maka walaupun sudah puluhan tahun tidak pernah menjahit renda, ternyata saya masih ingat caranya. Kalau di Indonesia alat yang dibutuhkan untuk merenda  mudah dapat dibeli. Tapi di Australia tidak tahu harus cari dimana? Â
Syukurlah suami mau membuatkan dari bambu tusuk sate yang panjang. Dengan menggunakan pisau yang sangat tajam,hanya dalam waktu 10 menit Jarum renda siap untuk digunakan.Â
Ahasil saya membuat baju bayi serta topi dan sepatu untuk cicit pertama saya Hayley yang sangat disenangi oleh mantu cucu kami Astrid.
Pertama saya membuat baju dengan benang woll putih lengkap dengan topi dan sepatunya.
Selesai satu, saya melanjutkan dengan merenda baju baji seperti yang tampak pada gambar. Kalau di Padang disebut "Baju monyet"
Setelah siap baju monyet, saya termotivasi untuk terus merajut lagi baju khusus untuk anak cewek ,jaitu baju gaun dengan warna Ping .
Keberhasilan merenda pakaian untuk cicit pertama semakin memotivasi saya untuk terus melanjutkan merajut renda .Â
Kemarin saya menyiapkan lagi gaun beraneka warna,merah,ping dan kuning yang terlihat seperti di gambar dibawah ini . Hal ini saya lakukan tanpa mengabadikan tugas sebagai ibu rumah tangga dan sekaligus seorang isteriÂ
Bila kita mengerjakan sesuatu dengan senang hati maka sama sekali tidaklah merasa terbebani ,yang penting dari hati kita. Saya membuat pakaian bayi ini dengan hati yang gembira maka tanpa perlu bersusah payah ternyata bisa menyiapkannya.Â
Saya bersyukur dalam usia yang kemarin tanggal 18 Juli genap 78 tahun, saya masih bisa berkarya untuk cicit saya. Ditoko banyak pakaian yang bisa di beli Tapi hasil karya dari "makco" sungguh merupakan sebuah kegembiraan bagi cucu mantu kami Astrid dan tentu saja bagi saya sendiri.
Disamping itu tidak mengurangi aktivitas saya di Kompasiana ,serta tugas di "dpr" serta kegiatan sosial lainnya.Â
Setidaknya selama masa lockdown diberlakukan ,beberapa lembar pakaian yang 100 persen dari renda dapat saya hadiahkan untuk cicit pertama kami.
Mungkin generasi muda tidak banyak yang hobi menjahit renda Setidaknya tulisan ini merupakan sebuah masukkan yang berharga bahwa Inilah salah satu cara memanfaatkan waktu dengan hal yang bermanfaatÂ
19 Juli 2021.
Salam saya,
Roselina
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H