Mohon tunggu...
Roselina Tjiptadinata
Roselina Tjiptadinata Mohon Tunggu... Perencana Keuangan - Bendahara Yayasan Waskita Reiki Pusat Penyembuhan Alami

ikip Padang lahir di Solok,Sumatera Barat 18 Juli 1943

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Menolong Orang Jangan Sampai Keluarga Jadi Taruhannya

6 Februari 2020   03:57 Diperbarui: 6 Februari 2020   05:22 1221
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi: www.ksl.com

Perlu Disikapi Secara Hati Hati

Niat baik tidak selalu membuahkan hasil yang baik bahkan terkadang justru niat baik kita disalahgunakan orang, sehingga berbalik menjadi bumerang bagi diri kita sendiri. Contoh nyata adalah Sherly, salah seorang  anak kerabat kami yang adalah seorang guru SMA.

Demi untuk menolong  Yeni, sahabat baik yang sangat membutuhkan dana untuk membayar kontrakan rumahnya, maka saking menggebunya hasrat hati untuk menolong, maka tanpa berpikir panjang, meminjam uang di Koperasi Sekolah dengan menjaminkan Slip Gaji. Dengan catatan bahwa sahabat baiknya yang akan membayar secara mencicil di Kantor Koperasi Sekolah.

Tapi, ternyata tidak semua orang yang ditolong tahu mengucapkan terima kasih, malah setelah membayar angsuran dua kali, terus mulai memberi alasan bahwa ia butuh uang untuk ini dan itu. 

Akibatnya, gaji Sherly yang setiap bulan dipotong untuk membayar cicilan pinjaman. Dan sejak itu Yeni tidak pernah lagi membayar cicilan. Sherly kehilangan sahabat dan sekaligus berkewajiban membayar cicilan hingga selesai. 

Kisah Lainnya

Tina (bukan Nama sebenarnya) sudah berkeluarga. Dan Tina Kebetulan sekarang tinggal berdampingan dengan idris teman sejak kecilnya.

Dulu semasa kecil Tina dan Idris sering main petak umpat atau mainan lainnya karena kedua orang tua mereka  adalah tetangga baik.

Kebetulan sekarang Tina bertetangga juga dengan idris yang belum berkeluarga dan kos disebelah rumah Tina. Menyaksikan  teman semasa kecilnya, Idris sering kali duduk termenung didepan rumah kosnya, Tina merasa tidak tega.

Tina menanyakan kenapa begitu dan ternyata Idris lagi bokek alias kurang uang untuk suatu keperluan. Sebagai rasa simpatinya, maka Tina memberikan ke Idris Rp 100.000.- tanpa sepengetahuan suaminya. Karena berpikir, ia tidak melakukan suatu hal yang terlarang, hanya sebatas untuk menolong saja. Lagipula, uang sejumlah itu, bagi dirinya tidak banyak artinya.

Tetapi ternyata, tidak cukup hingga memberikan uang sebesar Rp 100.000, karena setelah itu Idris masih merengek minta bantuan Tina. Sehingga demi rasa  kasihan kepada Idris dan tidak sampai hati membiarkan Idris kekurangan biaya, maka Tina kembali memberikan bantuan sebesar seratus ribu rupiah lagi. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun