Mohon tunggu...
Roselina Tjiptadinata
Roselina Tjiptadinata Mohon Tunggu... Perencana Keuangan - Bendahara Yayasan Waskita Reiki Pusat Penyembuhan Alami

ikip Padang lahir di Solok,Sumatera Barat 18 Juli 1943

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Diri Kita Bukan Barang, Jadi Tidak Dinilai Berdasarkan Apa yang Dipakai

14 Februari 2020   04:25 Diperbarui: 14 Februari 2020   04:40 193
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: pinterest.com/jhfive

Melainkan Dari Sikap dan Perilaku Kita

Bila kondisi ekonomi keluarga memang mendukung, tentu saja tidak ada salahnya mengikuti tren masa kini, yakni mengenakan pakaian, tas dan jam tangan branded. Mungkin kebetulan beruntung menjadi istri bos, sehingga demi gengsi, memerlukan membeli pakaian dan kelengkapan lainnya yang branded dan harganya aduhai.

Tetapi bila kondisi keuangan keluarga pas-pasan, haruskah kita memaksa diri untuk mengikuti tren? Hal inilah yang banyak terjadi dalam masyarakat kita, yakni ada orang yang kalau tidak barang branded tidak mau keluar rumah karena malu nanti dilihat orang pakaiannya murahan saja.

Ada juga yang penyebabnya karena terlahir dalam keluarga berada dan sudah terbiasa sejak kecil pakai semua barang branded. Kebiasaan ini terbawa hingga dewasa. 

Kalau beruntung dapat suami orang kaya, maka tidak ada masalah bila tradisi beli pakaian branded ini tetap dilanjutkan. Tetapi kalau kebetulan kurang beruntung dan dapat suami yang berpenghasilan pas-pasan, mengapa harus tetap memaksa diri memakai pakaian mahal? 

Barang Branded sebagai Ukuran Harga Diri?

Kenapa harus barang branded? Semua barang ada kelebihannya yang tidak dipunyai oleh yang lain, maka tidak ada masalah bila memakai pakaian biasa yang mana pantas dan cocok buat kita dan sesuai dengan norma kesantunan yang berlaku di lingkungan kita.

Ada orang berprasangka bila dia tidak pakai barang branded, maka  khawatir nanti orang menilainya pelit dan sebagainya. Hal ini yang membuat dirinya tidak pede tampil kalau tidak memakai pakaian dan aksesesoris yang mahal.

Hal ini tidak hanya menjadi beban bagi dirinya pribadi, tapi juga secara tanpa sadar membebani suaminya. Sehingga tidak lagi fokus akan tugas di kantor, karena pikirannya melayang ke mana-mana demi untuk memenuhi hasrat hati istrinya.

Menjaga Image, Cukup dengan Menjaga Sikap Kita

Untuk menjaga image kita tidak perlu harus memakai barang mahal. Cukup bilamana kita menjaga sikap dalam berinteraksi di lingkungan manapun. Mampu menjaga harkat diri sebagai wanita dan sekaligus seorang istri dan ibu dari anak-anak kita.

Kita tampil sederhana dan enak dipandang sehingga image orang terhadap kita demikian besar sehingga kita tak perlu memakai barang branded.

Barang Branded yang Saya Miliki Semua adalah Hadiah

Jam tangan  Rolex, jaket dari bulu domba asli, tas, dan segala kelengkapan wanita yang harganya sangat fantastis tidak satupun yang saya beli. Semuanya adalah merupakan hadiah dari anak mantu. Begitu juga dengan pakaian suami.

Sejak dulu, kami berdua sudah terbiasa menjalani hidup sederhana dan sama sekali tidak merasa risih hadir di acara resmi dengan pakaian yang biasa-biasa saja. Karena sesungguhnya orang menilai diri kita bukanlah dari apa yang kita pakai, melainkan dari sikap, tutur kata, dan perilaku kita.

14 Pebruari 2020

Salam saya,
Roselina

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun