Akhirnya Menetap di Australia
Prinsip  bahwa kita hidup untuk menjalin hubungan persahabatan  ,bukan mencari permusuhan ,tidak  berakhir walaupun akhirnya perjalanan hidup mengantarkan kami untuk menetap di  Australia. Rencana kami untuk menikmati pensiun di atas tanah yang kami beli di Pasaman hanya tinggal kenangan abadi.Â
Seperti yang kami lakukan disepanjang perjalanan diseluruh Nusantara yaitu toleransi pada semua orang yang kami jumpai sehingga menjadi teman dan sahabat tetap berlangsung Kami menerapkan cara yang sama dengan semua orang di Australia Latar belakang darimana dia berasal, tidak menjadi masalahÂ
Karena itu sahabat kami berasal dari berbagai suku bangsa . Seperti Nico dan isteri dari Singapore  ,Sheilla dan suami asal Irlandia, Fred asal Jerman,Italia,Iran,India dan sebagainya
Bagi saya dan suami  ,darimana mereka berasal dan apa agamanya ,tidak menjadi masalah Yang penting mereka  mau menjadi teman dan sahabat .Dalam berinteraksi dengan mereka kami tidak pernah menanyakan apa agama yang dia anut dan berapa umurnya karena itu dianggap tabu bagi orang disini. Begitu juga hal yang menyangkut masalah politik.
Kami menerapkan prinsip hidup seperti kata peribahasa  yang mengatakan :"Seribu teman masih terlalu sedikit ,sedangkan satu musuh sudah terlalu banyak. " Untuk menerapkan hal ini kami bergaul pada semua lapisan masyarakat tanpa memandang asal usulnya dan kami jadikan teman akrab dan sahabat.
Demikian juga dengan Traver dan isteri Alisson Traver orang Australia sedangkan Alisson asal Inggris  Hingga kini walaupun kami sudah lama tidak bertemu, bila kami mengunjungi putri kami di Wollongong mereka pasti datang menemui kami.Â
Kesimpulan :