Mohon tunggu...
Roselina Tjiptadinata
Roselina Tjiptadinata Mohon Tunggu... Perencana Keuangan - Bendahara Yayasan Waskita Reiki Pusat Penyembuhan Alami

ikip Padang lahir di Solok,Sumatera Barat 18 Juli 1943

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Persahabatan yang Tulus Tak Lapuk Dimakan Waktu (Seri 2)

17 November 2020   05:16 Diperbarui: 17 November 2020   07:56 284
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mengenai Kota Medan

Setelah mengujungi sahabat sahabat di Aceh kini dilanjutkan dengan mengunjungi sahabat di Medan. Walaupun sesungguhnya kami pernah menumpang  tinggal di jl.Gandhi nr.39 F pada tahun 1965 ,tapi itu hanya tinggal kenangan . Karena generasi muda sama sekali tidak mengenal kami. 

Maka kisah  yang ditulis saat ini adalah kisah persahabatan yang berlangsung sejak 20 tahun lalu . Ada pak  Tengku Ildham Makmur  dan putrinya Lia ,Hanafi Kepala Sekolah SMP Binjai ,Ibu Setiawati dan putrinya Fitry.

Dan kemudian daftar para sahabat kami terus bertambah dengan sahabat Kompasianers Gunawan ,Rahmat Agus Koto dan Venuzganesar dan selanjutnya .

berfoto demham ibu Setiawati dan pak Tengku Ildham Makmur Paling kanan (dok pribadi)
berfoto demham ibu Setiawati dan pak Tengku Ildham Makmur Paling kanan (dok pribadi)
Pak Tengku Ildham Makmur ini putera dari keturunan Sultan  di Medan.Orangnya supel tidak sombong dan mau menyemput kami setiap kali kami tiba .Mulanya  pak Tengku membaca buku Aplikasi Reiki penyembuhan diri sendiri dan orang lain  Kemudian menelepon suami untuk mengajak suami membuka cabang Medan  Padahal kami belum pernah bertemu.

Tapi ada keyakinan dalam diri kami bahwa sosok pak Makmur ini dapat dipercayai  Malahan suami minta saya tranfer dana untuk persiapan lokakarya di  Medan..Pak Makmur sangat terharu karena begitu besar kepercayaan kami terhadap dirinya .

Belum kenal ,tapi sudah berani mempercayai sejumlah uang kepadanya  .Dan suami menjawab dengan santai bahwa dalam hidup ini apapun yang kita lakukan pasti mengandung resiko. 

Waktu kami sampai di Polonia  Medan dijemput Pak Makmur bersama ibu Setiawati . Pertama kali bertemu tapi serasa kami sudah lama saling kenal. Mungkin karena hati kami sudah lebih dulu bertaut  ,sebelum bertemu secara fisik.

Pak Tengku Ildham Makmur bersama Hanafi berfoto dengan mobil yang baru dibeli Hanafi(dok pribadi)
Pak Tengku Ildham Makmur bersama Hanafi berfoto dengan mobil yang baru dibeli Hanafi(dok pribadi)
Uniknya Sebuah persahabatan 

Kami bertiga berbeda dalam banyak hal. Baik suku,maupun latar belakang sosial , termasuk berbeda agama. Pak Makmur dan Hanafi adalah seorang Muslim yang taat dan bu Setiawati adalah aktivis dalam komunitas agama Buddha. Kami berdua Katolik, tapi kami bisa menjalin hubungan persahabatan yang akrab ,bagaikan hubungan kekeluargaan 

Saat pertama acara sosial terapi penyembuhan di gedung wanita TVRI Medan ,bu Setiawati mengajak Komunitas wanita Budha datang membantu,tanpa mendapatkan imbalan apapun.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun