Mohon tunggu...
Roselina Tjiptadinata
Roselina Tjiptadinata Mohon Tunggu... Perencana Keuangan - Bendahara Yayasan Waskita Reiki Pusat Penyembuhan Alami

ikip Padang lahir di Solok,Sumatera Barat 18 Juli 1943

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Tidak Selalu Istri Jadi "Tulang Rusuk" Suami

4 Desember 2019   03:47 Diperbarui: 4 Desember 2019   04:18 723
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bila Diperlukan Harus Mampu Menjadi Tulang Punggung 

Gambaran yang berlaku secara umum,adalah bahwa tugas seorang suami sebagai Kepala Keluarga adalah bertanggung jawab sepenuhnya,untuk memenuhi seluruh kebutuhan rumah tangga .Mulai dari tempat tinggal,kebutuhan pokok sehari harian ,yang meliputi makan minum dan pakaian.Sementara tugas pokok seorang istri  adalah mengurus seluruh urusan rumah tangga.

Tetapi hidup tidak selalu dapat diatur sesuai rencana dan maunya kita,bahkan tidak jarang yang terjadi justru hal hal yang sama sekali tidak terduga.Karena tidak mungkin membahas semua masalah sekaligus,karena problema kehidupan begitu luas dan komplit,maka sebagai salah satu contoh,adalah bilamana suami buka usaha sendiri. Karena pernah menjadi pengalaman hidup kami.

Kebanyakan orang kalau suami  buka usaha sendiri,maka semua urusan bisnis dianggap menjadi urusan suami .Sementara istri merasa cukup untuk menjalani tugas sebagai ibu rumah tangga. Suami  bekerja ,sedangkan isteri dirumah tidak ikut suami untuk mengurusi dagangan Karena usaha cukup maju,jadi semua pekerjaan dilakukan oleh karyawan  saja  dan tidak melibatkan isteri. Sehingga secara tanpa sadar,antara suami dan istri sudah berbagi tugas masing masing,sehingga istri sama sekali tidak ikut berperan serta dalam urusan bisnis suami.

Belajar Dari Pengalaman Orang Lain

Salah seorang sahabat saya bernama  Wati (bukan nama sebenarnya) menikah dengan seorang yang lumayan berada Punya usaha sendiri dan cukup sukses. Pada awalnya,semua berjalan lancar,karena urusan dikantor, suami dibantu oleh  Lia, adik kandungnya,yang merangkap menjadi Sekretaris dan sekaligus bagian keuangan perusahaan.

Sementara suami sibuk urusan bisnis, Wati sibuk dengan berbagai urusan sosial ,karena didukung oleh keuangan keluarga yang lebih dari cukup,maka semuanya berjalan lancar. . Hal ini berjalan lancar ,tanpa halangan sama sekali.Tetapi ada banyak hal yang tidak dapat diramalkan dalam hidup ini dan tiba tiba bisa saja terjadi. Tiba tiba suatu hari,suami Wati yang masih muda dan selalu tampil prima,jatuh sakit dan meninggal secara mendadak. Karena selama ini,Wati sama sekali tidak pernah tahu tentang urusan bisnis suami,maka sejak suami meninggal ,sementara itu anak anak mereka masih sekolah, maka perusahaan ditutup. 

Entah bagaimana urusannya,adiknya yang awalnya hanya bekerja membantu suaminya,tiba tiba menjadi kaya raya .Punya rumah mewah dan perusahaan,sedangkan kantor dan rumah mereka disita oleh bank,karena tidak mampu mengembalikan pinjaman dalam jumlah besar. 

Pengalaman Pribadi

Pada waktu suami mulai usaha dibidang ekspor dan minta agar saya meninggalkan profesi sebagai guru ,maka saya langsung menyangupi Walaupun sama sekali tidak memiliki latar belakang bisnis,tapi saya mulai belajar ,selain dari masalah keuangan juga urusan ekspor. Suatu waktu suami jatuh sakit dan harus di operasi berkali kali. Setelah operasi di Padang tidak berhasil,dokter merujuk untuk ke Rumah Sakit di Singapore. Di Rumah Saakit Mount Elizabeth,suami sempat di operasi 2 kali dan kemudian masih harus menjalani lagi operasi untuk ke 4 kalinya .Pulang ke Padang.usaha sumai jadi terkatung katung,sementara ada beberapa karyawan dan puluhan karyawan bagian produksi yang harus dibajar gaji mereka.

Suami minta,agar sementara kondisinya tidak memungkinkan untuk berkerja, urusan bisnis agar saya yang ambil alih. Sejujurnya ,pada awalnya,saya gamang,karena tidak mendalami urusan bisnis.Tapi tidak ada pilihan lain. Maka saya memberanikan menelpon ke salah satu mitra bisnis di Singapore ,yang kebetulan sudah pernah berkunjung ke Padang dan kami sudah saling mengenal,yakni Mr.Kun Chan. Pada waktu itu ada penawaran untuk kopi sejumlah 5 ton dan saya memberanikan diri untuk menutup kontrak jual beli. Itulah pengalaman pertama saya ,ketika menggantikan tugas suami,yang lagi terbaring sakit. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun