Â
"Honeymoon" Yang Tertunda
Pada waktu kami melangsungkan pernikahan pada tahun 1965, kondisi ekonomi kami tidak memungkinkan kami mengikuti tren, untuk berbulan madu ke luar negeri. Yang dapat kami lakukan pada waktu itu hanyalah naik bis dari Padang ke kota Bukittinggi dan menginap di salah satu penginapan yang paling murah ,berlokasi dijalan Tembok, Bukittinggi.
Walaupun hanya  melalui masa bulan madu kami dengan sangat sederhana,tapi kami berdua sama sekali tidak berkecil hati. Hanya dalam hati kami bertekad,suatu waktu kami akan "honeymoon" diluar negeri.Â
Tentu saja hanya kami berdua yang tahu,karena kalau sampai ada orang lain,yang mendengarkan,maka kemungkinan besar kami dianggap sudah tidak waras. Karena  semua orang di kota Padang, tahu betapa kami jalani hidup dengan penuh keprihatinan dan tidak pernah membebani  orang tua kami kedua belah pihak.
Impian Demi Impian Kami Menjadi Kenyataan
Setelah  melalui masa masa sulit dalam hidup ,akhirnya nasib kami berubah total dan satu persatu impian kami menjadi kenyataan. Kesempatan untuk mereguk kebahagiaan, yang selama in tertunda  tunda,kami  nikmati satu persatu.Â
Kalau biasanya kalau sudah jadi kakek nenek,jarang sekali berpegian, apalagi berpergian hanya berdua saja Kebiasaan kalau sudah jadi kakek nenek tinggal di rumah, nenek menjaga cucu sedangkan kakek duduk dikursi goyang menikmati hari demi hari.
Usia enam puluh tahun sudah jadi kakek nenek, jadi semenjak usia 60 tahun hanya menjaga cucu dan mau kemana lagi? Tidak ada istilah pergi berdua dua kemana saja, karena anak mantu kerja, jadilah nenek mengasuh anak.