Mohon tunggu...
Roselina Tjiptadinata
Roselina Tjiptadinata Mohon Tunggu... Perencana Keuangan - Bendahara Yayasan Waskita Reiki Pusat Penyembuhan Alami

ikip Padang lahir di Solok,Sumatera Barat 18 Juli 1943

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Berbagi Kisah Perjalanan Hidup (Seri 15)

6 Oktober 2020   05:09 Diperbarui: 6 Oktober 2020   05:21 302
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kota pelabuhan Iskandariyah(dok pribadi)

Berlibur di Negeri Firaun

Setelah sepanjang tahun kami secara non stop melakukan perjalanan keliling Nusantara ,secara tanpa jedah , maka pada tahun 2011  kami meluangkan waktu untuk berlibur . 

Kali ini kami ikut tur yang dikelola oleh Trafalgar Tour,   mengunjungi negeri Mesir yang berada di Benua Afrika   Yang menjadi terkenal sejak zaman   Firaun yang terkenal sejak  dahulu.

Impian yang jadi nyata

Sesungguhnya sudah sejak lama kami menyimpan impian untuk mengujungi negeri Firaun ini 

Kami berlajar dengan kapal pesiar menelusuri sungai Nill.Sungai yang terpajang di dunia   yang panjangnya 6,375 km    Muhammad  yang menjadi Tour Leader ,sangat  ramah dan santun, menemani  perjalanan kami ,yang memberikan penjelasan bahwa  Sungai Nill ini berasal dari pegunungan Kilimanjaro di Afrika Timur.Sungai ini menjadi sumber kehidupan bagi 4 negera yang merupakan bagian dari benua Afrika.yaitu Mesir,Uganda,Sudan dan Ethiopia Selain daerah yang dilalui sungai Nill ini merupakan daerah tandus.

Kapal pesiar menelesuri sungai Nil )dok pribadi)
Kapal pesiar menelesuri sungai Nil )dok pribadi)
Mengunjungi kota Alexandria 

Kami juga menuju kota Alexandria yang merupakan kota kedua terbesar di Mesir dan adalah kota pelabuhan laut utama Mesir dengan nama lainnya Iskandariyah.Kota Alexandria ini salah satu kota peradapan kuno di Mesir.

Di Cairo kami menginap dihotel Ramses II Kami berintung mendapatkan kamar yang strategis Dengan hanya membuka jendela hotel langsung dapat  menyaksikan  Piramida yang berdiri megah.Sungguh suatu kebahagiaan yang tersendri untuk kami  Sudah lama sekali berniat mengunjungi Piramid di Mesir kini kesampaian 

Keesokan harinya kami mengunjungi Piramida Ketika bus yang ditumpangi sampai kami turun dari bus  Ketika saya bertanya dimana toilet ,bukan hanya ditunjukan lokasinya ,tapi langsung  dikawal oleh sekuriti yang ikut bersama rombongan. 

Kata Muhammad situasi keamanan tidak mengizinkan wisatawan berjalan sendirian  karena baru saja terjadi serangan terhadap para wisatawan yang menewaskan banyak orang .Karena itu wisatawan harus ekstra hati hati karena sering terjadi teroris mengadakan penyerangan tiba tiba .Ternyata kami mengunjungi Mesir diwaktu yang tidak tepat 

Setelah puas mengelilingi Piramid dan memasukinya kamipun kembali kehotel .Ketika kami diam diam menyelinap ingin keluar jalan jalan disekitar hotel ,tiba tiba seorang  sekuriti menyusul dengan berlari Kami dinasihati jangan kemana mana karena dalam waktu 2 menit bisa hilang Tentu saja kami tidak mau mengambil.resiko dan  kembali kekamar dan tidur saja seperti tahanan rumah.Saya pikir demi keselamatan kami juga.

Berfoto didepan Piramid Mesir (dok pribadi)
Berfoto didepan Piramid Mesir (dok pribadi)
Menyusuri  Zaman kejayaan Firaun

Lukisan diatas Papirus (dok pribadi)
Lukisan diatas Papirus (dok pribadi)
Zaman Firaun ini lukisan diatas kertas Papirus sangat terkenal karena kertas tersebut terbuat dari semacam tanaman yang mempunyai nilai seni yang tinggi.Kertas Papirus dikenal sampai kepelosok Timur Tengah  Perhatian bangsa Romawi terhadap kertas ini  menyebar keseluruh Eropa .

Lukisan yang ada diatas Papirus ini hanya ada di negeri Firaun yaitu Mesir.Sehingga para  turis membawa oleh oleh dari Mesir kebanyakan Lukisan diatas kertas papirus ini. 

Dan tentu saja saya tidak mau ketinggalan memborong lusinan lukisan ini .Saya katakan pada suami  lukisan ini untuk dijadikan oleh oleh bagi teman2 Dan suami cuma manggut manggut sambil tersenyum 

Kesimpulan :

Setelah  kisah perjalanan hidup kami yang sarat dengan penderitaan selama bertahun tahun  dan kini bisa menikmati  satu demi satu impian kami menjelma menjadi kenyataan  sungguh menghadirkan rasa syukur yang luar biasa 

Saya terharu menyaksikan suami membasuh wajahnya dengan air sungai Nil  Lalu kami bersyukur sambil bergandengan tangan . Sesuatu yang secara logika mustahil kami capai tetapi setelah kerja keras belahan tahun, Tuhan membukakan jalan bagi kami 

6 Oktober 2020

Salam saya,

Roselina

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun