Mohon tunggu...
Roselina Tjiptadinata
Roselina Tjiptadinata Mohon Tunggu... Perencana Keuangan - Bendahara Yayasan Waskita Reiki Pusat Penyembuhan Alami

ikip Padang lahir di Solok,Sumatera Barat 18 Juli 1943

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Suka Duka Tinggal di Negeri Orang (Bag. 1)

1 Juli 2020   04:00 Diperbarui: 1 Juli 2020   04:31 545
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
foto: ketika mengikuti kursus bahasa Inggris di IMS dokpri

Mengenai Perbedaan Bahasa

Pertama kali kami sampai di Austrralia kami agak bingung karena persoalan bahasa Disini semua orang berbahasa Inggris dengan gaya  berbeda dengan yang di pelajari di sekolah . Apalagi dengan pemahaman bahasa Inggris kami yang minum,maka bingung menangkap apa yang dimaksudkan.Bahkan konon  tidak jarang  orang Inggris atau Amerikapun bingung mendengar Alden  bahasa Inggris orang Australia ,apalagi kami

Tapi syukurlah ada solusinya  yaitu semua orang yang sudah menjadi penduduk Australia , boleh ikut berlajar bahasa Inggris secara gratis di WEA -Worker Educational Association  Disini dibuka kelas 1 dan 2 untuk semua orang tergantung tingkat kemampuan masing masing  Bagi yang sudah memahami bahasa Inggris dengan lebih baik,  boleh duduk dikelas 2, tapi kalau masih belum dikelas 1 saja. 

Pertama sekali setiap peserta kursus  diminta kedepan kelas untuk memperkenalkan nama serta negeri asal dengan sedikit pengetahuan tentang negeri masing-masing.

Di sini kami berbaur dengan  beragam suku bangsa Ada yang berasal dari China, Singapore, Malaysia, Vietnam, Korea, Jepang, India, Bangladesh, Italia, Rusia, Spanyol dan banyak lagi dari Afrika dan negara Eropa. 

Mereka kebanyakan hanya bisa berbahasa Inggeris sedikit ,tidak banyak bedanya dengan saya Bahkan banyak yang bisa conversation tapi tidak tahu cara menuliskan kata kata tersebut Bertemu dan bergaul dengan begitu banyak teman dari berbagai negara ,sungguh merupakan sebuah kebahagiaan ,yang belum pernah kami alami sebelumnya.

Setiap hari menjadi hari yang penuh kegembiraan bagi kami berdua ,karena mendapatkan kesempatan untuk  bergaul secara lintas suku bangsa dan lintas usia . Dari mulai yang masih muda,hingga seusia kami ,semuanya menjadi terman satu kelas  Acara Natal dan Tahun Baru diadakan dengan membawa masing masing makanan ala kadarnya dan dibagikan keseluruh hadirin.

Sayangnya ketika usia kami mencapai 65 tahun ,sudah tidak lagi diizinkan untuk melanjutkan ikut kursus ini,demi memberikan kesempatan kepada para pendatang lainnya 

dokpri
dokpri
Keluar dari  WEA bergabung  di I.M.S ( Ilawarra Multicultural Service )

Karena di WEA kami sudah tidak lagi dapat melanjutkan belajar bahasa Inggris, maka kami bergabung dalam kursus bahasa Inggeris di I.M. S .Disini juga boleh berlajar bahasa inggeris secara gratis ,tanpa ada batasan usia.  Bedanya ,disini semua peserta kursus dijadikan satu kelas . Yang mengajar adalah seorang Wanita asal Philipina bernama Diana .

Setiap jam 10.00 ada waktu Morning Tea ,yakni seluruh peserta kursus ,diberikan waktu istirahat selama setengah jam Disediakan snack dan kopi gratis ,maka kita diharapkan menyumbang satu atau dua dolar dimana uang tersebut setiap tahun digunakan untuk membawa siswa berkreasi .

Kami diajak ke danau Illawara dengan bus dan singgah di Opps Shop.yakni  Secondhand  shop dimana barang barang bekas masih layak pakai dan masih dalam kondisi bagus , dijual disana dengan harga murah meriah. Piring mangkuk poslen hanya dengan 20 sen satu,pakaian bekas gaun 1 dolar dan pakaian anak anak 50 sen satu set 

Masih ada lagi tempat kursus lainnya

Bila masih ingin terus belajar ,masih ada lagi organisasi sosial dari gereja Kristen yang menyelenggarakan kursus bahasa Inggris. Siapa saja boleh bergabung  dan  disini juga  diadakan pelajaran inggris secara gratis  dan tidak ada pemisahan kelas,melainkan semua berada dalam satu ruangan.

Di sini  sumbangan untuk Morning Tea  bukan untuk  panitia melainkan untuk acara Natal dimana siswa diundang makan di restoran  secara gratis dengan uang iuran  tersebut , serta memberi sedikit oleh oleh buat siswa yang dianggap sudah memenuhi syarat dalam berbahasa Inggris.

Kesimpulan 

Seperti kata peribahasa :"Dimana bumi dipijak ,disana langit dijunjung" maka untuk dapat menerapkannya tentu harus dimulai dengan mempejarai bahasa di negeri dimana kita akan tinggal. Setidaknya cukup untuk dapat saling berkomunikasi dengan warga lokal dan berinteraksi sehari harian dengan tetangga.

Beruntung pemerintah setempat telah memfasilitasi  kesempatan untuk belajar bahasa  ,sehingga kami sibuk harus kesana kemari mencari tempat kursus. Dalam kesempatan belajar ini,sekaligus kami manfaatkan untuk saling memahami karakter dari berbagai suku bangsa di dunia 

Dan tak kurang pentingnya ,kami semakin memahami bahwa perbedaan suku bangsa ,budaya dan agama ,serta beda bahasa ,bukanlah halangan untuk menjalin persahabatan.

1 Juli 2020.

Salam saya,

Roselina

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun