Persahabatan dengan orang Aceh
Pertama tama kami memang tak pernah menyangka bahwa orang Aceh itu ramah dan bersahabat . Karena kami selalu disarankan oleh teman teman ,agar  jangan ke Aceh, karena saya dan suami  beda Etnis dan beda Agama.
Maksud teman teman semuanya baik ,yakni agar kami berdua jangan sampai mengalami hal yang tidak mengenakan,bahkan mungkin dapat menbahayakan diri kami. Tapi kami tetap konsisten pada tekad untuk memenuhi impian kami yakni bersahabat dengan semua orang dari Sabang hingga Merauke.
Ternyata setelah kami berkunjung  di Aceh sambutan orang Aceh sangat ramah dan bersahabat. Bahkan kami didampingi saat berkunjung ke titik nol Indonesia di Sabang.
Begitu akrabnya orang Aceh tanpa ragu ragu mengundang kami makan dikampung mereka untuk menyatakan welcome pada kami.Semua sanak famili dan teman teman dekat berkenalan dengan kami.Jasman putera Janto meemperkenalkan kami dengan semua familinya Padahal ada 2 perbedaan mendasar yakni beda suku dan agama.Â
Awalnya kami berkenalan dengan pak  Asrul Adami  ,yang mengajak kami untuk singgah di Aceh Pak Asrul adalah Staff di hotel Paradiso di Aceh. Tentu saja undangan ini kami sambut dengan senang hati.Â
Disini kami mulai menjalin hubungan persahabatan dengan warga setempat dalam kesempatan mengadakan acara terapi penyembuhan. Untuk menghadirkan rasa nyaman bagi puluhan orang yang hadir ,maka kami minta pak Haji yang memimpin doa sewaktu acara penyembuhan Â
Sejak saat itu kami sering bolak balik ke Aceh dan bersyukur kami berdua tidak pernah mendapatkan perlakuan seperti yang dikuatirkan teman teman. Kami makan bersama ,bercanda dan bahkan merayakan ulang tahun diantara teman teman kami di Aceh.
Hubungan baik tak lapuk dimakan waktu
Hingga saat ini,walaupun kami sudah lama tidak bertemu ,tapi hubungan persahabatan kami tidak pernah terputus.Â
Untuk menjalin hubungan persahabatan, tidak perlu satu suku atau satu agama,yang terpenting kita saling menghormati dan menghargai Bersahabat dengan tulus tanpa menyimpan maksud maksud tertentu Yakni tidak ada udang dibalik batu  .
Kami berdua sudah puluhan kali membuktikan ,bahwa perbedaan bukanlah kutukan , melainkan sebuah berkat bagi kita semua, asal saja mampu memaknai dengan setulus hati.
16 Nopember 2020
Salam saya,
Roselina
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H