Rumah besar pagar setinggi 2 meter, ada anjing galak , pasti orangnya sombong
Setelah menutup kisah hidup tentang memaknai dan mengaplikasikan hidup dalam toleransi ,maka ijinkanlah saya membagikan catatan pelajaran hidup yang kami alami.
Langsung to the point. Suatu sore ketika kami duduk duduk diruang tamu  ,terdengar bunyi bel pagar berdering Suami langsung keluar menuju pagar ."Asalamualaikum " begitu sampai pagar disambut suara seorang pemuda yang ganteng . "Mualaikum salam."sahut suami .Suami membuka pintu pagar maka bersalaman lah dengan tamu tadi. Pemuda itu memperkenalkan diri sebagai Haji Andri ,anggota Orari Sumbar  Suami menyambut uluran tangan , sambil mengajak Haji  Andri untuk masuk kedalam rumah .Â
Setelah berbincang bincang ,haji Andri mohon untuk numpang Sholat dalam bahasa daerah:" Lai bulieh ambo numpang Sholat pak ?" Yang mana oleh suami diantar keruang khusus untuk Sholat Karena kami menyediakan kamar untuk Sholat bagi teman teman dan langganan kami bisnis kami Disana sudah bersedia Sajadah dari tikar permadani .
Ternyata khusus datang untuk mengecek.
Sehabis Sholat Haji Andri bercerita,bahwa dirinya mendapatkan masukkan dari beberapa orang teman ,bahwa kami adalah  orang kaya baru yang sombong . Kata teman2 nya :" Tengok saja pagar rumahnya 2 meter dan ada anjing galak "Â
Kesannya kami itu sombong pagar saja tinggi dan ada anjing galak lagi Tetapi sesudah kenal  pak Andri merasa malu hati karena ternyata tidak demikian sifat kami .Dirinya merasa beruntung tidak membatalkan pertemuan ini karena merasa kuatir kalau benar benar orang yang sombong.
Masih menurut  Haji Andri   dirinya sama sekali tidak menyangka kami menyediakan ruangan untuk Sholat  karena kami berdua non Muslim
Dengan jujur pak Andri menceritakan bahwa tujuan awal kedatangan adalah karena  mau mencoba untuk menjajaki saja,apakah benar tamu yang datang hanya diterima dipintu pagar saja ? Tapi disambut baik oleh kami ,padahal dirinya sengaja datang dengan sepeda motor bututÂ
Itulah awal pengenalan kami yang unik, karena dikira sombong  Padahal pagar tinggi adalah untuk pengamanan taman kami yang sarat dengan pot bunga yang mahal.Setelah itu jadi akrablah hubungan persahabatan antara Haji Andri dengan kami sekeluargaÂ
Diajak jalan ke BukittinggiÂ
Suatu waktu ketika bulan puasa kami diajak haji Andri untuk ke Bukit Tinggi . Setiba di Bukittinggi ,waktu menunjukkan jam 12.30 WIB Haji Andri menghentikan mobilnya di Panorama Bukit Tinggi . Mempersilakan kami melihat lihat Panorama  sementara pak Andri ijin mau Sholat Tak lama kemudian Haji Andri kembali dengan membawa 2  bungkus Nasi Padang, Kemudian memberikan kepada kami Kami mengatakan nanti sekembalinya saja kami makan bersama dengan Haji Andri waktu berbuka puasa.
Tapi pak  Andri mengatakan , tidak apa apa bila kami makan ,karena kami bukan Muslim jadi tidak perlu ikut puasa bersama  Katanya  :" Apak jo ibuk kan indak puaso  jadi indak baa makanlah ".Akhirnya kami makan didalam mobil. Sementara pak Andri duduk diluar . Kami salut atas rasa kepeduliannya yang tinggiÂ
Kami pindah ke Jakarta
Ketika Haji Andri bersama putrinya ke Jakarta dia singgah dirumah kami dan menginap bersama putrinya beberapa hari di Bintaro Jaya rumah kami Demikian juga kami kalau ke Padang kami juga nginap dirumah Haji Andri di Tabing. Awal perkenalan yang unik tapi kelak kami menjalin hubungan persahabatan hingga kini.
Kesimpulan:
Berlajar dari pengalaman Haji Andri yang awalnya mendapatkan info dari :"kata orang " kami adalah orang yang sombong menurut omongan orang ,ternyata tidak benar .Karena pak Andri  tidak mau percaya apa " kata orang" dan mengecek sendiri Ternyata sama sekali tidak benar.Â
Hal ini sekaligus  menjadi pelajaran bagi kami agar jangan menilai seseorang dari yang tampak diluar saja. Â
Pelajaran kedua  adalah berbeda suku dan agama bukanlah halangan untuk saling bersahabat .Pak Andri tidak hanya memikirkan dirinya yang berpuasa ,tapi ingat kami berdua tidak puasa.
Seperti peribahasa yang mengatakan:" Jangan menilai isi sebuah buku hanya dengan membaca judulnya saja."Dan bahwa hidup adalah sebuah proses pembelajaran diri tanpa akhir . Lebih dari 40 tahun sudah berlalu tapi hubungan persahabatan kami tidak pernah terputus. Kami berbeda dalam banyak hal tapi kami bersahabat akrab.
24 Desember 2020.
Salam saya,
RoselinaÂ
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H