Mohon tunggu...
Roselina Tjiptadinata
Roselina Tjiptadinata Mohon Tunggu... Perencana Keuangan - Bendahara Yayasan Waskita Reiki Pusat Penyembuhan Alami

ikip Padang lahir di Solok,Sumatera Barat 18 Juli 1943

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Resep Hidup Rukun Tidak Sesulit Resep Masakan

16 April 2020   04:32 Diperbarui: 16 April 2020   04:25 421
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Memanfaatkan kesempatan dalam kesempitaan akibat Covid-19

Covid 19 ini tidak saja mematikan tetapi juga menyebabkan terjadinya perubahan dalam gaya hidup manusia. Hal-hal yang selama ini berjalan dengan baik dan lancar, tiba tiba saja bisa berubah arah. Bahkan merasuk hingga kedalam kehidupan berumah tangga.  

Akibatnya tidak hanya memutuskan hubungan  interaksi dengan teman teman dan tetangga,tapi juga yang paling menyedihkan Covid 19 ini telah memporak porandakan keharmonisan dalam rumah tangga, sehingga terjadi  perpecahan dalam rumah tangga. 

Misalnya di China meningkatnya perceraian karena peraturan lockdown .KIta tak usah perhatikan China mungkin di Indonesia juga terjadi tapi tak diekspos di media.

Dengan diberlakukannya peraturan Lockdown, maka banyak terjadi hal hal yang tidak nyaman dalam rumah tangga, karena biasanya dirumah isteri yang jadi boss mengatur segala sesuatu.

Semenjak lockdown sang suami diam dirumah dan ikut juga mengatur hal hal kecil dirumah yang menyebabkan  isteri merasa dikesampingkan .Akibat terjadi percecokan dalam rumah tangga sehingga terjadi perceraian..

Manfaatkan masa Lockdown 

Dengan diberlakukannya peraturan lockdown ,maka sebaiknya kita manfaatkan kesempatan yang ada semasa kita bersama sama .Biasanya jarang kita ngumpul bersama keluarga,apalagi sepanjang hari.

Kesempatan ini sebaiknya kita gunakan untuk membenahi hubungan  antara kita dengan pasangan,yang selama ini mungkin saja masih ada ganjalan,sekecil apapun.

Jangan lupa hal hal kecil, kalau kitra biarkan begitu saja maka kita kehilangan kesempatan untuk bisa membina rumah tangga yang harmonis .Kita sudah tahu, bahwa orang bisa terjatuh dijalan datar ,bukan karena adanya batu besar, tapi justru tersandung krikil kecil.

Nah, inilah waktunya kita memanfaatkan masa lockdown ini, agar dapat memperoleh sekaligus dua manfaat,yakni menghindarkan kita dari kebosanan dan sekaligus semakin menambah keharmonisan dalam rumah tangga kita. 

Saling Memberi perhatian yang tulus\

Kita sering mendengar dan melihat buku yang tebalnya berpuluh halaman ,hanya untuk menyajikan cara bagaimana suami istri bisa hidup rukun dan damai. Malahan diterjemahkan dari bahasa asing. 

Padahal apa yang baik bagi orang di luar sana,belum tentu juga baik untuk diterapkan dalam kehidupan kita sebagai orang Indonesia.Karena memang tatanan dan gaya hidup antara barat dan timur itu berbeda,bahkan terkadang bedanya bagaikan siang dan malam

Sebenarnya hidup rukun tidaklah serumit membuat resep masakan yang perlu berlembar lembar cara membuatnya.Misalkan kita mau membuat dendeng balado ,maka ada banyak hal yang harus dipersiapkan dan dipelajari.

Antara lain, kita harus membeli daging ,yang mana dagingnya harus dipilih yang baik ,jangan yang banyak lemaknya Kemudian  merebus daging  sampai empuk dan memotong tipis tipis. 

Mempersiapkan kuali dengan minyak goreng .Setelah minyak panas, lalu menggoreng  potongan daging tersebut hingga garing .Selama menggoreng,kita harus tetap menjaga agar jangan sampai hangus. Lalu menunbuk cabe dengan bawang putih ,serta sedikit asam jeruk nipis dan mengoreng  cabe tadi hingga matang. 

Bila cabe sudah matang, mengaduk dengan dendeng yang sudah digoreng. Maka barulah dendeng balado siap disajikan.Nah,cukup rumit kan? Ini baru satu jenis masakan saja

Berbeda dengan hidup rukun kita tak perlu berbuat yang muluk muluk,seperti setiap hari memasak kue kesukaan suami dan menyediakan makan yang enak enak buat suami Atau suami setiap hari beli bunga untuk isteri,ataupun cincin berlian supaya disayangi isteri..

Yang perlu perhatian dari kedua pihak .Karena bila hubungan suami istri hanya direkat atau dilem dengan hal hal yang bersifat materi,hanya bersifat sementara dan selang beberapa saat "lem" perekat tadi akan luntur dan mencair 

Sebagai pengalaman kami sudah 55 tahun hidup dalam pernikahan yang saya lakukan hanya memperhatrikan hal hal kecil ,seperti kalau lagi tidur suami selimutnya terbuka saya tutupi ,dan pagi hari ketika sudah bangun saya buatkan kopi secngkir.

Malam hari bila suami sudah mengantuk,maka walaupun saya lagi asyik asyiknya nonton sinetron Korea,saya matikan tv dan menemani suami tidur.Tidak pernah sekali jua saya biarkan suami tidur sendirian, walaupun suami bilang :'Nggak apa apa ,lanjutkanlah nontonnya"  Sebelum tidur,saya ajak suami berdoa sesaat ,mohonkan perlindungan Tuhan.

Sebaliknya:

Bila saya lagi jemur pakaian, tidak perlu dipanggil suami sudah datang untuk menolong saya .Atau sehabis belanjaan,tanpa perlu minta tolong,suami akan membantu mengangkat barang belanjaan saya. 

Begitu juga bila malam hari,ada suara mencurigakan,maka suami akan keluar dan saya diminta untuk tetap dalam kamar, Hal hal kecil itu membuat kami selalu bisa sama sama saling mengasihi dan saling mencintai tidak perlu baca buku petunjuk yang tebalnya beratus halaman.

Kesimpulan

Masa masa diberlakukannya lockdown ini, dapat mengakibatkan terjadinya hal  yang memperburuk hubungan dengan keluarga,seperti sudah dijelaskan diatas,yakni yang berakhir dengan perceraian Tetapi bila disikapi dengan bijak,maka seharusnya justru kesempatan untuk sepanjang hari berkumpul bersama di rumah ,merupakan peluang untuk semakin mendekatkan antara pasangan suami istri.

Tanpa perlu melakukan hal hal yang bersifat spektakuler,melainkan cukup hal hal yang sangat sederhana dan kecil,dengan setulus hati,akan mampu semakin mempererat hubungan antara suami istri.

Daripada melakukan hal hal besar dengan setengah hati,maka jauh lebih bernilai melakukan hal kecil dengan sepenuh hati dan cinta yang tulus. Ini bukan cuplikan kisah sinetron,melainkan sepotong kisah hidup yang kami lalui sudah lebih dari setengah abad

16 April 2020.

Sal;am saya,

Roselina

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun