ilustrasi : Herald SunÂ
Harus berani mengatakan tidakÂ
Sebagai orang Indonesia ,salah satu hal yang paling sulit bagi kita adalah menolak bila ada yang minta tolong sesuatu pada kita. Rasanya tidak tega kita mengatakan :'tidak bisa",apalagi bila yang minta tolong adalah teman atau orang yang masih ada hubungan kekeluargaan dengan kita.
Misalnya ,kalau kita mau keluar negeri,maka sering kali teman atau saudara titip untuk membelikan sesuatu yang tidak ada di Indonesia atau mahal sekali. Maka tanpa berpikir panjang,langsung kita terima  Padahal , kita tidak tahu dimana pesanan barang tersebut bisa dibeli,apalagi bila untuk pertama kalinya kita keluar negeri. Seharusnya, kita harus berpikir dulu karena diluar negeri kalau mau beli sesuatu tidak seperti di Indonesia,bisa dimana saja ada yang jual Karena itu seharusnya  kita pikirkan dimana kita tinggal dan apakah didaerah tersebut ada yang menjual atau tidak. Tapi karena sudah menjadi sifat orang Indonesia pada umumnya,yakni :"tidak tegaan",maka apapun yang dipesan teman,langsung diiyakan
Maka resikonya setiba ditempat tujuan ,  bukannya menikmati waktu untuk jalan jalan,tapi  mungkin  kita harus naik taxi untuk pergi membeli barang tersebut Mendingan kalau memang ketemu barang yang mau dibeli, kalau  tidak kita harus mencari kemana mana Hal ini  yang menyebabkan waktu kita tersita untuk itu.
Dan kalau sudah dibeli dan dibawa pulang ,apakah kita tega menambahkan ongkos taksi bolak balik untuk menemukan barang tersebut ?  Dan bila ternyata barang tidak sesuai dengan yang diingini  si pemesan bagaimana?  Terpaksa kita saja yang mengambil barang tersebut yang sebetulnya kita tidak butuhkan. ..Jadi resiko menerima pesanan,sungguh sangat tinggi.Â
Ada kejadisn pada putri kami dia punya teman dekat ,ketika putri  kami mau ke Indonesia dia dititip teman tersebut buat beli koper dua buah yang harganya kalau dibandingkan dengan di Indonesia  jauh murah dari di Australia. Putri  kami membeli dua buah koper ternyata sampai di Australia satu koper retak .Dan temannya yang memesan,tentu tidak mau menerima koper yang sudah retak, maka  terpaksa putri  kami mengembalikan uang titipannya secara utuh dan koper yang retak,karena tidak dapat digunakan,akhirnya dibuang ketempat sampah. Putri kami harus mengeluarkan uang untuk sesuatu yang sesungguhnya bisa dihindari bila ia tidak menerima pesanan temannya.Â
Titipan Barang
Lain lagi ceritanya,kalau kita berpergian keluar negeri dan kita  akan kembali ke Indonesia ada yang datang minta tolong dibawain oleh oleh buat keluarganya di Indonesia,kita sebaiknya menolak dengan halus karena resiko .Bila ternyata barang titipan adalah barang terlarang maka kita yang kena denda ,bahkan bisa saja masuk penjara,bila yang dititip adalah obat obatan terlarang. Umpamanya dia memasukkan heroin dalam titipan tersebut maka kitalah yang harus bertanggung jawab terhadap barang tersebut. Atau boleh jadi yang dititipkan adalah obat untuk keluarganya di Indonesia, tapi obat obatan yang termasuk daftar terlarang,harus ada Surat Keterangan Dokter.Tanpa surat keterangan dari dokter,siapapun yang membawa,akan ditahan  Jadi sebaiknya kita jangan menerima titipan apapun biarlah dia berkecil hati tidak masaalah dari pada resiko nantinya.
Kalaupun tidak sampai ditahan,minimal ketika kita dibawa ke kantor imigrasi untuk diperiksa,bayangkan bagaimana perasaan kita? Bahkan bisa jadi akibat pemeriksaan berlangsung lama, perjalanan kita  menjadi tertunda Â
Kesimpulan