Paul dan Elaine (Malaysia) dan Magaret (drg dari Kucing Malaysia) (dok pribadi)
Berbagi  kisah di Australia.
Pertama tama kami tinggal bersama putri kami Irvianty Di Townsville Queensland . Kemudian pindah ke Wollonggong.Â
Disini kami mendapatkan kesempatan  mengikuti kursus Bahasa Inggeris secara  gratis .Lokasinya berada  di WEA  Worker Education Association  selama 1 tahun .
 Kursus ini diselenggarakan setiap Senin sampai Jumat. Kesempatan belajar ini tentu saja kami manfaatkan dengan sebaik baiknya agar setidaknya kami bisa bergaul dan berinteraksi dengan warga lokal disini. Disamping itu.sekaligus merupakan kesempatan untuk menjalin hubungan persahabatan  .Kami baru tahu bahwa banyak "bule" yang tidak bisa berbahasa Inggris. Sehingga kami bergabung dalam satu kelas .Sangat menyenangkan sekali dapat kesempatan untuk menjalin hubungan persahabatan dengan berbagai suku bangsa, yang sama sama ikut kursus bahasa Inggris ini
Sudah Berusia 65 TahunÂ
Kemudian karena usia kami sudah 65 tahun maka tidak diizinkan lagi ikut les,demi memberi kesempatan kepada orang lain yang juga mau belajar.Â
Tentu saja ada rasa sedih  karena kami sudah punya banyak teman dikelas ini yang  berasal dari berbagai suku bangsa yang berbaur .Dari Italy,Jerman ,Rusia Prancis,Korea ,China  Jepang  Pakistan ,Turkey  India dan lain lainnya..Tapi sudah aturannya begitu ya mau apalagi selain mematuhi
Acara makan sebelum libur Natal di Dapto bersama teman teman les Inggeris(dok pribadi)
Karena masih ingin terus belajar.maka kami  mengikuti khursus bahasa Inggeris yang diadakan gereja setempat, misalnya di Dapto,Ferry Meadows.Disini kami banyak mendapat teman teman dari berbagai suku bangsa seperti Itali ,German dan Korea.
Teman teman  dari Warillah juga banyak .
Tak luput teman teman dari Indonesia yang tinggal di daerah NSW berkenalan dengan kami mas Dudy presiden PPIA pada waktu itu dan teman teman,Mas Safril Insinyur pertanian tapi bekerja menjadi Chef  di Novotel .
Kesimpulan :
Menjalin hubungan persahabatan dengan berbagai suku bangsa sungguh merupakan sebuah kebahagiaan tersendiri bagi kami berdua  Ternyata persahabatan itu sangat indah. Tidak masalah  beda bangsa beda budaya dan beda agama ,asal sama sama mau membuka hati untuk menerima berbagai perbedaan .
Apalagi dengan menulis di Kompasiana ternyata  tidak hanya merupakan kesempatan emas untuk belajar  tapi sekaligus membuat kita bisa dikenal banyak orang  ,termasuk sesama orang Indonesia yang domisili di luar negeri  .Karena  banyak yang menjadi Silent Reader
Dan berbagai pengalaman  hidup dapat diabadikan dalam tulisan kita .Kita tidak mungkin bisa berbagi materi setiap saat karena keterbatasan  ,tapi dapat berbagi kisah hidup melalui tulisan kita,yang mungkin bermanfaat bagi orang lain.Â
8 Desember 2020.
Salam saya,
Roselina.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H