Mohon tunggu...
Roselina Tjiptadinata
Roselina Tjiptadinata Mohon Tunggu... Perencana Keuangan - Bendahara Yayasan Waskita Reiki Pusat Penyembuhan Alami

ikip Padang lahir di Solok,Sumatera Barat 18 Juli 1943

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Tidak Semua Orang Penting itu Sombong

17 Oktober 2019   05:28 Diperbarui: 17 Oktober 2019   05:45 245
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi foto republika/Agung Supriyanto

                                                                                                   

Sebaliknya, Tidak Semua yang Sombong Itu  adalah Orang Penting

Ada begitu banyak hal yang perlu dipelajari dalam perjalanan hidup ini,terutama hal hal yang tidak pernah tersentuh oleh pelajaran di sekolah,maupun di bangku kuliah. Ada perguruan tinggi informatika, perguruan tinggi ilmu ekonomi dan seterusnya,tapi tak satupun di dunia ini bisa ditemui perguruan yang khusus mengajarkan tentang: "Ilmu rendah hati"

Tidak Menghargai Orang Lain

Sering kita melihat orang yang sombong ,kalau disapa hanya menjawab:"Hai " atau hanya sekedar mengangkat tangan, tanpa sama sekali, melihat kearah kita. Walaupun kita tidak termasuk orang yang gila hormat,tapi mendapatkan perlakuan semacam ini, setidaknya  kita merasa sama sekali tidak dihargai. 

Biasanya orang yang sombong itu, adalah orang yang baru mempunyai uang sedikit ataupun baru mendapatkan kedudukan dikantor  dan sebagainya ,sehingga merasa diri sudah hebat ,sehingga merasa tidak perlu  lagi orang menghargai orang disekitarnya.

Hal ini, sepintas dapat menimbulkan rasa antipati dalam diri kita, seakan semua orang kaya  itu sombong dan tidak menghargai orang lain. Tetapi semakin banyak bergaul, maka kita akan semakin sadar,bahwa tidak semua orang kaya itu sombong dan tidak semua orang yang sombong itu adalah orang kaya atau orang penting

Sedikit Pengalaman

Dulu sewaktu kami masih di Padang dan msaih aktif sebagai Pengusaha, kami juga jadi anggota ORARI   .Dimana kami berkenalan dengan Gubenur Azswar Anas yang waktu itu juga anggota ORARI  dengan panggilan YB5GB. Sering kontak melalui radio. 

Kemudian  pak Azwar Anas pindah ke Jakarta,karena diangkat menjadi Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat pada waktu itu. Setelah lama tidak pernah bertemu,suatu waktu ketika kami ke Bandara Soekarno Hatta dan bertemu dengan beliau. 

Tapi kami segan menyapa,karena disana ada banyak orang. Ternyata, malahan pak Azwar Anas yang terlebih dulu menyapa kami. Hal ini, saya jadikan pelajaran berharga bahwa ternyata tidak semua orang penting itu sombong.

Undangan makan malam

Sewaktu masih aktif bekerja di Asuransi AIG -Lippo,yang berkantor di jalan Suryopranoto, di Jakarta, karena meraih Champion Honour 3 kali berturut turut, maka saya termasuk dalam daftar undangan untuk makan malam bersama Pemiliki Lippo, pak Muchtar Riyadi sekeluarga di kediamannya di bilangan Karawaci. 

Ternyata disini, kami disambut dengan sangat santun langsung oleh pak Muchtar Riyadi sekeluarga, Bahkan saya menyaksikan James Riyadi menyempatkan diri berbicara santai dengan suami. Hal ini, semakin memantapkan pikiran saya,bahwa ternyata ada banyak orang kaya dan penting yang sangat rendah hati,                                                                                                         

Pengalaman Lain

Suatu ketika, saat kami berada di Yogya ,karena memimpin sebuah seminar,tiba tiba ditelepon oleh staf  Sultan Hamengku Bowono X yang intinya mengundang kami untuk hadir di Keraton Dengan perasaan heran,kami datang memenuhi undangan tersebut. 

Begitu masuk kedalam pekarangan, tampak Sri Sultan Hamenkubuwo ke X,sudah berdiri ditangga menunggu kedatangan kami. Rasanya jadi risih,ditunggu seorang Sultan.

Setelah duduk dan berbincang bincang ,sambil menikmati secangkir teh hangat yang disediakan, bapak Hamengku Bowono berkata:"Mohon maaf Bu ,saya izin merokok sebentar" Tentu saja kami kaget  Karena kami  berada di Keraton Beliau, kok minta izin dulu mau merokok? Dalam pembicaraan ,tidak pernah kami mendengarkan kata kata: "Anda atau kalian"melainkan menggunakan kata:"Bapak dan ibu"

Karena sudah larut malam dan jam sudah menunjukan pukul 11,00 malam,kami mohon pamit, Dan lagi lagi, kami kaget karena kami diantarkan sendiri oleh beliau hingga kepintu pagar dan berpesan: "Bapak,ibu,jangan cuma sekali ini saja datang ya" Dan kami langsung pamitan sekali lagi.

Menjadi Pelajaran Tak Ternilai Bagi Kami Berdua

Rangkaian pengalaman yang saya tuliskan diatas menjadi pelajaran tak ternilai bagi kami berdua, bahwa kalau orang orang penting dan kaya raya,dapat menunjukan sikap rendah hati,mengapa kami tidak?

Terakhir, namun tak kurang pentingnya, adalah saat kami berdua ikut diundang makan siang di istana. Saya melihat, suami duduk semeja dan bersebelahan dengan orang nomor satu di republik ini, yakni Presiden Joko Widodo. 

Tampak asyik berbicara seakan  berbicara dengan teman teman, Bahkan ketika tiba saat berfoto. dengan senyum ramah, pak Jokowi mengatakan: "Yuk, mari bu kita foto bersama"

Inti pelajaran hidup yang saya catat dalam hati adalah: "Tidak semua orang penting atau orang kaya itu sombong dan sebaliknya, tidak semua orang yang tampil menyombongkan diri adalah orang penting,"

                                                                                                            

17 Oktober 2019.

SeSalam saya,

Roselina

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun