Festival Indonesia
Seperti biasa  tulisan ini merupakan bagian dari catatan perjalanan hidup kami yang dibagikan dalam bentuk artikel. Pada tgl 25-27 Oktober diadakan "Festival Indonesia"di Elizabeth Quay .Festival ini diadakan oleh Konsulat Jenderal Republik Indonesia.  Untuk mempromosikan Indonesia di dunia internasional melalui masakan tradisional Indonesia. Yang didukung Komunitas  Indonesia yang berdomisili di Western Australia
Untuk pertama kali acara ini akan diadakan selama 3 hari berturut turut.Seperti biasanya setiap kali ada acara yang mengikut sertakan komunitas Indonesia  ,kami selalu ikut memberikan dukungan. Baik dengan ikut berbelanja disana serta sekaligus ikut meramaikan.Â
Pada tgl 27 yang jatuh pada hari Minggu  maka sepulang dari  gereja kami meluncur menuju Elizabeth Quay karena ada acara Festival Indonesian Food.Para relawan berserta keluarga hadir begitu juga relawan yang sudah bersuamikan orang Australia  juga ikut berperan.Hal ini memperlihatkan kecintaan akan tanah air tidak luntur walaupun sudah bersuami orang Australia.
Kendati masih pagi terlihat banyak orang sudah berbelanja mencicipi kuliner Indonesia seperti,Nasi Goreng,Nasi Padang dengan rendangnya,sate ayam,cendol dan sebagainya.Kami mencari sate Padang,yang kebetulan tidak ada sehingga kami membeli lontong dengan tempe Mendoan dari Purwokerto.Kalau dapat tempe ini hal istimewa di Australia ,karena tempe hanya dijual ditoko AsianÂ
Selain dari tenda Kuliner banyak tenda tenda lain seperti tenda pakaian ,tas tangan dan beragam seni yang dijual untuk pengunjungÂ
Ketemu Silent Reader KompasianaÂ
Kamipun diajak menemui teman teman di KJRI dan GWJ serta berfoto bersama sebagai kenang kenangan.Mbak Sri memperkenalkan kami dengan suami dan keluarganya ,kamipun berfoto bersama.
Saya melihat jam sudah pukul 11.20 .Kami parkir kendaraan dengan batas waktu pakir yaitu maksimum  2 jam dan  berakhir jam 11.35. Disini pakir perjam 5 dolar dan hanya berlaku 2 jam saja,karena tempat pakir cukup jauh dari lokasi maka kami pamitan untuk kembali.
Sepanjang jalan menuju pakir kami mengambil foto kenangan Elizabeth Quay.
Setiap kali kami mendapatkan kesempatan mengunjungi komunitas Indonesia selalu kami merasakan adanya kebahagiaan tersendiri dalam hati kami. Begitu ketemu dalam waktu singkat kami langsung akrab  Hal semacam inilah yang kami dambakan selama ini.
Kami bersyukur karena hal ini semakin menambah kebahagiaan tersendiri dalam diri kami. Dengan ikut mengambil bagian dari berbagai kegiatan sesama orang Indonesia  kami memiliki hubungan persahabatan dengan begitu banyak orang, sehingga tidak pernah merasa terasing di negeri orang Â
Terima kasih kepada teman teman semuanya yang selalu menyempatkan untuk membaca tulisan saya. Komentarnya merupakan apresiasi dan sekaligus motivasi bagi saya.Â
07 Mei 2021.
Salam Saya,
Roselina
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H