Mohon tunggu...
Roselina Tjiptadinata
Roselina Tjiptadinata Mohon Tunggu... Perencana Keuangan - Bendahara Yayasan Waskita Reiki Pusat Penyembuhan Alami

ikip Padang lahir di Solok,Sumatera Barat 18 Juli 1943

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Menuai Apa yang Kami Tabur (Seri 49)

24 Maret 2021   04:34 Diperbarui: 24 Maret 2021   07:29 330
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hari terakhir di negeri Belanda.

Pada hari terakhir kami berada di Negeri Belanda om Ronald berkata :"Lin ,kita  akan bertemu dengan Tinneke anak Oma Fin"

Saya sudah lama sekali tidak pernah ketemu dengan Tinneke  semenjak tahun 1962 ketika kami (saya dan nenek ke Jakarta dan menginap dirumah Oma Fin.) Oma Fin adalah sepupu  nenek saya yang tinggal di Kemayoran Baru dengan suaminya .

Ketika kami ke Jakarta tahun 1962 kami menginap dirumah mereka dan saya tiap hari bermain bersama Tinneke yang terpaut usia 9 tahun dibawah saya.Kami tiap pagi berenang dikolam renang di  Kemayoran Baru.

Foto 56 tahun yang lalu, ketika kami ke Jakarta tahun 1962 (dok pribadi)
Foto 56 tahun yang lalu, ketika kami ke Jakarta tahun 1962 (dok pribadi)
Pada tahun 1980 Kedua orang tua Tinneke datang dari negeri Belanda ke Indonesia Mengunjungi dan menginap dirumah kami beberapa hari Kemudian kembali lagi ke Belanda . Itulah pertemuan kami yang terakhir karena setelah  kedua nya kembali ke Belanda kami tidak pernah bertemu lagi hingga keduanya meninggal disana.

56 Tahun Berpisah Baru Bertemu Lagi

Alangkah gembiranya saya yang sudah sejak sekian tahun tidak pernah jumpa sekarang bisa ketemu kembali di negeri Belanda yaitu semenjak lebih dari 56 tahun yang lalu.Tinneke tiba bersama suami Theo  dan kedua adiknya Lina dan Rina. Dapat dibayangkan betapa gembira hati kami bisa bertemu lagi. Apalagi mendapatkan sambutan hangat dari mereka semuanya 

Kami berbicara panjang lebar dalam bahasa Indonesia yang tidak dimengerti Theo (Belanda) karena Theo hanya bisa mengucapkan beberapa kata seperti selamat pagi,siang dan malam,terima kasih ,sampai jumpa lagi.hanya itu Karena itu Tinneke  bertindak sebagai Penerjemah antara kami. Walaupun demikian karena kami berbicara dari hati ke hati, hal tersebut sama sekali tidak mengurangi kegembiraan hati. 

Kami bercerita panjang lebar dan Tinneke sangat menyayangkan kami keesokan harinya akan kembali ke Australia,sehingga tidak bisa diajak kemana mana. Rasanya waktu terlalu singkat bagi kami untuk melepas kangen.  Karena itu mereka berharap kami berdua akan datang lagi dilain kesempatan. 

Kesimpulan:

Bertemu dengan saudara yang sekaligus merupakan sahabat baik ,setelah 56 tahun tidak ketemu merupakan suatu anugrah yang tak ternilai bagi kami,yang kami syukuri dengan sepenuh hati 

Kami berpisah sejak saya masih duduk dibangku sekolah SMA Sedangkan Tinneke masih di SD . Dan kami baru bertemu lagi setelah kami sudah punya cucu cucu.

Tapi begitulah hidup ini  ,setiap kali ada pertemuan maka pasti disana akan ada perpisahan . Esok harinya kami meninggalkan negeri Belanda dengan membawa serta sejuta kenangan indah dengan saling mengucapkan:"Sampai ketemu lagi ya "

24 Maret 2021.

Salam saya,

Roselina

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun