Memaknai Arti Sebuah Perpisahan
Agustus, tahun 1990  kami pamitan  dengan para tetangga ,karena  akan pindah dari Padang ke Jakarta .Pada hari H  nya ,dirumah kami telah banyak tamu yang datang untuk mengucapkan selamat jalan bagi kami.
Tampak Pak  RT dan Pak Lurah,serta teman tema dan juga tetangga tetangga kami,serta tukang kebun yang biasa merawat kebun kam. Bahkan anak anak yang sering datang bermain dirumah kami,tampak memadati hamper seluruh ruang dalam rumah dan di teras kami
Keberangkatan Kami Ditangisi
Ada teman yang kami tidak menyangka akan menangis sewaktu akan berpisah dengan kami.Padahal sesungguhnya bukan teman yang terlalu  dekat .,tetapi ternyata ia sangat menjiwai perpisahan tersebut. Ada Pak Haji Andri,yang ,tanpa diminta,membantu menaikkan barang bawaan kami ke dalam kendaraan ,yang akan digunakan untuk kami berangkat ke Jakarta,melalui jalan darat.
Bahkan sesudah lebih dari 20 tahun,sejak perpisahan tersebut,anak anak yang pada waktu itu masih berusia dibawah 10 tahun dan setiap tahun saya beri angpao pada hari Raya dan Imlek,ternyata masih ingat dengan kami.Mereka ada yang menulis kepada saya lewat Facebook dan  mengundang kami untuk makan bersama ,karena sudah bekerja dan memiliki penghasilan sendiri.
Memaknai perpisahan
Disini saya akan menceritakan tentang  perpisahan antara seorang tokoh gereja  yang bernama pastor Josep dan dipanggil bapa Jou.Pastor Jou ini .telah bertugas selama 15 tahun di Gereja St.,Maria di Whitford.
Pertama kali pastor Jou datang 15 tahun yang lalu sebagai pimpinan yang muda dan tidak dikenal oleh orang-orang. kemudian dia memperkenalkan dirinya,kepada warga yang berada di  paroki Santa Maria.Dan ketka ada yang memanggilnya Boss.Pastor yang sangat energik ini,langsung mengatakan:"Saya disini bukan sebagai Boss.melainkan  datang untuk melayani anda semuanya." Dan hal ini,bukan hanya sekedar pemanis mulut,melainkan dibuktikannya ,lewat kerja keras membangun gereja.
Pastor Jou berasal dari Vietnam dan pada tahun 1985 dalam usia 15 tahun datang ke Western Australia .Setelah menyelesaikan  studinya di Senior High School,melanjutkan study  di Cowan University,yang terkenal di WA,hingga selesai sarjana.
Kemudian pastor Jou mengadakan kegiatan-kegiatan yang selama ini tidak pernah diadakan dan mendekati umat dengan kasih saying,Semua anak anak diajak ikut serta dalam misa pimpinan pastor Jou, anak anak diajak kedepan untuk berdoa Bersama dan mereka diberi kesempatan juga membawakan teks misa sebagai  Lector .
Ia tidak pernah menempatkan diri,sebagai sosok yang ditinggikan,dengan selalu mendatangi  orang yang dijumpai,untuk disalami.Setidaknya  menyampaikan salamnya. Kalau ketemu dengan kami,yang bisa diucapkannya adalah :"Selamat pagi. Apa kabar? Hanya dua kalimat singkat,namun karena diucapkan dengan hati yang tulus dan penuh perhatian,bagi kami sungguh merupakan kegembiraan tersendiri.
Begitulah setelah 15 tahun mencita-citakan akan membangun Gedung serba guna untuk pertemuan dan sarana tempat muda mudi ,akirnya ditahun 2018 ini semua cita-citanya terkabul dan mulai membangun pondasi dari bangunan tersebut.
Sangat disayangkan ketika sedang antusias membangun, pastor Jou ditugaskan untuk pindah paroki ke Armandale..  Ketika adik pastor Jou mendengar berita tersebut dia kaget setengah mati karena menurutnya Armandale ini termasuk 5 propinsi yang yang termasuk paling tidak aman  di WA.Karena banyak terjadi tindakan criminal
Pada rtanggal 10 Pebuari 2018 akan diadakan misa perpiusahan dengan pastor Jou jam 6 sore. Kamipun bersiap-siap jam 5 sudah hadir diGereja,ternyata menurut perkiraan memang sudah penuh untuk  pakir kendaraan,  kami dapat tempat jauh dari gereja memakir kendaraan .
Sebelum Misa dimulai,seluruh gereja sudah penuh sesak, Menurut pastor Jou tidak kalah dari misa malam Natal Umat merasa kehilangan pastor yang selama ini dapat mmemahami umatnya dan dapat bergaul dengan baik sekali..
Digantikan Oleh Pastor Dari Kenya
Selesai misa orang orang semua menyalami pastor Jou dan disambut dengan baik oleh pastorJou dan mengucapkan selamat tinggal pada umat di paroki ini. Menyaksikan reaksi umat yang datang memenuhi seluruh ruang gereja dan tak seorangpun meninggalkan gereja,walaupuin sudah dua jam berlalu,serta standing applaus yang meriah,membuktikan,bahwa Pastor Jou,sangat dekat di hati umatnya.
Inilah untuk pertama kalinya,saya menyaksikan  perpisahan yang begitu mengharukan dan berkesan dari seorang Pastor terhadap umatnya. Karena Pastor Jou,tidak pernah membuat jarak,antara dirinya sebagai Pemimpin dan umat yang dipimpinnya.
Perth, Â 16 Pebuari 2018
Salam  saya,
Roselina.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H