Mohon tunggu...
Roselina Tjiptadinata
Roselina Tjiptadinata Mohon Tunggu... Perencana Keuangan - Bendahara Yayasan Waskita Reiki Pusat Penyembuhan Alami

ikip Padang lahir di Solok,Sumatera Barat 18 Juli 1943

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Persahabatan yang Tulus Tak Lapuk Dimakan Waktu (Seri 9)

30 November 2020   04:53 Diperbarui: 30 November 2020   05:00 303
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bersama teman teman Mataram (dok pribadi)

Kini kita sampai ke Bali dan Lombok

Salah satu daerah yang paling sering kami kunjungi di luar pulau Jawa adalah pulau Bali Karena itu tidak mengherankan bila kami punya banyak teman disini

Puluhan tahun lalu kami berkunjung ke Bali dengan kendaraan pribadi yang disopiri suami. Tapi kini walaupun suami merasa masih sanggup mengemudi ,saya sarankan agar kami memanfaatkan jasa penerbangan. Karena saya tidak tega menyaksikan suami mengemudi sepanjang hari . Syukurlah setelah bicara dari hati ke hati ,suami setuju untuk tidak lagi mengemudi jarak jauh.

Orang yang  pertama kami kenal di Denpasar adalah  Pemilik Restoran Bubur King serta putranya Harjo Karena menurut kami bubur disini yang paling enak  maka setiap kali berkunjung  kami tetap menikmati makanan di Restoran Bubur King .Sejak saat itu kami semakin akrab 

Bahkan kelak setiap kali makan bubur tidak mau dibayar,sehingga  kami segan saja kesana  Nggak enak hati jadinya,makan gratis terus. Pernah suatu waktu kami singgah ke Denpasar tanpa memberitahukan  Malamnya singgah makan bubur. Dan setelah selesai makan dan mau.membayar ternyata Kasir tidak berani terima uang kami,karena ada pesan dari Bossnya,kapan saja kami datang makan,uang kami tidak boleh diterima. 

Bahkan kami dihadiahkan sebuah lukisan . Hingga saat ini ,saya masih menyimpan lukisan diri yang dihadiahkan pada waktu ulang tahun suami.

Lama tidak berkunjung 

Sudah lama sekali kami tidak ke Sana jadi tidak ketemu dengan mereka.Namun hubungan persahabatan tidak terputus. 

Begitu juga dengan Anto berserta keluarga, sejak mereka pindah ,kami tidak pernah ketemu lagi .Tapi minimal via WA kami masih kontak.Begitu juga mas Kumara pengusaha roti 

Sementara itu  kami kenal dengan Pak Ray.GM hotel Encore di Siminyak Bali ,sejak masih  bertugas di Jakarta Pada tahun 2015 kami merayakan  Anniversary 50 tahun pernikahan  pada 2 Januari di Hotel Jayakarta. Yang pada waktu itu. dibawa Pimpinan pak Ray . Begitu sibuk sekali membantu persiapan acara disana Bahkan  isteri dan kedua putra  Pak Ray ikut membantu persiapan souenir untuk tamu yang hadir.Rasanya kami bagaikan satu keluarga. Padahal pak Ray sekeluarga asli Bali dan beragama Hindu.

Bahkan setiap  kami ke Bali dan nginap di Encore pasti gratis,termasuk sarapan paginya.Betapapun sibuknya,selalu menyempatkan untuk bertemu .Padahal kami berdua bukan siapa siapa.

Bersama Agung Soni di Bali (dok pribadi)
Bersama Agung Soni di Bali (dok pribadi)
Bertemu mas Agung Soni.

Temu dengan Agung Soni kompasianer Bali  Ketika  kami mengunjugi Bali dalam acara pernikahan anak ponakan suami .Berjumpa dengan Agung Soni di Marriot Hotel Nusa Dua.

Bersama teman teman Mataram (dok pribadi)
Bersama teman teman Mataram (dok pribadi)
Mataram :

Kalau di Mataram ada ibu Nurul dan suami Mas Bambang Suko Winarno serta adik adik beliau .Bila kami ke Mataram kami nginap di Hotel Lombok Banyak teman dari Mataram yang membuat kami sering singgah . 

Arief si penjual roti keliling dengan sepeda sekarang sudah jadi boss . Pabrik Rotinya mempekerjakan 30 orang pegawai dan 3 mobil untuk mengantar roti.Setiap kali kami ke Mataram dijempur Arif dan dibayarkan hotel tempat kami nginap. Padahal sama sekali tidak ada hubungan kekeluargaan dan steril dari urusan bisnis .

Berfoto dengan teman teman Mataram Bu Nurul nomor 2 dr kanan(dok pribadi)
Berfoto dengan teman teman Mataram Bu Nurul nomor 2 dr kanan(dok pribadi)
mataram-jpg-5fbfa6308ede48075b02c6f2.jpg
mataram-jpg-5fbfa6308ede48075b02c6f2.jpg

Arief penjual roti keliling dengan sepeda kini jadi Boss pabrik roti di Mataram (dok pribadi)
Arief penjual roti keliling dengan sepeda kini jadi Boss pabrik roti di Mataram (dok pribadi)

Kesimpulan :

Selama berkunjung dari satu kota ke kota lainnya  maka banyak pelajaran berharga yang kami peroleh .Sambil mengajarkan tekhnik terapi diri, kami sekaligus mempelajari banyak hal tentang pernak pernik kehidupan.

Tentang ketulusan hati yang mampu merobohkan dinding pembatas,karena berbagai perbedaan.  Setiap hari merupakan hari penuh berkat bagi saya dan suami  . Jauh dari tumpukan dollar,tapi sarat kasih sayang dari para sahabat kami. 

Untuk menjalin hubungan persahabatan   yang  tulus tidak memandang siapa sebagai teman tapi bagaimana bisa berteman dengan baik sesuai dengan hati nurani kita. Bukan masalah dapat nginap dan makan gratis,melainkan diterima dengan begitu tulus, sungguh menghadirkan rasa syukur yang mendalam bagi kami berdua 

30 Nopember 2020.

Salam saya,

Roselina.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun