Daripada yang Kami Bayangkan
Di negeri kita bunga bunga liar tumbuh dengan sendirinya dan tidak teratur ada dimana mana. Di pinggir kolam, di tepi sawah, dan juga di lapangan tumbuh tidak beraturan.
Biasanya dibuat mainan anak-anak. Sering juga ada yang memetik bunga liar ini untuk ditaruh dalam vas dan diletakkan di ruang tamu dan ternyata cukup menarik dipandang.
Baru sekali ini, kami menyaksikan dengan mata kepala sendiri sebuah perbukitan yang sangat luas. Ditumbuhi oleh bunga bunga liar.
Uniknya, bunga yang tumbuh di sini hanya satu warna, yakni kuning. Dari kejauhan pemandangan di sini bagaikan lukisan yang sangat memukau.
Indah Dipandang, tapi Dapat Menyebabkan Alergi dan Bersin-bersin
Ketika kami medical check up di Shenton Avenue, Medical Center, kami ditangani oleh dokter Yulius Tan yang berasal dari Malaysia. Kami sudah lama kenal dengan dokter ini, sehingga sudah seperti keluarga sendiri.Â
Setiap kali kami datang, selalu  menyempatkan diri untuk berbicara dengan kami diluar urusan kesehatan. Dokter Julius menceritakan tentang Wild Flower atau bunga liar yang sangat indah, tapi dapat menyebabkan alergi.Â
Sehingga bersin bersin dan hidung menjadi mapet Australia Barat, merupakan lokasi yang paling banyak ditumbuhi oleh bunga liar.
Bunga bunga liar ini ada di mana-mana. Kalau mau melihat bunga liar di musim semi, pergilah ke York di sana banyak bunga liar dan bagus sekali. Dokter Yulius memberi kami alamat lokasi "York Conolla Wild Flower".Â
Menurut dokter Julius, setiap tahun datang dan menginap bersama istri untuk menikmati keindahan bunga-bunga liar tersebut. Waktu terbaik untuk menikmatinya adalah akhir Agustus hingga Pertengahan September.
Nyasar ke lokasi Lain
Tapi ketika kami pergi ke York yang jaraknya lebih kurang 50 km dan kami tidak menemukan bunga bunga liar tersebut seperti dikatakan dokter Yulius. Tiga minggu yang lalu sewaktu kami kembali mengunjungi dokter Yulius, maka kami tanyakan alamat lengkapnya.
Menempuh Dua Jam Perjalanan demi Menyaksikan Wild Flower
Kami berangkat dari rumah kira-kira jam 12 siang menuju York. Seperti biasanya, suami yang mengemudi, sedangkan saya memperhatikan petunjuk GPS agar jangan sampai salah arah.Â
Karena jalanan kecil dan banyak truk-truk lewat kendaraan tidak bisa lari kencang karena ada rambu lalu lintas berupa dua garis tak terputus di tengah jalan, sebagai petunjuk dilarang memotong jalur. Sehingga jarak yang berkisar sekitar 150 kilometer, kami tempuh selama hampir dua jam.
Ketika sampai di York, kami melihat ada kantor Informasi. Kami segera parkir pinggir jalan di depan gedung dan masuk untuk menanyakan di mana kami bisa melihat bunga liar tersebut. Kami dilayani oleh seorang wanita yang bernama Rebecca.
Ketika Rebecca tahu kami berasal dari Indonesia, maka ia menjadi sangat ramah dan bercerita bahwa ia pernah 2 kali ke Bali dan dilayani dengan sangat baik di sana.
Maka dengan santun dan ceria Rebecca mengatakan, karena ketika ke Indonesia, disambut dengan ramah, maka sekarang tiba gilirannya untuk melayani kami sebaik-baiknya.
Menunjukan kepada kami di mana ada toilet bila kami butuhkan. Memberi kami sebuah peta dan menunjukkan tempat di mana kami bisa melihat bunga liar dengan bebas dan kendaraan juga bisa berhenti dekat bunga tersebut.Â
Tentu saja kami berdua sangat senang mendapatkan layanan yang sangat ramah!
Sebelum meninggalkan Information Center, kami menyempatkan untuk menukarkan koin untuk mengambil souvenir di mesin otomatis. Sangat indah dan tampak seakan emas benaran. Kemudian kami pamitan dan melanjutkan perjalanan sesuai petunjuk Rebecca.
Jarak antara Information Center dengan lokasi Wild Flower hanya sekitar 5 kilometer. Dari kejauhan, seluruh perbukitan yang luas seakan sebuah lukisan alam yang sangat memukau.
Kami menelusuri jalan desa dan berhenti persis di depan lokasi Wild Flower tersebut. Inilah pertama kali ,kami menyaksikan secara langsung betapa seluruh perbukitan yang amat luas dipenuhi bunga liar berwarna kuning lembut.Â
Begitu indahnya, sehingga rasanya tidak cukup kata-kata yang dapat dirangkai untuk melukiskan keindahannya.
Tentu saja kesempatan ini tidak kami biarkan berlalu begitu saja. Kami berfoto sebentar dan mengelilingi  tempat tersebut.Â
Sekitar jam 6.30 sore kami sudah semakin mendekat. Tapi karena ada pesan via WA dari putra kami Irmansyah Effendi, maka kami langsung ke rumah putra kami yang lokasinya di Romano Street, karena besok pagi ia akan berangkat ke Eropa.
Setibanya di sana, ternyata kami dapat oleh-oleh berupa masing-masing sebuah Jaket Katmandhu yang sangat menarik dan satu kotak coklat dari putra kami, Tentu saja kami sangat senang hati menerimanya.
19 September 2019.
Salam saya, Roselina