Setiap orang tua pasti mempunyai keinginan untuk anak-anaknya,misalnya ingin anak jadi dokter,jadi pilot ,jadi jendral atau atau lainya.Tapi tidak semua keinginan kita bisa dicapai anak kita.
Sering kta dengar orang tua anak memilih jurusan yang akan diambil sang anak ketika akan memasuki universitas .Tdak jarang sang anak tidak berminat sama sekali dengan jurusan yang dipilih orang tuanya,hanya karena terpaksa saja mengkuti kehendak orang tua.Akibatnya sudah dapat diramalkan,anak kuliah dengan rasa keterpaksaan ,sehingga menjadi beban bagi dirinya ketika mengikuti mata pelajaran yang tidak sesuai dengan dirinya.
Dan setiap perkerjaan betapapun kecil dan ringan,tapi bila dikerjakan dengan rasa tertekan,pasti tidak akan memberikan manfaat yang maksimal.Bahkantidak sedikit diantaranyan yang terhenti ditengah jalan. Akibatnyabukan hanya merugikan orang tua,karena sudah mengeluarkan dana yang tidak sedikit, untuk biaya pendaftaran dan kuliah,yang ternyata tidak lagi dilanjutkan.Sementara usia anak sudah terus bertambah dua atau tiga tahun dan kemudian harus mendaftar ulang lagi di jurusan yang diminati sejak awal.
Pikir dulu sebelum bertindak
Alangkah bijaknya,bilamana orang tua hanya mengarahkan saja ,jurusan mana yang baik tapi keputusan diserahkan pada anak sendiri yang memilih .Mereka menentukan pilihan dan akan menjalani seumur hidupnya. Jangan lupa,bahwa walaupun anak anak terlahir dari kita sebagai orang tua,tapi sesungguhnya mereka masing masing memiliki hak untuk menentukan pilihan dan jalan hidupnya. Mereka anak anak kita,tapi bukanlah milik kita,yang dapat diatur atur sesuai keinginan hati kita.
Karena jurusan yang dipilih ,belum tentu kelak akan dijadikan tumpuan hidupnya.Bisa jadi dalam perjalanan hidupnya,justru bekerja di bidang yang sama sekali tidak sesuai dengan jurusan yang ditekuni dibangku kuliah.
Sebagai Contoh
Di Australia ada sepasang suami isteri yang lulusan Sarjana pertanian di Indonesia, ketika kerja dibidang pertanian ,ternyata gajinya kecil dan akirnya dia bekerja jadi juru masak yang penghasilannya dua kali lipat dibandingkan bila mereka bekerja sesuai dengan jurusannya. Hal ini diceritakan sendiri oleh yang bersangkutan,karena kebetulan kami sama sama beasal dari Sumatera Barat. .
Biarkanlah Anak Anak Menentukan Pilihan Mereka
Kami terapkan dalam keluarga, semua tergantung pilihan anak sendiri,Walaupun sebagai orang yang pernah berkarir sebagai Eksportir, tentu saja ,sebagai orang tua, kami ingin salah satu dari anak anak kami akan dapat melanjutkan usaha kami
Tapi karena mempertimbangkan,bahwa memaksa anak anak mengikuti kemauan kita,bukan merupakan cara yang baik, Maka kami berikan kebebasan penuh kepada anak anak kami untuk menentukan pilihan mereka.c
Putra kami yang pertama memilih jurusan komputer dan menyelesaikan studinya di California State University .Yang kedua memilih aerospace , tapi tidak selesai kemudian beralih pada bisnis di Sacramento =USA.Yang ketiga ,putri kami memilih interior design dan menyelesaikan studinya.di Perth.
Hanya saja ketiga-tiganya akirnya beralih dalam bidang lain yang tidak ada sangkut pautnya dengan jurusan kuliah mereka. Tidak satupun putra dan putri kami mengikuti jejak orang tua mereka dengan berdagang seperti papanya,mereka tidak berminat sama sekali.Bahkan putri kami yang latardbelakangnya lulusan Interior Design ,bekerja sebagai Pegawai Negeri di Kantor Pos dan juga sebagai Consultant tax di Wollongong-NSW Dia mempunyai Client yang banyak karena pelayanan yang diberikan memuaskan nasabah ,karena merupakan lulusan terbaik di Sydney.
Karena kami tidak pernah memaksakan kehendak kami .maka anak-anak kami juga memperlakukan anak anak mereka ,seperti kami memberikan kebebasan kepada mereka. ,Salah seorang cucu kami tidak mau melanjutkan sekolahnya semenjak SMP kelas tiga .Ia memilih melukis dan hingga kini
Sebagai orang tua, kitaperlu menyadari,bahwa segala tindakan kita terhadap anak anak dalam mendidik mereka,akan membekas dalam hati dan memory mereka. Dan kelak bila mereka sudah berkeluaga dan memiliki anak anak sendiri ,akan mempraktikan sebagaimana mereka diperlakukan.
Seperti kata pribahasa:'Salah membajak,akan rusak padi semusim. Salah mendidik anak,akanrusak satu generasi”
Jakarta ,27 Maret 2017.
Salam saya,
aroselina
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H