Bukan  Kehilangan Rasa Simpati ,Tapi Demi Keselamatan Orang Banyak
Dalam situasi dan kondisi normal. saling berkunjung antar tetanggan dan teman teman,adalah merupakan hal yang sangat wajar.Â
Apalagi bilamana ada salah seorang tetangga atau teman yang sakit,maka sebagai seorang teman yang baik,sudah pasti kita akan meluangkan waktu untuk datang membesuknya.Â
Inilah yang dinamakan teman, yakni tidak hanya ketika sehat dan bersenang senang,tapi juga ketika teman atau tetangga kita jatuh sakit .
Beda Situasi dan Kondisi
Tapi dalam situasi ,dimana mana orang dicekam oleh kekuatiran terinfeksi oleh Virus Corona ini,maka terpaksa rasa simpati dan empati  ,disimpan ,bukan karena kehilangan rasa simpati,tapi demi keselamatan keluarga dan orang lain. Hal ini terjadi atas diri salah seorang teman ,sesama satu komunitas di Club Senior .
Yang secara diam diam mengunjungi teman baiknya ,yang sekaligus adalah tetangga dekatnya yang sakit dan sedang berada dalam status Self Isolate. Â Ia berkunjung ke tetangganya secara diam diam ,tanpa memberi tahukan keluarganya.
Sepulang dari menjenguk teman ,ia tampak biasa biasa saja berkumpul lagi dengan keluarga .Tapi belakangan ,ternyata salah satu cucu yang tinggal serumah dengan dirinya terinfeksi  virus corona .
Hasil pemeriksaan medis, barulah diketahui yang membawa virus tersebut sang nenek yang menjenguk teman baiknya kena terinfeksi virus corona. Akibatnya  seisi rumah diisolasi .Karena itu betapapun  tidak teganya hati , kita harus tetap tidak boleh melupakan keamanan keluarga kita.
Menunda rasa simpati dan empati
Karena kita orang dari Timur,sudah biasa kita kalau bertetangga  saling menghormati dan saling berkunjung apalagi kalau ada keluarga tetangga yang sakit kita berkunjung untuk menunjukkan perhatian kita pada keluarga tersebut.Tapi semenjak virus corona ini meraja rela ,kita terpaksa harus mau dan mampu menahan diri. Bukan karena kita sudah kehilangan rasa hati,melainkan, dilakukan demi untuk  keselamatan keluarga Jangan sampai,karena ingin menunjukkan kepedulian  dan kebaikan hati,kita abaikan keselamatan keluarga,
Sore ini,kami dapat kabar bahwa salah seorang  tetangga dekat  kami ,anak nya terjangkit virus corona Mendengar hal tersebut ,sebagai tetangga dan tentu saja ,kami sangat ingin berkunjung untuk menemui keluarga ini. Tapi karena sudah mendengarkan  kisah teman saya yang ,karena keteledorannya, telah menyebabkan  seluruh keluarganya menjadi sibuk,maka kami tidak pergi menjenguk anak tetangga  yang sakit,Karena kuatir nanti terinfeksi virus corona dan bila hal tersebut terjadi kami kuatir akan merambat pada cucu yang tinggal serumah.
Kesimpulan
Dalam situasi dan kondisi seperti saat ini,maka jalan terbaiik bagi kita adalah menahan diri.Walaupun ada perasaan tidak nyaman dalam diri karena selama ini hubungan kami sudah seperti keluarga,malahan kami sering datang berkunjung, tapi justru ketika  tetangga dekat sakit dan kami  seakan tidak peduli, terpaksa disimpan dalam hati.Â
Kami hanya menyampaikan rass simpati via telepon dan minta maaf kami berdua tidak bisa datang berkunjung,Syukurlan tetangga kami memahami, apalagi mengingat usia kami berdua sudah mencapai angka 77 tahun,maka akan sangat riskan ,bila kami mengunjungi orang yang terinfeksi Virus Corona Walaupun sudah diiizinkan pulang dari rumah sakit dan harus menjalani karantina mandiri di rumahnya
Karena jawaban dari tetangga sangat pengetian,maka hal ini membuat kami lega . Karena kami lakukan semuanya,bukan hanya demi kepentingan diri sendiri,tapi juga kepentingan anak mantu dan cucu cucu kami,yang sering mengunjungi kami ,bahkan salah satu cucu dan istrinya tinggal bersama kami. Menghadapi pandemi Covid-19 ini,ternyata tidak cukup hanya menahan diri untuk mentaati Social Distancing  dan tidak keluar rumah,tapi juga menahan diri,untuk menyimpan rasa simpati dan empati kita,terhadap tetangga dan teman teman yang jatuh sakit.karena terinfeksi virus corona. Hal yang justru jauh lebih sulit,ketimbang menahan diri untuk tidak keluar rumah. Semoga  pandemi ini cepatlah berlalu dan hubungan dengan para tetangga dan teman teman lainnya,dapat kembali seperti biasa. Hidup mengisolasi diri dirumah,sungguh tidak nyaman,walaupun ada sarana komunikasi via WA dan telepon,tapi beda dengan bisa bertemu face to face..Apakah hal ini cuma perasaan saya saja?
26 Maret 2020.
Salam saya,
Roselina
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H