Urusan Dalam Keluarga Jangan Ada Campur Tangan Orang Lain
[caption caption="Ilustrasi: Shutterstock"][/caption]
Kebiasaan kita hidup berumah tangga pasti ada cekcok antara suami isteri, baik dalam hal besar maupun hal-hal sepele. Salah satu kebiasaan yang keliru adalah ikut campurnya orang tua, dalam urusan rumah tangga anak. Akibatnya, bukan menyelesaikan masalah, malahan semakin memperburuk keadaan, sehingga terjadi kesalah pahaman yang berakibat fatal. Yakni rumah tangga anak jadi brantakan.
Percecokan antara suami isteri itu adalah bumbu dari berumah tangga. Dari sinilah pasangan muda belajar untuk saling memahami.Karena mustahil dua orang anak manusia. Secara begitu mudah bisa sepaham dalam segala hal. Dengan memberikan pasangan ini saling memahami, suami istri tersebut dapat mengatasinya Maka kejadian itu akan membawa hidup mereka lebih rukun dan bahagia, karena saling pengertian antara suami dan istri.
Sering terjadi bila ada sesuatu antara suami dan istri, langsung mengadu pada orang tua atau saudara.
Akibatnya mereka ikut campur, maksudnya mungkin saja baik. Memberi nasihat pada kedua pasangan bagaimana sebaiknya, namun bila hal ini berkelanjutan, akan berakibat negatif bagi pasangan ini. Hal ini sangat disesali karena dengan demikian suami dan isteri tidak bisa mengatasi sendiri persoalan yang timbul dalam kehidupan berumah tangga mereka. Sehingga setiap kali terjadi selisih paham dan bertengkar. Salah satu akan mencari tempat curhatnya
Curhat Yang Menghancurkan Keluarga
Ada tetangga kami . Pasangan muda yang baru menikah.Sering terjadi percecokan antara mereka. si Isteri sering curhat pada tetangga sebelah, yakni seorang laki-laki .Lama kelamaan curhat ini semakin meningkat,sehingga pria tetangganya,berani datang kerumah mereka dan menegur suaminya..Akhirnya suami isteri ini bercerai dan si Isteri nikah dengan tetangga tersebut tempat dia curhat.
Contoh lain
Seorang teman kami, menikahkan anak perempuannya dengan seorang pedagang antar pulau. Setiap kali dia mampir kekota dimana mereka tinggal, ia biasanya menginap beberapa hari dirumah anak mantunya. Setiap kali ada perselisihan antara anak dan mantunya ia selalu menasihati menantu supaya jangan berbuat demikian. Lama kelamaan, merasa dirinya selalu berada dalam pengawasan mertuanya, maka mantunya jadi marah, Karena merasa semua masalah keluarga mereka berdua selalu diintervensi oleh mertua nya. Maka suatu waktu ketika dimarahi oleh mertuanya. Mantunya berkata:”Kalau begini caranya, Bapak silakan putrinya dibawa pulang saja. Saya bisa cari wanita lain jadi isteri saya. bukan wanita titipan seperti ini.” Akhirnya suami istri inipun cerai .
Bisa juga terjadi pada pihak suami