Toleransi dalam masalah uangÂ
Disetiap Lokakarya bila ada peserta yang ingin ikut tapi uangnya tidak cukup ,tetap kami kasih kesempatan dengan menambah kekurangan uang dengan uang pribadi Tidak pernah ada yang pulang dengan kecewa ,hanya karena kekurangan biaya .Walaupun nilai nominal tak seberapa tapi bagi mereka yang hidup dalam kekurangan, hal kecil ini sungguh merupakan sebuah kebahagiaan tersendiri bagi mereka. Mereka mengerti bahwa kami datang untuk berbagi dengan cara dan gaya berbeda .
![bandar-aceh-3-5fe0a03dd541df054317ae02.jpg](https://assets.kompasiana.com/items/album/2020/12/21/bandar-aceh-3-5fe0a03dd541df054317ae02.jpg?t=o&v=555)
Dimana kami singgah kami selalu mengadakan pendekatan dengan orang orang setempat sehingga kami  diterima dalam lapisan masyarakat disana tanpa pengecualian Sehingga terbentuklah persahabatan kami dengan penduduk dimana kami singgah Misalnya di Bandar Aceh ,saya hanya menyebut beberapa nama karena tidak mungkin menulis semua nama  Ada .Pak Asrul Adami dan Jasman ,Hesti . Di Medan ,Pak Idham Makmur,Hanafie,Ibu Setiawati dan Fitry.Â
Di Padang Alkaf,Yulianti,Boyke Abdilah,Jambi  Rusdiansyah dan Qulbu ,Palembang Ibu Bidasari ,Bengkulu,Rabiatun dan Lampung Abdul Hamid .Jakarta  Agung,Junaidi ,Bandung SUsi dan Bambang ,Tegal Joni,Olip dan Onni ,Semarang Budi Nur  dan Suremi Jogja,Sunardi dan Rohlan,Mangelang Pak Alit Maryono dan Pak HarryÂ
Purwokerto ada  Sugiarto dan Wawan ,sedangkan di Banjarnegara ada  Pak Toto Sudargo dan mbak Dyah Ambarwati,Solo Gunawan dan bu Ina serta Pak Arif Wijayanto Terus berlanjut ke Surabaya ada pak Sarwono  Oentoro dan  ibu Magdalena.
Di Malang Bu Endang dan Eko Widodo.Bali ,Harjo dan Kumara,dan Anto.Mataram Bu Nurul dan Pak Kol Bambang Winarno.Kupang Bu Anika Oriana Suekh ,di Ende Markus Tunggal dan Arnold ,Maumereh  Gabriel Makasar Dr Haj .Zainab ,Kendari Mbak eka Sanib,Menado Pak Tenne dan Loho ,Banjar Masin Bu Uning Mawar Sini dan haji  Baudin ,Samarinda  Benny King ,Sulaikah
Dan  Balikapan  ada Bu Sri dan Slamet ,Palangkaraya  Bu Tuty Hendrawati  dan suami  Di  Jayapura .Pak Wayan Pranata Pak Carlo  Serra  Max Krey  serta pak Yopy di Biak.
Kesimpulan :
Kita mungkin saja pintar dalam bertutur kata.,Tetapi orang menilai diri kita melalui sikap dan perbuatan  kita. Cukup sekali saja tindakan kita tidak sesuai dengan apa yang kita katakan maka selamanya orang tak akan mempercayai kita .Karena hidup damai dalam keberagaman bukan slogan  ,tapi melalui tindakan nyata . Walaupun kami tidak pernah melakukan hal yang spektakuler, tapi ternyata dengan hanya melakukan hal hal kecil dan tampak sepele dengan penuh cinta  ternyata kami diterima bukan hanya dengan tangan terbuka  ,tapi dengan hati .
Perhatian dan bantuan kecil yang tampak sepele  tapi bila dilakukan dengan setulus hati ternyata mampu menjembatani semua perbedaan. Kami bersyukur telah mendapatkan tempat di hati ribuan orang .
22 Desember 2020.'
Salam saya,'
Roselina