Mohon tunggu...
Roselina Tjiptadinata
Roselina Tjiptadinata Mohon Tunggu... Perencana Keuangan - Bendahara Yayasan Waskita Reiki Pusat Penyembuhan Alami

ikip Padang lahir di Solok,Sumatera Barat 18 Juli 1943

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Empat Hari Berada di Daerah Tanpa Komunikasi

30 Maret 2016   04:15 Diperbarui: 30 Maret 2016   08:41 587
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Berkemah didaerah tanpa Komunikasi (doc. Roselina)"][/caption]Empat Hari Berada Didaerah Tanpa Komunikasi.

Tanggal 25 Maret yang lalu, kami diajak putri kami untuk pergi berlibur di pertenakan di daerah Jinjellic yang lokasinya berada sekitar 600 KM dari Wollongong. Kami membutuhkan lebih kurang 7 jam lamanya, dengan kecepatan rata-rata 90 km per jam, untuk tiba di daerah peternakan milik keluarga James, teman kami. Walaupun menempuh perjalanan yang cukup jauh. tapi kami menjalani dengan hati yang gembira.

Kami berangkat secara terpisah, yang terdiri dari 4 keluarga, yaitu James dengan isterinya Loraine dan kedua putera dan putrinya, Venessa dan Michael. Paul juga dengan Elaine isterinya dan kedua puteranya, Christopher dan Anthonny. Kemudian Putri kami, Irvianty dengan suaminya David dan kedua putera dan puterinya Kerisha dan Allan, serta kami berdua dan seorang siswi dari negeri China.

Jadi jumlah kami semua 16 orang ,karena disana sudah ada satu orang lagi yaitu adik James yang bernama John, yang juga berada di lokasi peternakan.

Hari Pertama
Setelah melalui jalanan raya yang mulus dan dapat berkendara dengan kecepatan rata rata 90 km perjam, tiba gilirannya harus melalui jalan di desa yang cukup rumit. Ketika kendaraan yang satu sedang melaju, maka kendaraan dibelakang harus berada dijarak 30 meter, karena debu yang sangat tebal menghalangi pandangan mata, Lepas dari jalan berdebu.

Maka kami harus melintasi padang rumput yang penuh dengan gundukan sana sini. Bila tidak hati hati, kendaraan bisa terbalik atau terbenam di pasir. Apalagi kami mengendarai sedan yang dikemudikan suami saya.harus ekstra hati-hati.

Akhirnya setelah mobil bergoyang dengan keras ke kiri dan kekanan, kami tiba dengan selamat di lokasi dimana direncanakan untuk camping. Kami mendirikan kemah buat masing-masing. Ada 4 kemah, satu buat putri kami dan putera ditambah kedua putra Paul/Sebuah kemah buat Paul dan Isteri, Satu lagi buat kami dan Yu Fei. siswi dari China serta Kerisha, cucu perempuan kami. John mendirikan kemahnya agak kepinggiran, sementara itu James dan Loraine sekeluarga tidur di karavan yang mereka bawa dari rumah.

[caption caption="Mendirikan kemah (doc. Roselina)"]

[/caption]Hari Kedua
Kami pagi-pagi sekali sudah terbangun, karena dingin sekali udara disana tidak lebih dari 2 derajat Celcius. Kami membuat api unggun dan memulai membakar makanan yang kami bawa untuk breakfast .Sementara itu harus menyediakan air panas. Karena air sungai terlalu dingin untuk digunakan mandi. maka perlu ada air hangat.

Disini tidak ada listrik dan sinyal untuk berkomunikasi. Jadi kami tidak bisa memakai hp untuk memanggil atau menerima panggilan. Tidak ada hiburan apapun, selain dari musik alam,yakni kicauan burung aneka ragam yang sangat banyak bertengger di pepohonan.
Siangnya kami semua pergi untuk naik kayak bergantian karena kayak hanya muat untuk satu orang sedangkan kayak ada 3 buah.

[caption caption="Naik kayak satu persatu (doc. Roselina)"]

[/caption]Bersama sama Mengelilingi Api Unggun
Malamnya kami duduk mengelilingi api unggun sambil menikmati secangkir kopi hangat. Terasa suasana persahabatan yang sangat menyenangkan. Karena disini berkumpul orang orang yang berasal dari berbagai negara. Yakni: Indonesia, Australia, Canada. Amerika Serikat, Malaysia dan China. Tapi disini kami bagaikan sudah menjadi suatu keluarga besar.

Suasana persahabatan ini merupakan saat-saat yang paling indah saya rasakan. Bintang bintang bertaburan dilangit dan bulan bersinar dengan sangat terang. Namun kemudian karena embun mulai turun dan udara terasa sudah sangat mengigit, maka kami memutuskan untuk masuk ke tenda masing masing untuk beristirahat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun