Mohon tunggu...
Roselina Tjiptadinata
Roselina Tjiptadinata Mohon Tunggu... Perencana Keuangan - Bendahara Yayasan Waskita Reiki Pusat Penyembuhan Alami

ikip Padang lahir di Solok,Sumatera Barat 18 Juli 1943

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Zaman Telah Berubah, Gaya Hidup Ikut Berubah

14 April 2020   04:44 Diperbarui: 14 April 2020   04:44 630
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Lain Dulu Lain Sekarang  

Sebagai orang Indonesia,tentu saja nilai sopan santun dalam berinteraksi di masyarakat tidak sama dengan sopan santun di negeri lain, misalnya dibandingkan dengan Austalia.

Misalnya,kalau di Indonesia ,anak anak memanggil saudaranya yang lebih tua dengan sebutan :"kakak" atau sebutan lainnya ,yang menyatakan rasa hormat.

Pada intinya tidak menyebut nama secara langsung.Tapi di Australia,hal tersebut tidak berlaku. Mereka memanggil saudaranya yang lebih tua,dengan sebutan nama.

Begitu juga dengan gaya dan cara bergaul dengan orang lain. Kita tidak dapat menghakimi dengan mengatakan anak anak disini tidak sopan,karena gaya kesopanan di setiap negeri boleh jadi takrannya berbeda

Kalau dulu kita bertamu kerumah orang, mengetuk pintu dan bilamana mereka memang mengenal kita,maka pintu akan dibuka dan kita dipersilahkan masuk Duduk diruang tamu dan mulai berinteraksi dengan tuan atau nyonya rumah. 

Bila kita hanya berdiri didepan rumah dan berteriak teriak memanggil tuan atau nyonya rumah,maka kita akan dianggap tidak sopan.Begitu juga bila ketemu teman di perjalanan, maka kita akan menepi ,saling bersalaman dan kemudian mulai mengobrol.

Selanjutnya,bila ada pertemuan warga RT/RW atau ada pertemuan PKK,maka kita akan berusaha untuk hadir,sebagai seorang warga yang baik

Zaman sekarang

Sejak dunia mengalami pandemi coronavirus, gaya hidup menjadi berubah secara total ,bukan karena maunya kita,tapi memang kondisi dan situasi yang mengharuskan kita untuk menyesuaikan diri. 

Dengan dikeluarkannya peraturan lockdown dan social distancing maka kita tidak boleh sembarang keluar rumah dan bertamu dengan tetangga karena hanya diperbolehkan bertamu satu orang saja Jadi kalau mau bertamu harus satu orang dan berjarak paling kurang 2 meter,tidak boleh dekat dekat. 

Kalau dulu tetangga atau teman kita sakit ,maka betapapun sibuknya,kita akan berusaha untuk datang membezuk .Tapi kini semuanya sudah tidak lagi memungkinkan. Semua pertemuan dilarang ,apapun bentuknya,termasuk acara pernikahan dan pemakaman 

Kemarin sore sehabis dari pantai kami menghirup udara segar, dalam perjalanan pulang kerumah yang jaraknya hanya sekitar 200 meteran, maka terlihatlah di suatu rumah ada dua orang tamu tapi yang satu berdiri dipintu pagar dan yang lainnya berdiri diluar pagar dengan jarak 2 meter, mereka berbicara dengan jarak tersebut karena memenuhi atruran yang berlaku, Kalau dulu menyaksikan hal semacam ini,maka langsung akan  dikatakan kurang sopan,tapi kini memang sepeerti itulah aturan yang dikeluarkan. 

Kita harus dapat menyesuaikan diri dengan aturan yang berlaku dan jangan melanggar ,karrena melanggar berarti kita kena denda atau kena tertular virus covid 19 yang sangat menakutkan.

Kesimpulan

Bila kondisi yang sangat tidak mengenakan ini,berakhir dalam waktu satu dua bulan lagi,maka dalam waktu singkat,kita dapat dengan mudah kembali menjalani hidup seperti sebelum terjadinya serangan Pandemi coronavirus ini. 

Yakni kalau bertamu ke rumah orang, maka kita semua masuk ke dalam rumah dan duduk ,baru berbicara. Begitu juga kalau mau bertanya  pada seseorang,maka kita datangi dekat dekat baru mulai bertanya. Bukan berteriak jarak jauh,seperti yang dilakukan orang pada kondisi saat ini.

Tetapi bila kondisi seperti ini berlangsung dalam kurun waktu yang lama,sehingga orang menjadi terbiasa dengan gaya dan cara hidup seperti saat ini,bilamana kelak sistem lockdown dicabut, maka agar dapat kembali ke kondisi seperti sebelum terjadinya serangan corona virus, tentu tidaklah semudah yang dibayangkan. 

Bahkan kemungkinan, karena sudah terbiasa menjalani gaya hidup seperti saat ini,maka bukan tidak mungkin, akan melanjutkan "gaya hidup zaman corona"

Kita hanya bisa berharap dan berdoa, dengan harapan badai corona ini cepatlah berlalu.Agar jangan sampai terjadi tatanan hidup yang sudah mendarah daging dalam diri kita selama puluahan tahun,tiba tiba memasuki era "Zaman Corona" yang membuat diri kita menjadi tidak nyaman.

Tidak mungkin semua orang bisa membantu secara aktif,tapi yang pasti ,kita semua bisa melakukan suatu hal untuk mencegah semuanya ini,yakni mematuhi aturan yang diberlakukan, bukan karena takut di denda,melainkan  memahami bahwa semua aturan ini demi kebaikan kita semuanya

 

14 April 2020.

Salam saya.

Roselina

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun