Mohon tunggu...
Roselina Tjiptadinata
Roselina Tjiptadinata Mohon Tunggu... Perencana Keuangan - Bendahara Yayasan Waskita Reiki Pusat Penyembuhan Alami

ikip Padang lahir di Solok,Sumatera Barat 18 Juli 1943

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Menuai Apa yang Kami Tabur (Seri 48)

23 Maret 2021   04:30 Diperbarui: 23 Maret 2021   06:34 357
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pada hari keempat 

Pagi pagi sekali Om  Ronald sudah mengisyaratkan agar kami bersiap siap ,karena sudah mau berangkat lagi. Kami menanyakan mau kemana Om,dijawab :"Kita akan berfoto sebagai tanda sudah ke negeri Belanda"

Karena menurut om Ronald semua orang Indonesia kalau ke Negeri Belanda berfoto disana sebagai kenang kenangan dibawa pulang ke Indonesia. Nah ,sayang banget kalau kami berdua sudah sampai di Belanda tapi tidak memanfaatkan kesempatan ini.

Foto dengan pakaian tradional Belanda (dok Pribadi)
Foto dengan pakaian tradional Belanda (dok Pribadi)
Tempat berfoto ini berada di Volendam yaitu pulau yang sudah 30 tahun  dihubungi dengan dengan dam dengan daratan Belanda .Begitu sampai dilokasi kami melihat ramai sekali orang yang akan berfoto disini,semua mencoba berpakaian yang diberikan pelayan disana dan kemudian bergiliran untuk difoto

Biayanya cukup untuk berfoto sekali ambil dengan beberapa posisi 14 Euro. Rata rata staf jurufoto yang bekerja disini bisa berbahasa Indonesia beberapa patah kata. Misalnya:" Selamat siang. Apa kabar? Wah ibu tampak cantik dan  Terima kasih ".Walaupun hanya mampu berbicara beberapa patah kata ,tapi bagi pengunjung asal Indonesia sudah merupakan sebuah nilai tambah,karena dapat kesempatan mendengarkan bahasa dari negeri sendiri. 

Setelah berfoto dan membayar ,kami diminta untuk menunggu prosesnya selama setengah jam baru foto selesai diproses.Sementara menunggu, kami melihat lihat foto foto contoh dipajang disana.Banyak sekali orang Indonesia yang berfoto termasuk EX Presiden Indonesia yaitu Bapak Gusdur.

Foto Gusdur sewaktu dinegeri Belanda(dok pribadi)
Foto Gusdur sewaktu dinegeri Belanda(dok pribadi)
Di sana juga ada peringatan supaya hati hati karena banyak copet berkeliaran . Para wisatawan diperingatkan dengan tulisan :"Awas Copet "yang di tempel pada dinding kios . 

Peringatan untuk wisatawan(dok pribadi)
Peringatan untuk wisatawan(dok pribadi)
Selesai mengambil foto kami pun beranjak kesekitar kios foto untuk melihat lihat souvenir Ada  sepatu kayu yang besar yang dibuat sebagai oleh oleh dari Belanda juga ada disana.

sepatu kayu besar(dok pribadi)
sepatu kayu besar(dok pribadi)
Berjalan beberapa ratus meter dari tempat kios foto kami menemukan dua sahabat Ie Yet yang juga bermukim dinegeri Belanda .Selvie dan kakaknya Luise, berasal dari Padang dan sudah lebih dari 40 tahun tinggal di Belanda.Bahkan Selvie bercerita ,bahwa ia sudah sejak lama menjadi Silent Reader di Kompasiana dan sering membaca tulisan suami. Karena itu walaupun kami baru pertama kali bertemu serasa kami merupakan sahabat lama yang sudah tidak pernah ketemu lagi 

Dokumentasi Pribadi
Dokumentasi Pribadi
Bertemu orang sekampung membuat kami bercerita tentang masakan Padang,rendang,dendeng balado,pangek dan pucuk ubi serta masakan lain yang beken di Padang Rasanya sangat mengasyikan. Saat harus berpisah sungguh terasa ada sesuatu yang hilang 

Akhirnya sore hari kamipun pulang dari Volendam menuju tempat tinggal Om Ronald dan Yet

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun