Mohon tunggu...
Roselina Tjiptadinata
Roselina Tjiptadinata Mohon Tunggu... Perencana Keuangan - Bendahara Yayasan Waskita Reiki Pusat Penyembuhan Alami

ikip Padang lahir di Solok,Sumatera Barat 18 Juli 1943

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Menjaga Keakraban dengan Saudara Merupakan Kebahagiaan Tak Ternilai

7 Januari 2020   04:51 Diperbarui: 7 Januari 2020   05:21 561
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ket.foto: Bersama adik adik dan keponakan pada acara 50 tahun pernikahan kami di Jakarta/dokumentasi pribadi

Hidup Akur Dengan Semua Saudara 

Kami bersaudara  total  10 orang kakak adik ,yang terdiri dari 3 laki laki dan 7  orang perempuan,Saya anak nomor dua ,yang pertama kakak saya laki laki ,yang ketiga laki laki dan yang keempat perempuan  seterusnya sampai yang ke sembilan laki laki dan kesepuluh perempuan lagi. Pada waktu dulu,merupakan hal yang biasa,karena falsafah :" Tiap anak bawa rejeki. Jadi banyak anak,banyak rezeki"

Keluarga kami termasuk keluarga menengah,tidak kaya betul tetapi mencukupi,karena ayah kami punya  pabrik minuman  Limun dan Bengkel sepeda. Usaha lumayan maju ,sehingga  bisa membeli 2 unit kendaraan  untuk operasionil ,mengantarkan pesanan orang.

Kami hidup rukun dengan saudara saudara semua ,dengan didikan dari papa saya yang  didikan China ,sedangkan ibu saya didikan sekolah Belanda. Tapi tidak ada diantara kami yang bisa berbahasa China atau Belanda.karena orang tua berbicara dengan kami anak anak ,dalam bahasa Indonesia Baru kemudian kakak  dan adik laki laki saya yang bersekolah disekolah  Tionghoa  Kalaupun terkadang terjadi pertengkaran kecil,tapi tidak pernah ada yang berantenm  Karena kami di didik dengan disiplin penuh , harus hormat pada yang lebih tua ,Jadi yang lebih muda ,patuh pada yang lebih tua.Sehingga bila saya atau kakak saya yang melarang ,maka adik adik mematuhi,seperti mematuhi 0rang tua kami

foto bersama adik kami Margaretha dan suaminya Sandro di Tropea ,italia/dokumentasi pribadi
foto bersama adik kami Margaretha dan suaminya Sandro di Tropea ,italia/dokumentasi pribadi
Kami Mulai Berpencar

Kakak saya sejak tahun 1960 sudah melanjutkan pendidikan ke China dan tak pernah pulang lagi .Baru pada tahun 1990 ketika papa dan mama kami meninggal dunia,baru kakak saya kembali ke Indonesia untuk mengunjungi kami semua.

Kakak saya ini ,istrinya wanita asal Surabaya dan  dikaruniai  2  orang anak ,yakni 1 perempuan dan  1 lagi laki laki. Kedua  putra dan putrinya,  sudah berkeluarga juga dan sudah punya cucu.Baru sesaat lalu,kami saling berkomunikasi via telpon 

Sementara itu ,adik saya yang kedua sudah menikah dengan wanita asal Jakarta dan pindah ke Jakarta.Begitu juga adik perempuan  saya yang bidan,juga sudah pindah ke jakarta,sementara adik laki kali yang nomor 9 menikah dan pindah ke Bekasi. Yang seorang lagi ,menjadi Biarawati dan menetap di Mentawai,sedangkan adik perempuan yang nomor 5 ,menikah dengan orang Italia dan menetap di Padova,Italia.

Saya sudah berkeluarga semenjak tahun 1965 dan dikaruniai  anak 3  orang ,yakni 2 laki laki dan 1 perempuan  dan ketiganya sudah berkeluarga dan mempunyai anak .Total cucu kami berjumlah 10 orang . Adik  yang dibawh saya laki laki ,juga  sudah berkeluarga dengan anak  4 orang ,yakni 2   laki laki dan 2 pereempuan Kedua nak laki laki sudah berkeluarga.Tapi adik saya yang ini sudah meninggal beberapa tahun lalu.

Yang Masih Menetap Di Padang

Adik adik saya yang masih tinggal menetap di Padang,adalah adik perempuan saya yang berprofesi sebagai  dokter dan nikah dengan orang Minang asli  Sedangkan adik yang nomor 6, seorang perempuan  dan berprofesi sebagai guru ,menikah dengan orang Jawa dan  punya 3 anak dua laki laki dan satu perempuan Yang paling bungsu ,juga sudah menikah dan dikaruniai 2 putra dan seorang putri.

Akrab Bukan Hanya Pada Saudara Saudara Saja,Tapi Juga Pada Anak Anak Mereka

Anak adik saya  yang bungsu anak pertamanya manja sekali pada saya,sehingga kalau dia ulang tahun dia telpon saya dan minta :"angpau". karena sejak kecil sering saya gendong dan  ia merasa saya seperti ibunya, sehingga  berani minta  "angpau ",saking manja hingga kini.

Kakak saya yang di China minimal sebulan sekali , kami  saling menelepon ,hanya untuk.saling melepas rindu  saja .Kalau kami telpon bisa satu jam karena ada ada saja ceritanya yang menyambung masa kecil karena selisih umur kami hanya dua tahun Jadi apa yang dia masih ingat ,sayapun masih ingat ,sehingga  bisa nyambung ceritanya. 

Kami akur sampai sekarang

Kami semua  tersisa tinggal 9 orang lagi ,tapi semua akur satu dengan yang lain ,sehingga hubungan baik  selalu terjalin antara kami .Bila saya dan suami ke Italia,maka kami tinggal di rumah Margaretha dan Sandro, di Padova . 

Kami dibawa jalan jalan kemana saja . Suaminya juga sangat baik,sehingga kami tidak merasa risih beberapa kali berkunjung ke Italia.

Begitu juga bila Margaretha dan suami ke Indonesia,pasti kami jemput dan kami ajak jalan jalan ke Candi dan destinasi wisata lainnya. Begitu juga ketika berkunjung ke Australia ,tinggal bersama kami dan selama berada di Asustralia,kami ajak menikmati tempat wisata 

Ketika kami merayakan Ulang Tahun pernikahan  ke 50 di Jakarta,semua adik adik dan anak anak mereka hadir,kecuali kakak saya yang di China berhalangan datang. 

Tentu saja ,hal ini merupakan suatu kebahagiaan yang tak ternilai bagi saya pribadi,karena bisa menjaga hubungan baik dengan semua saudara laki laki dan perempuan,serta seluruh keluarga mereka.Ketika orang tua meninggal  saya kasih contoh kepada adik adik'dengan tidak mengambil satu senpun dari hak saya.Hal ini menyebabkan adik adik semakin menghargai saya. 

Tidak pernah sekali juga saya berselisih dengan adik adik ipar,maupun kakak ipar dan anak anak mereka. Kuncinya hanya satu,yakni saling menghargai.

7 Januari 2020.

Salam saya,

Roselina

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun