Mohon tunggu...
Roselina Tjiptadinata
Roselina Tjiptadinata Mohon Tunggu... Perencana Keuangan - Bendahara Yayasan Waskita Reiki Pusat Penyembuhan Alami

ikip Padang lahir di Solok,Sumatera Barat 18 Juli 1943

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Anak Tidak Pulang karena Ikut Demo, Bagaimana Perasaan Saya sebagai Ibu?

30 September 2019   04:48 Diperbarui: 30 September 2019   04:57 480
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Perasaan Seorang Ibu Kehilangan Anak 

Belakangan  ini heboh tentang demo mahasiswa dan menjadi topik berita di berbagai media. Sebenarnya, saya tidak suka dengan segala macam urusan politik. Karena menurut perasaan saya, hanya menyebabkan orang saling bermusuhan. Bahkan akibat urusan politik yang tidak jelas ujung pangkalnya, hubungan baik selama ini terjalin dalam suasana kekeluargaaan menjadi rusak.

Tapi mendengar bahwa ada yang meninggal akibat demo, maka saya merasa terdorong untuk menuliskan pengalaman saya sebagai seorang ibu yang pernah merasakan bagaimana anak hilang setelah ikut demo.

Anak kami ikut demo

Pada tahun 1998 mahasiswa dan banyak orang orang yang lain dari berbagai komunitas ikut demo untuk menuntut bubarnya orde baru. Kami diberi tahu teman anak kami, bahwa anak kami ikut  demo dan sampai malam belum kembali ke rumah.

Tentu saja kami khawatir sekali. Kami datangi Monas dan berkeliling berjalan kaki, untuk mencari siapa tahu putra kami ada di sana.

Tetapi hingga larut malam mencari, kami kelilingi monas, tak terlihat juga anak kami di sana.

Kami datangi hampir setiap kantor polisi untuk menanyakan apakah mungkin putra kami ditahan.

Tetapi setelah diperiksa pada daftar nama orang yang ditahan, dijawab tidak ada karena memang namanya tidak ada di daftar.

Lalu kami tanyakan kepada polisi di mana kami cari anak kami yang belum ketemu sampai saat ini. Kami disarankan untuk mencari di rumah sakit. Maka saran ini pun kami ikuti.

Pihak rumah sakit memeriksa daftar pasien yang terluka dan dirawat, ternyata tidak ada nama anak kami. Disarankan agar kami menengok ke kamar mayat, karena di sana ada beberapa jenazah yang belum dikenali. Walaupun saran ini terasa sangat melukai hati kami, tapi apa boleh buat, kami ikuti.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun