Mohon tunggu...
Roselina Tjiptadinata
Roselina Tjiptadinata Mohon Tunggu... Perencana Keuangan - Bendahara Yayasan Waskita Reiki Pusat Penyembuhan Alami

ikip Padang lahir di Solok,Sumatera Barat 18 Juli 1943

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Mengerikan! Bertemu Orang Bunian di Rimba Panti

3 September 2019   04:47 Diperbarui: 25 Juni 2021   15:50 6908
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kisah Bertemu Orang Bunian di Rimba Panti Ilustrasi :pixabay

Cantik Tapi Mengerikan

Dulu, tiap tahun pada waktu liburan sekolah, kami sekeluarga berangkat dari Padang menuju Brastagi. Sebuah kota kecil di Sumatera Utara yang berhawa sejuk. Jaraknya dari kota Medan adalah sekitar 75 kilometer ,yang dapat ditempuh sekitar 2,5 jam berkendara. karena jalan sempit dan berliku-llku.

Disini kami biasanya menginap selama beberapa hari,untuk refreshing dan sekaligus menikmati udara segar ,serta buah buahan yang banyak dijual disana. 

Kami sekeluarga berangkat dari Padang dengan kendaran pribadi,yang dikemudikan oleh suami .Kali ini,disamping kami berdua dan 3 orang anak anak kami yang waktu itu masih SD, kami ajak adik  kami Maria dan temanya Nur. Karena menggunakan kendaraan Toyota, maka cukup tempat di dalam kendaran.

Baca juga : Rekomendasi Film Horor Terbaik 2021

Jarak dari Padang ke Brastagi sekitar 750 kilometer. tapi karena pada waktu itu jalanan masih sempit sehingga untuk dapat tiba di Brastagi, membutuhkan waktu sekitar 19 hingga 20 jam.

Selama dalam perjalanan,kami tidak menginap. Setiap ketemu sebuah desa ,sekitar 3 -4 jam perjalanan, kami mencari warung untuk sekedar minum kopi atau beli makanan kecil, sementara suami istirahat sekitar 30 menit. Setelah itu kami melanjutkan perjalanan. Seperti biasa kami berangkat pagi pagi dari Padang dan biasanya kami tiba di Brastagi pagi hari esoknya.

Ketemu Orang Bunian

Cerita tentang  Orang Bunian ini sudah melegenda di kampung halaman kami. Orang Bunian ini, konon, merupakan wanita cantik yang tinggal di hutan hutan dirumah yang sudah lama ditinggal penghuninya, karena sudah tidak layak huni.

Dan Rimbo Panti (Rimbo bahasa Minang =Rimba) sudah terkenal karena sangat angker karena banyak dihuni oleh orang orang Bunian.

Tapi kami tidak percaya semua cerita horor tersebut, maka kami tetap berangkat menuju ke Brastagi.

Mendekati tengah malam, kami melalui rimbo Panti (hutan Panti) yang terkenal seram dan angker, tiba-tiba suami menginjak rem secara mendadak. Hal yang tidak biasa dilakukannya.

Kendaraan berhenti secara mendadak dan suami tampak agak terpana seakan menyaksikan sesuatu yang mengerikan. Tapi ia diam dan tidak mengatakan apapun. Kemudian melanjutkan perjalanan.

Baca juga : Jurnalis Warga Dibui, Potret Horor di Negeri Lopar-lapor

Tidak jauh dari situ ada pancuran yang  airnya berasal dari  gunung. Suami menghentikan kendaran dan turun dari kendaraan untuk  mencuci muka.

"Mungkin  saya mengantuk, sehingga tadi saya seakan melihat ada tiga orang yang tiba-tiba melintas di depan kendaraan yang sedang melaju.,karena itu saya injak rem secara mendadak,agar jangan sampai menabrak orang. Tapi ternyata setelah saya hentikan kendaraan,ternyata tidak ada siapa siapa disana," katanya.

