Mohon tunggu...
Roselina Tjiptadinata
Roselina Tjiptadinata Mohon Tunggu... Perencana Keuangan - Bendahara Yayasan Waskita Reiki Pusat Penyembuhan Alami

ikip Padang lahir di Solok,Sumatera Barat 18 Juli 1943

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Berita Hoaks Bertaburan di WAG, Bagaimana Sebaiknya Sikap Kita?

7 April 2020   04:50 Diperbarui: 7 April 2020   05:14 540
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi: getty images

Memilih diam, menegur atau  kita keluar ?

Tujuan awal bergabung dalam WAG adalah untuk saling berkomunikasi,baik dengan sesama seluruh anggota keluarga besar kita, teman teman seprofesi ataupun teman teman seangkatan.Saling berbagi kabar ,menguncapkan selamat ulang tahun,annivesary dan sebagainya .Tetapi dalam kenyataannya yang terjadi sudah jauh melenceng dari tujuan awal. Sejak dari pagi,sudah mulai bermunculan berbagai berita ,baik tentang politik, tentang berita seputar Virus Corona dan seterusnya. Tidak jarang WAG terkadang bagaikan pasar,dimana orang menjajakan segala macam barang ,saling tawat menawar ,bahkan saling komplain. 

Kita yang berada diantara semua keributan ini,tentu saja menjadi risih.Terus tindakan apa yang sebaiknya kita lakukan agar jangan sampai menjadi stress berada berlama lama di WAG yang brisik?

Perlu Mengambil Sikap

Walaupun ada peribahasa mengatakan  "Silent is gold" ,bahwa :"Diam adalah emas",tapi tidak dalam semua  hal falsafah ini pantas untuk diterapkan.Karena membiarkan suatu kesalahan terjadi didepan mata dan kita diam,secara tidak langsung kita ikut mendukung kesalahan tersebut.

Maka daripada menghabiskan energi dan waktu kita untuk hal hal tidak berguna,maka perlu kita mengambil sikap  sering kita baca berita berita yang masuk di WAG yang mana kadang kala ada sumbernya dan juga tidak ada sumber jadi kemungkinan berita tersebut berita hoaks.Apakan tindakan kita kalau kita sebagaoi anggota group tersebut.?

  1. Kalau kita adalah anggota grup yang dituakan atau anggota grup mau mendengarkan saran  kita ,maka kita berusaha untuk menasihati dan kalau perlu menegur ,agar jangan menshare berita berita yang tidak jelas sumbernya serta dapat membahayakan orang banyak
  2. Kalau  kita hanya anggota grup biasa,yang keberadaaan kita sebatas anggota grup,maka  kita berusaha untuk memberikan saran dan masukan. Tapi kalau saran kita tidak dianggap ,maka sebaiknya  kita keluar dari grup tersebut ,agar tidak terlibat dengan penyebaran berita hoaks,maupun yang berbau sara dan ujar kebencian

Kenapa begitu?

Baerta berita hoaks akan mempengaruhi pikiran dan merusak suasana persababatan yang mungkin sudah terjalin bertahun tahun,serta  dapat berdampak   negatif Misalnya ada berita di share di WAG yang mengatakan di Indonesia sudah ada 8oo orang yang positif terjangkit cpvid 19 dan berada di kota Padang,tanpa sumber dari mana berita tersebut .Begitu juga ada yang menyebutkan sejenis obat yang konon sudah terbukti ampuh untuk mencegah virus corona,tapi setelah di check sumbernya ,hanya fiktif semata. Hal ini tentu saja bukan sekedar humor murahan,tapi dapat membahayakan ,bila dikonsumsi oleh orang banyak.

Kesimpulan

Keputusan yang akan diambil tentu tidak terlepas dari posisi kita dalam WAG. Kalau di WAG keluarga dari pihak keluarga saya,maka saya merupakan orang yang paling tua dalam usia,maupun dalam kedudukan di keluarga.,karena suami tidak ikut dalam grup ini.Memang ada kakak saya di Tiongkok,tapi tidak aktif dalam grup,maka praktis saya yang dituakan, Begitu juga dalam WAG keluarga besar suami,walaupun masih ada kakak suami yang lebih tua di Bandung,tapi tidak aktif di grup,maka secara otomatis suami yang paling dituakan baik dari faktor usia,maupun dalam silsilah keluarga.

Pada awalnya,tidak ada salahnya kita menyampaikan saran kepada seluruh anggota grup,agar jangan sharing hal hal yang tidak jelas sumbernya. Apalagi kalau ada berita berita hoaks yang dapat membahayakan keselamatan orang lain.Misalnya saran mengonsumsi segala macam obat obatan,yang katanya bermanfaat untuk mencegah Covid 19. Kalau sekedar minum jamu,air jahe,air kelapa muda dan sebagainya,yang tidak membahayakan,,maka tidak menjadi masalah.Tetapi bila sudah menjurus menggunakan obat obatan kimia,sedangkan yang menganjurkan bukan ahlinya,maka perlu kita ingatkan. 

Kalau saran kita direspon dengan nada negatif,maka sebaiknya kita pamitan dan off dari grup

Tapi kalau posisi kita adalah orang yang dituakan dan suara kita dihargai,maka kalau kita tinggalkan,berarti kita tidak bertanggung jawab. Karena kita yang dituakan,baik karena faktor usia,maupun kedudukan dalam keluarga,maka tugas kitalah untuk membimbing mereka,agar ada ketertiban dalam WAG. Membimbing  mereka agar  berita berita yang tidak jelas  sumber bertitanya ,jangan dishare di WAG karena akan mempengaruhi bahkan membahayakan kehidupan orang lain. Sebaiknya kalau berita yang benar benar ada sumbernya bisa dipertanggung jawabkan.

Tapi bila berada di WAG yang terdiri dari orang orang sebaya kita dan tidak  menghargai saran kita,maka jalan terbaik adalah keluar dari grup.sebelum hubungan menjadi semakin rusak.Tapi ini menurut  pendapat pribadi,bagaimana menurut teman teman semuanya?

7 April 2020.

Salam saya,

Roselina

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun