Mohon tunggu...
Roselina Tjiptadinata
Roselina Tjiptadinata Mohon Tunggu... Perencana Keuangan - Bendahara Yayasan Waskita Reiki Pusat Penyembuhan Alami

ikip Padang lahir di Solok,Sumatera Barat 18 Juli 1943

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

Terlalu Baik, Bisa Berakibat Fatal

26 Februari 2016   09:43 Diperbarui: 26 Februari 2016   12:04 417
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tukang becak (doc Kabarmakka .com)

 

Terlalu Baik ,Bisa Berakibat Fatal

 Menolong orang yang sedang berkekurangan ,tentu merupakan suatu perbuatan yang sangat baik. Tidak memandang ,siapa yang dibantu.Biasanya kita selalu berbuat baik pada orang-orang yang kita temui dalam keadaan susah.Misalnya mereka sedang menderita dan kita lihat mereka baik serta perlu pertolongan ,maka kita pasti membantu.Begitu kebiasaan dari kita tanpa pikir panjang , akan berusaha meringankan penderitaan orang,sesuai dengan kemampuan .

 Tapi ada hal hal yang perlu kita waspadai, jangan sampai niat baik kita ,malahan berbalik jadi bumerang bagi diri. Mungkin banyak diantara kita yang sudah pernah merasakannya. Membantu tetangga beberapa kali ,ternyata bagi mereka sudah jadi kewajiban kita.Bila suatu waktu karena berbagai halangan ,kita tidak dapat membantu lagi,malahan orang yang kita bantu, berani bertanya :' Bu, koq sudah dua bulan, saya belum dikasih?”Aneh,tapi ini adalah sebuah kenyataan yang mungkin juga dialami oleh banyak orang.

 Berbagi pengalaman

Seorang tukang beca,yang bekerja mengangkut barang, katakanlah namanya :”Amat” selalu membawa pedagang yang mau menjual hasil dagangannya pada kami.Setiap kali Amat datang dia selalu menawarkan jasanya membantu si pedagang .Karena tingkah laku Amat baik dan jujur,maka suatu hari suami menawarkan pada Amat untuk mau berdagang. Dia dipinjami uang supaya bisa membeli kulit manis dan kemudian menjualnya, Keuntungan boleh dia pergunakan lagi membeli sehingga nantinya dia akan bisa mengansur pinjaman yang diberikan supaya hidupnya berubah.

 Beberapa bulan berlalu ,rupanya Amat dipengaruhi oleh kakaknya. Dia membeli tanah dengan uang yang dipinjamkan tersebut dan supaya tidak diketahui oleh kami maka tanah tersebut diatas namakan,nama kakaknya.Setelah beberapa bulan Amat tidak lagi aktif ,kami menanyakan padanya kenapa bisa terjadi seperti itu

Amat pun mengaku sudah salah dengan menggunakan uang pinjaman untuk membeli tanah dan sekarang tanah tersebut dikuasai kakaknya karena Sertifikat atas nama kakaknya.

Maka Amat pun kembali pada profesi awalnya, yakni jadi pengantar barang dengan beca.Dalam kata lain,tukang beca ,kembali menjadi tukang beca. Kami sedih,karena tujuan awal ini membantunya mengubah nasib,namun ternyata disalah gunakan.

Terakhir sewaktu kami mau pindah dari Padang ke Jakarta kami menemukan Amat yang sedang sakit dan menangis sedih sekali Dan suami masih kasihan dan memberinya sejumlah uang.

 Kisah Lain

Seorang anak muda kita sebut saja Kamil, setiap hari datang dan menyapu kantor kami tanpa disuruh. Tentu saja kami tidak tega untuk tidak memberikannya uang untuk makan. Karena kelakuannya baik kami pekerjakan anak muda ini sebagai karyawan kami. Bahkan lama-kelamaan, Kamil sudah seperti anak angkat. Datang ke rumah makan bersama dan diperbolehkan membuka lemari makan dan memakan apa yang ada.

Kemudian Kamil kami percayakan membantu kami dalam hal pembelian barang. Karena gudang kami ada dua yang satu khusus buat Damar batu. Maka Kamil kami percayakan dalam hal pembelian Damar batu. Rupa-rupanya uang sudah mengubah sikap mentalnya dan Kamil salah menggunakan kepercayaan kami. Membuat laporan palsu dengan menimbang barang 1 ton ditulis 2 ton. Kemudian uang yang satu ton dibagi dengan si penjual. Dan kami sama sekali tidak pernah mencurgainya.

Suatu hari kami akan mengexpor Damar Batu sebanyak 200 ton, setelah dibersihkan ternyata hanya ada 100 ton Damar batu Sedangkan menurut stock pembelian 225 ton, kemana yang 125 ton lagi?

Seorang penjual Damar batu kita sebut saja H.Bakar, salah satu pelanggan yang biasa menjual barang kepada kami. Dalam kondisi sakit diantarkan oleh anaknya, datang ke rumah kami sambil menangis Ia mengaku bahwa selama ini sudah salah jalan yaitu mengikuti kehendak Kamil memalsukan penjualan Damar Batu. Dan kemudian membagi dua hasil dari pemalsuan bon gudang.

Sekarang dia minta maaf dan bersedia membayar kembali kerugian yang kami terima atas nama bon-bon yang sudah kami bayarkan. Karena orangnya sudah datang sendiri dan mengaku apalagi dalam kondisi sakit yang tampaknya parah, maka kami memaafkannya. 3 Hari sesudah kedatangannya ke rumah H .Bakar meninggal dunia. Kami ikut berduka.

Kamil tidak dapat kami minta pertanggungan jawab, karena sudah menghilang. Kabarnya dengan jumlah uang yang cukup banyak ditangannya. Kamil beli rumah dikampung dan menikah disana. Kami tidak berusaha untuk mencarinya lagi. Hingga kini, tak pernah dengar kabar tentang dirinya lagi.

 Masih ada contoh lain

Truk Pasir (doc gambar-mobil.blogspot.com)         

Seorang keluarga jauh dari suami tinggal dekat rumah kami dan tiap hari bermain dirumah .Sampai pada suatu hari dia akan menikah.Setelah dia nikah ternyata suaminya tidak ada pekerjaan.Kami pun kasihan dan membantu dia dengan membeli tiga mobil truk untuk mengangkut pasir. Kemudian Samat memasukan pasir pada perusahaan Indarung yang lagi membangun proyek.Setiap hari Samat membawa pulang bon-bon yang kata Samat semua pasir sudah diterima hanya saja nanti diakhir bulan baru dibayar.Kami percaya semua yang dikatakan Samat.

 Suatu hari Samat meminta BPKB kendaraan karena katanya akan diperbaiki saya merasa curiga ,mengapa harus pakai BPKB?kan hanya perbaikan truk .Saya minta supaya truk dibawa pulang semua kerumah kami.Dan ternyata truk tersebut mau dijual Samat pada seseorang yang mengatakan .Keesokan harinya Samat tidak datang lagi dan menghilang .Kami membawa bon-bon yang diberi Samat untuk pembayaran pasir,setelah kami tiba ditempat perusahaan tersebut ternyata semua bon sudah diuangkan yang tinggal adalah bon-bon palsu.

Beberapa bulan kemudian kami mendengar Samat sudah berada di Kerinci dan membeli rumah disana. Ternyata uang yang didapat tidak halal karena setahun setelah itu rumah yang dibeli Samat terbakar habis. Kini Samat kembali ke Padang dan menjadi penjual es didepan kantor kami.

Dari beberapa contoh tersebut bisa kita simpulkan bahwa kita perlu berbuat baik pada orang lain,sesuai kemampuan kita. Namun terlalu baik dan lekas percaya tidak akan membawa hasil yang sempurna malahan berakibat fatal. Karena kejahatan terjadi bukan hanya adanya niat, tapi juga kesempatan yang disodorkan didepan matanya.

Diharapkan tulisan ini dapat menjadi bahan masukan bagi banyak orang, bahwa kepercayaan yang tidak dikontrol dapat menjadikan orang baik baik berubah dan melakukan tindakan yang mungkin sama sekali tidak disangka.

 Wollongong, 26 Pebuari 2016

 Salam saya,

 Roselina.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun