Dalam kehidupan rumah tangga biasanya  berpenghasilan suami  dimanfaatkan untuk  membiayai kebutuhan hidup  keluarga,Sedangkan  Isteri hanya berusaha mencari tambahan penghasilan,supaya  kehidupan keluarga  lebih memadai . Tapi tidak tertutup kemungkinan Isteri berpenghasilan lebih dibandingkan suami. Misalnya ada keluarga dimana isteri jadi Pimpinan sebuah Bank sedangkan suami hanya pegawai biasa saja.Hal tersebutmerupakan suatu hal yang  patut disyukuri,karena isteri bisa  menopang kehidupan keluarga.
Tetapi bilamana istri tidak mampu bersikap arif dalam kondisi  ini.maka hal yang seharusnya merupakan nilai tambah dalam kehidupan keluarga,dapat berbalik menjadi boomerang yang merusak keharmonisan rumah tangga.
Terjadi kesenjangan dalam kehidupan berkeluarga
Misalnya , suami seorang pimpinan perusahaan dan karena berbagai masalah, perusahaan mengalami kerugian ,maka dengan sendirinya penghasilan suami menurun secara dratis .Dalam kondisi  yang tidak menguntungkan ini,maka seorang suami akan menjadi sangat sensitive dan mudah tersinggung,
Maka dalam situasi seperti ini,  istri yang kebetulan memiliki penghasilan sendiri dalam jumlah yang cukup besar,dituntut untuk mampu menengang rasa,agar suami tidak merasa disepelekan.Karena bila  disaat seperti ini,  isteri menjadi angkuh dan mau menang sendiri,karena merasa kehidupan rumah tangga adalah atas penghasilannya, dapat menjadi pemicu , terjadi  kehilangan keharmonisan kehidupan berkeluarga.Sehingga  apa yang seharusnya merupakan  hal yang menggembirakan,berbalik menjadi  penyebab rusaknya keharmonisan dalam berumah tangga
Sekilas Berbagi Pengalaman Pribadi
Ketika kami pindah dari Padang keJakarta ,semua usaha ditinggal ,karena kondisi di Jakarta,tidak memungkinkan bagi suami untuk melanjutkan usaha dibidang yang sama di Jakarta. Maka suamipun membuka usaha baru yang belum pernah dilakukan di Padang yaitu usaha sebagai Leveransir Barang Barang Stationary.
Mengisi perbekalan  di proyek industry di daerah  Cikarang .Dengan demikian penghasilan suami menurun dibandingkan sewaktu di Padang. Saya mencari pekerjaan dan  berhasil  mendapatkan  perkerjaan sebagai Financial Consultant dibidang assuransi.Penghasilan saya setiap bulan, bila dibandingkan dengan suami jauh lebih tinggi
Namun saya tidak pernah membangga  banggakan penghasilan saya kepada suami,kecuali kalau ditanya. Yang ada adalah rasa syukur,bahwa di kota besar seperti Jakarta ini,ternyata dengan kerja keras,  saya  bisa membantu suami untuk menunjang kehidupan keluarga.Karena pada waktu itu,anak kami yang bungsu masih study di Seatle -Amerika Serikat dan kemudian melanjutkan  studinya ke Australia.Sehingga membutuhkan biaya yang cukup besar.
Berbahagia Dengan Pencapaian,Tapi Tetap Mampu Menjaga Perasaan Pasangan Hidup Kita
Dengan belajar dan bekerja keras, secara berturut turut,saya berhasil mencapai  Predikat Champion Honour diperusahaan Asuransi dimana saya bekerja.Sehingga saya berhak untuk membawa  pendamping,ikut tour ke Beijing,Shanghai dan ke Australia. Karena saya sudah bertekad,tidak akan berangkat seorang diri,maka saya kerja keras selama bertahun tahun dan berhasil.