Kami Semua Merinding

Begitu mendengar penjelasan suami, saya dan Nur merinding, Karena sewaktu suami turun cuci muka, kami barusan bercerita bahwa tadi kami menyaksikan ada tiga orang melintas persis hanya satu meter dari depan kendaran yang sedang melaju. 

Rupanya hal ini yang menyebabkan suami menginjak rem mendadak, namun tidak menceritakan kepada kami, karena kuatir kami dan anak anak jadi takut.

Saya dan mbak Nur sama serentak mengatakan ia  juga  melihat tapi kemudian penghilang dari pandangan.

Ketiga wanita yang menjunjung kampih berjalan didepan mobil dan tampak rambut ketiganya terurai sangat panjang.

Tapi ketika kendaraan berhenti karena direm mendadak dan sinar lampu kendaraan menyorot kearah mereka. ketiga wanita tadi menghilang tidak tahu kemana.

Baca juga : Museum Wayang: Sejarah hingga Kisah Horor

Ketemu Yang Lebih Seram Lagi

Setelah,mencuci muka dan minum air hangat yang dibawa di termos, suami kembali mengemudikan kendaran, karena tempat tersebut gelap dan tidak nyaman bagi kami untuk berlama lama disana

Tetapi baru kendaran berjalan, kira kira setengah jam, tiba tiba kami melihat seorang perempuan cantik berdiri dipinggir jalan dan melambaikan tangan seakan minta tumpangan.

Walaupun sesungguhnya hati kami was was,mengingat hari sudah tengah malam dan berada di hutan angker. Dari mana wanita ini muncul?

Namun, tentu saja kami tidak tega meninggalkan seorang perempuan yang minta tolong. Mungkin ia butuh bantuan, atau kendaraan yang ditumpanginya rusak. Maka suami memutuskan untuk berhenti persis berjarak hanya sekitar satu meter di depan wanita tersebut. 

Karena disorot dengan lampu dim yang sangat terang, apalagi hanya berjarak sekitar satu meteran,maka kami dapat menyaksikan dengan sangat jelas,ketika wanita berambut panjang hingga kebatas pinggang itu,membalikkan tubuhnya dan melihat kearah kami.

Sekilas tampak bagaikan wanita cantik. Tapi ketika ia tertawa kami baru tahu bahwa mulutnya terbuka lebar hingga hampir sampai ketelinganya. Wanita ini hanya punya mulut tapi tanpa hidung dan mata.

Mendengar ketawanya, kami semua merinding. Sesaat tubuhnya melenggok dan menghilang di kegelapan malam.

Syukur ketiga anak kami tertidur pulas. Hanya saya, Nur dan adik saya, Maria, serta suami sangat jelas menyaksikan bagaimana wujud dari yang dinamakan "orang Bunian".

Dari kejauhan tampak bagaikan wanita sangat cantik, tapi setelah dekat ternyata sangat mengerikan. Begitu tubuhnya menghilang, maka tercium oleh kami aroma yang membuat kami mual. Suami buru buru tancap gas dan melarikan kendaraan menuju ke Brastagi

Karyawan Hotel Kaget

Sesampai di Brastagi ketika kami menceritakan pada karyawan hotel tentang ketiga wanita tersebut mereka sangat kaget. Menyarankan agar lain kali kalau ditengah malam ada wanita berambut panjang yang berdiri ditempat gelap, jangan berhenti.

Karena menurut karyawan hotel tersebut, sudah beberapa orang meninggal di lokasi, penampakan 3 orang wanita yang melintas menyeberangi jalan.

Sejak itu,suami mengubah jadwal berkendara dan mengatur agar ketika melewati Rimbo Panti adalah ketika siang hari Untuk menghindari agar jangan sampai kami ketemu lagi dengan orang Bunian tersebut

Kejadiannya sudah lama,tapi merupakan peristiwa yang tidak akan pernah kami lupakan

3 September 2019.

Salam saya,
Roselina

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun