Mohon tunggu...
Roselina Tjiptadinata
Roselina Tjiptadinata Mohon Tunggu... Perencana Keuangan - Bendahara Yayasan Waskita Reiki Pusat Penyembuhan Alami

ikip Padang lahir di Solok,Sumatera Barat 18 Juli 1943

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Sukses? Janganlah Takabur

27 April 2020   04:42 Diperbarui: 27 April 2020   04:42 554
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi:https://findanswers4life.files.wordpress.com

Pelajaran hidup tak pernah basi

Sudah tidak terhitung banyaknya kata kata bijak yang kita baca dan didengar,bahkan mungkin juga sudah sering diucapkan,tapi sayang sekali hanya sebatas ucapan yang enak didengar,tapi hanya singgah sesaat dan kemudian dilupakan . 

Begitu juga sejak kecil ,kita menyaksikan begitu banyak peristiwa yang terjadi disekeliling kita,bahkan mungkin terjadi atas diri orang orang dekat ,tapi mungkin kita anggap :"ya sudah takdir nya harus mengalam berbagai kejadian yang menyedihkan ".

Padahal dalam setiap kejadian,selalu ada pelajaran hidup yang dapat dijadikan pelajaran berharga bagi kita,untuk semakin mendewasakan mental kita.Sehingga seiring dengan bertambahnya usia kita,maka akan semakin matang juga sikap mental kita dalam menjalani kehidupan ini.

Dan tak kurang pentingnya, agar dengan mempelajari kesalahan yang dilakukan oleh orang lain,agar kelak jangan sampai kita mengulangi kesalahan yang sama,sehingga tidak perlu menebusnya dengan "harga" yang sangat mahal

Jangan sampai kesuksesan menjadikan kita takabur

Siapa yang tidak ingin sukses?Semua orang ingin sukses.,dengan cara dan gayanya masing masing. Arti dan makna sukses juga boleh jadi berbeda beda .Tentu saja hal ini tidak menjadi masalah,karena setiap orang boleh dengan bebas memberi makna bagi dirinya sendiri ,apa arti dari sebuah kesuksesan. Dan bilamana orang berhasil mencapai kesuksesan menurut ukurannya ,tentu adalah  hal yang sangat wajar,bila bangga atas keberhasilannya .

Bila diibaratkan mahasiswa yang lulus sarjana dengan nilai yang bagus,ya wajarlah bila kegembiraannya meluap luap Sayang sekali, bila tidak mampu menahan diri, rasa kebanggaan yang berlebihan ,dapat menyebabkan orang menjadi takabur

Ketika sudah sukses kebanyakan takabur,kenapa demikian? Salah satu kejadian yang tak akan pernah saya lupakan adalah apa yang terjadi dulu dengan tetangga kami yang kaya raya. 

Usaha maju ,punya kapal yang mengangkut barang dagangan antar pulau. Tapi sayang sekali ,saking kaya raya ia sampai lupa diri dan seringkali dalam pembicaraan mengucapkan .bahwa hartanya tidak akan habis dimakan oleh 7 turunannya. 

Ketika salah seorang anggota keluarganya meninggal,maka siapa saja yang mau ikut berkabung ,sesuai dengan tradisi orang Tionghoa,yakni mengenakan pakaian berkabung selama masa berkabung,maka akan diberikan pakaian dan sejumlah uang. Banyak orang yang miskin  berebutan ingin ikut berkabung ,walaupun tidak kenal,mau ikut berkabung demi mendapatkan pakaian dan sejumlah uang.Maka tak heran dalam waktu singkat ,namanya menjadi sebutan dimana mana.

Tetapi ,seperti kata peribahasa, kesombongan hanya akan mempertinggi tempat kita jatuh. Karena orang yang sombong,pandangannya selalu melihat keatas ,sehingga bisa saja tersandung oleh batu krikil dan terjatuh. Tidak sampai dua turunan, dapat kabar bahwa kapal yang sarat membawa barang dagangannya tenggelam di laut karena badai . 

Masih ditambah lagi dengan minggatnya salah seorang anaknya,sambil membawa sejumlah uang dalam jumlah  besar. Tentu saja itu  adalah urusan keluarga dan bukan urusan kita. Tapi kita bisa belajar,akibat dari kesombongannya ,tidak sampai tujuh baru dua turunan saja hartanya habis sudah  Pelajaran berharga bagi kita semua,bahwa karena sombong itu bakal menjadi petaka bagi kita.

Sebuah kisah lain

Ada seorang lagi orang tuanya sama sama dagang dengan kami dan lebih sukses dari kami,usahanya besar dan kaya raya. Putranya  dikenal sombong sekali karena merasa orang tuanya kaya dan tidak mau bergaul dengan orang dianggap  orang tidak selevel.

Pada tahun 1990 ketika kami sudah pindah ke Jakarta kami bertemu dengan anak orang kaya tersebut,tapi dirinya tampil sangat berbeda dari dulu Berpakaian lusuh dan menceritakan kepada kami bahwa perusahaan ayahnya mengalami kebangkrutan dan jatuh sakit.

Sesungguhnya ada banyak lagi contoh contoh lainnya, yang terjadi disekeliling kita dan dapat dijadikan pelajaran berharga,agar kalau sukses,ya disyukuri .Alangkah indahnya,bila kita mampu memanfaatkannya untuk membantu meringankan beban orang lain yang menderita,walaupun jelas kita tidak mungkin menanggung beban hidup orang lain. 

Kesimpulan

Kesuksesan akan terasa berguna bila kita memanfaatkannya tidak hanya untuk dinikmati sendiri,tapi juga dengan memanfaatkannya untuk membantu meringankan beban orang lain,yang membutuhkan bantuan kita.

Betapapun kecilnya bantuan yang diberikan secara nyata,adalah jauh lebih berharga ketimbang dibandingkan dengan hanya sekedar kata kata hiburan. Sebaliknya,takabur hanya akan menyebabkan kita mempermalukan diri sendiri dan meninggalkan jejak yang menyakitkan bagi anak cucu kita kelak

27 April 2020.

Salam saya,

Roselina

 .

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun