Sedangkan untuk mendapatkan tempe saja jarang ada yang menjual. Sesekali ada toko Asean yang menjual tempe mentah, tapi itupun harus dipesan terlebih dulu.
Jumpa orang Indonesia ,Silent Reader Kompasiana
Ketika kami sedang berjalan dari satu tenda ke tenda lainnya, tiba tiba ada yang menyapa, "Maaf, Bapak dan ibu Tjiptadinata kan? Saya Sri, sering baca tulisan bapak ibu di Kompasiana.Saya senang sekali, karena isi tulisan yang sangat inspiratif dan berhubungan langsung dengan pernak pernik kehidupan," katanya.
Kami pun diajak menemui teman teman dari KJRI dan GWJ berkenalan sambil berfoto bersama sebagai kenang-kenangan.
Kemudian Ibu Sri mencari suami dan memperkenalkan pada kami. Tentu saja, peluang ini,tidak kami sia siakan dan  sebagai kenangan berjumpa dengan keluarga ibu Sri kami membuat foto bersama.
Sesungguhnya, teman teman masih mau melanjutkan pembicaraan, tapi kami melihat jam pukul 11.20 sedangkan karcis pakir kami hanya berlaku sampai 11.35.
Karena tempat pakir lumayan jauh dari tempat acara, maka kami mohon diri supaya tidak kena denda.
Disini tiket parkir berlaku sepanjang waktu. Maksudnya bila ditempat lain hanya wajib bayar parkir hanya pada hati Senin hingga Jumaat, tapi disini sepanjang waktu, harus bayar tiket parkir, yang tarifnya 5 dolar per jam atau senilai 50 ribu rupiah.
Selain dari aneka ragam kuliner, juga tampak berjejeran berbagai tenda yang memajang mulai dari pakaian, tas tangan dan aneka ragam karya seni untuk dijual bagi para pengunjung.