Mohon tunggu...
Roselina Tjiptadinata
Roselina Tjiptadinata Mohon Tunggu... Perencana Keuangan - Bendahara Yayasan Waskita Reiki Pusat Penyembuhan Alami

ikip Padang lahir di Solok,Sumatera Barat 18 Juli 1943

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Tak Ada Orang yang Sempurna

30 April 2020   04:00 Diperbarui: 30 April 2020   04:33 332
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi: dreamstimes.com

Karena itu hindarilah saling menuntut dalam hidup berkeluarga

Semua orang sudah tahu dan memahami,bahwa di dunia ini ,tak ada seorangpun yang sempurna,kecuali Tuhan. Betapapun baiknya seseorang,pasti akan ada kekurangan pada dirinya. Karena itu,kita selalu diingatkan,agar daripada menunjuk kesalahan atau kekurangan yang ada pada diri orang lain,alangkah eloknya,kita manfaatkan waktu,untuk membenahi diri sendiri. 

Kalau kita sudah setuju ,bahwa dalam  hidup tidak ada yang sempurna ,maka kita akan mampu bersikap menerima kekurangan yang ada pada diri orang lain. Hal inilah yang perlu mendasari  dalam hidup berkeluarga. 

Saling mengingatkan,berbeda dengan saling menuntut

Oleh karena itu kalau kita berkeluarga ,penting untuk saling mengingatkan supaya satu sama lainnya bisa tetap berjalan lancar tidak saling menuntut yang akan menyebabkan keluarga berantakan.Kalau saling menuntut maka salah seorang  akan merasa dipersalahkan dalam hal tersebut ,yang mengakibatkan situasi tidak enak. Tapi bila saling mengingatkan maka kita sadar apa yang kita lakukan itu salah dan memperbaikinya.

Tak ada orang yang sempurna didunia ini,karena betapapun sudah sangat berhati hati dalam mengerjakan sesuatu ,pasiti  ada saja yang salah Memang begitulah kehidupan manusia,karena itu kita dituntut untuk mau terus belajar memperbaiki kekurangan diri.Saling mengingatkan ,dapat diibaratkan  ketika  naik mobil  bersama pasangan ,yang tidak melihat rambu rambu tanda lalu lintas,maka  kita mengingatkan supaya berhati hati .Atau  ketika ada mobil yang datang tiba tiba, kita mengingatkan,untuk menghindari terjadinya kecelakaan 

Sebaliknya,bila kita sedang berada di tempat sepi atau rawan,maka suami akan mengingatkan,agar kita mengunci pintu kendaraan dari dalam atau kalau kaca jendela kendaraan yang terbuka agar ditutup segera.Untuk menghindari hal hal tak diinginkan Jadi mengingatkan itu sangat bermanfaat ,agar dapat saling menjaga keselamatan bersama. Analogi inilah yang perlu diterapkan dalam kehidupan dibidang lainnya

Bila kita selalu menuntut 

Sebaliknya bila kehidupan berumah tangga diawali dengan mulai menuntut ,bahwa pasangan kita harus begini dan begitu.mulai dari hal hal kecil.Seperti  kalau suami menuntut :" Mana handuk? Saya mau mandi atau mana sabun belum juga diletakan dikamar mandi ? Dan seterusnya.Karena isteri merasa selalu dituntut oleh suami,maka secara sadar atau tidak istri akan mulai juga menuntut suami .

Mungkin  menuntut uang belanja yang terlalu kecil,menuntut agar suami harus memenuhi kebutuhannya untuk beli pakaian baru dan seterusnya.Akibatnya,bila saling tuntut menuntut ini terus berlanjut,maka sudah dapat diramalkan,bahwa kehidupan berkeluarga akan jauh dari harmonis

Kesimpulan

Sesungguhnya untuk saling mengingatkan tidaklah sulit Hanya membutuhkan kata :"Sayang,boleh tolong ambilkan handuk ? Atau boleh tolong ambilkan sabun? Begitu juga sebaliknya,bagi seorang istri,cukup dengan kalimat sederhana:" Sayang,kapan ada kelapangan,saya butuh uang untuk beli pakaian ya" atau "Sejak memasuki bulan puasa ini harga barang kebutuhan pokok naik semua, kalau boleh uang belanja di tambah ya "Hanya kalimat sangat sederhana,tapi memiliki kekuatan dahsyat,yang dapat menjadikan hubungan antara suami isteri semakin harmonis. Hidup itu sesunguhnya  sangat sederhana,mengapa kita mempersulitnya?

30 April 2020.

Salam saya,

Roselina

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun