Mohon tunggu...
Roselina Tjiptadinata
Roselina Tjiptadinata Mohon Tunggu... Perencana Keuangan - Bendahara Yayasan Waskita Reiki Pusat Penyembuhan Alami

ikip Padang lahir di Solok,Sumatera Barat 18 Juli 1943

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Beda Gaya dan Cara Menyumbang

28 Mei 2016   07:14 Diperbarui: 28 Mei 2016   07:54 17
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam hal memberikan sumbangan, orang  Indonesia termasuk sangat selektif. Artinya tidak sembarangan mau menyumbangkan sesuatu, apalagi untuk orang yang sama sekali tidak dikenal  Biasanya kita ingin tahu, siapa orang yang akan diberi sumbangan ,apakah ada manfaatnya kalau menyumbang atau tidak .

Cara mengumpul kansumbangan yang paling mudah adalah  dengan mencantumkan nama nama si Penyumbang di Koran atau di Majalah. Kebiasaan ini sudah tidak menjadi rahasia lagi ,semua sudah memahami dan menerimanya, sebagaisalah satu jalan termudah mengumpulkan sumbangan.

Hasil SumbanganTerbesar Lewat TV

Bila ada seseorang yang sedang disorot dan disiarkan oleh salah satu stasiun televisi, maka dalam waktu singkat sudah dapat dipastikan,akan terkumpul sejumlah uang yang cukup banyak. Tentu saja , berlomba lomba berbuat kebaikan,patut mendapatkan apresiasi.  Mengenai ,apakah  ada yang menyumbang,hanya karena ingin namanya terpampang sewaktu siaran ulang ditelevisi ,tentu hal tersebut adalah urusan pribadi masing masing,

Yang penting, uang terkumpul cukup banyak dan orang yang sedang sakit atau menderita,dapat segera mendapatkan bantuan dari para pemirsa. Tentu bukanlah hak kita untuk meneliti, siapa yang menyumbang dengan ikhlas dan siapa yang menyumbang,hanya agar namanya terpajang di layar televisi.

Beda cara menyumbang 

Sebagai gambaran saja,kalau kita menengok cara orang  di Australia,mereka menyumbang dengan memberikan sumbangan dalam amplop tertutup dan tidak diberi nama,sehingga tidak ada yang tahu siapa yang memberi jumlah yang besar dan siapa yng memberi sedikit.Biasanya ada banyak orang yang suka menyumbang untuk aksi sosial ini .baik melalui gereja,maupun diserahkan kepusat kegiatan para Voluntir.

Sementara itu,bagi warga yang tidak siap menyumbang dalam bentuk uang tunai, memberikan sumbangan dalam bentuk barang barang bekas,seperti:

  • pakaian
  • jaket
  • sepatu
  • tas
  • buku
  • selimut
  • makananan

Bagi yang punya waktu,dapat mengantarkannya langsung ke Kantor Komunitas Sosial yang dikelolah oleh masyarakat setempat. Atau bisa memasukkannya kedalam box yang khusus disediakan untuk ini.Karena barang barang yang mungkin bagi yang hidupnya sudah mapan, dianggap tidak perlu dansudah merupakan sampah yang menumpuk digudang ,mungkin saja bagiorang lain yang membutuhkanya,sangat ditunggu tunggu . Apalagi memasukki  musim dingin,maka selimut dan pakaian hangat tentu sangat diperlukan,terutama bagi para penggungsi yang datang dari berbagai negara.

Disini kalau di TV disiarkan ada pengungsi atau orang orang  yang membutuhkan kelengkapan pakaian,kursi roda dan sebagainya, maka semua orang termasuk anak-anak bersedia memberi sumbangan dari uang tabungan mereka. Setahu saya, belum pernah ada stasiun televisi atau koran yang menampilkan nama nama si Penyumbang.

Beda gaya dan beda cara dalam menyumbang,yang penting semuanya disumbangkan dengan ikhlas dan setidaknya dapat meringankan penderitaan orang lain,siapapun adanya.Karena untuk menyumbang sesungguhnya kita tidak perlu menengok siapa orangnya.bisa kepada siapa saja yang membutuhkan,

Perth, 28 Mei 2016.

Salam saya,

Roselina.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun