Ketika berlibur di Pilipina
Manila adalah ibu kota Pilipina dimana kami berlibur bersama anak anak Dan karena untuk pertama kali berkunjung  ,maka kami memutuskan ikut rombongan tur. Sempat mencoba naik arum jeram disana.
Untuk pertama kalinya saya merasakan sangat ngeri melaju disela sela batuan besar di sungai yang airnya sangat deras. Rasanya  kuatir sekali tapi syukurlah tidak terjadi sesuatu seperti yang saya kuatirkan ,karena  perahu berada dibawah kendali  orang orang yang sudah terlatih .
Masih ingat kami dibawa berkunjung ke "kota orang mati" yang persis seperti sebuah kota,lengkap dengan perumahan, tapi sesungguhnya semuanya adalah kuburan .Saya sudah tidak lagi menyimpan foto selama di Philipina karena sudah berlalu 40 tahun laluÂ
Badai KehidupanÂ
Yang namanya perjalanan hidup tidak selalu berada di jalan yang mulus. Bahkan bila kurang hati hati kita akan tergelincir dan terluka  Kami sudah mengalaminya.Â
Pada tahun 1985 kami ditipu oleh mitra dagang kami di Singapore  yakni Mr Dhilip . Padahal sudah kenal baik seperti saudara sendiri. Kami sudah saling berkunjung. Malahan karena menghargai hubungan baik..setiap kali berkunjung ke Padang kami sediakan kamar di hotel berbintang.
Tapi siapa nyangka mau menipu . Jumlahnya sangat fantastis menurut ukuran kami,yakni  senilai 65 ton pinang kwaliti no 1 .Pinang yang kami export ternyata LCnya sudah expired  dated  karena kapal naik dock. Hasil kerja keras bertahun tahun lenyap seketikaÂ
Suami ditangkap  tuduhan Gambir palsuÂ
Belum lagi bangkit dari badai kehidupan  sudah disusul lagi badai lainnya Dimana polisi menangkap suami dan beberapa pedagang gambir di Padang dengan tuduhan gambir palsu. Suami dibawa ditengah malam dan saya sebagai seorang isteri tidak tahu suami mau dibawa kemana ?Â
Belakangan baru tahu suami  dibawa ke Polres 50 Koto di Payahkumbuh ditengah malam dan jadi orang tahanan selama hampir 2 minggu .Walaupun akhirnya dinyatakan bebas murni ,tapi suami sudah sangat terpukul.