Mohon tunggu...
Roselina Tjiptadinata
Roselina Tjiptadinata Mohon Tunggu... Perencana Keuangan - Bendahara Yayasan Waskita Reiki Pusat Penyembuhan Alami

ikip Padang lahir di Solok,Sumatera Barat 18 Juli 1943

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Rupanya Orang Itali Mengenal Juga Hari Sial

29 Juli 2015   12:48 Diperbarui: 11 Agustus 2015   22:03 649
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Rupanya Orang Itali Mengenal Juga Hari Sial

Kebiasaan bagi kita orang Indonesia menganggap hari selasa adalah hari sial atau naas. Kebanyakan tidak mau mengawali sebuah pekerjaan besar, pada hari Selasa. Bila bertepatan waktu akan memulai suatu pekerjaan penting secara kebetulan jatuh pada hari Selasa, maka digeserlah menjadi hari Rabu atau hari lainnya. Umumnya orang pecaya hari Rabu atau Sabtu akan membawa hasil yang memuaskan ketimbang hari Selasa Apalah hal ini ada hubungannya dengan legenda atau kepercayaan masyarakat di suatu tempat, tidak ada penjelasan tentang hal ini,.

Kepercayaan yang sudah mendarah daging

Kepercayaan ini sudah mendarah daging bagi kalayak ramai,sehingga orang-orang lebih suka memilih hari hari Senin,Rabu,Kamis dan Sabtu Minggu ketimbang hari Selasa.

Apalagi kalau untuk menikah, walaupun sesungguhnya mereka tidak percaya, tetapi tetap saja berpikir, daripada mengambil resiko, lebih baik memilih hari lain, selain dari Selasa, Hal ini sudah terjadi sejak dulu dan kendati di jaman modern ini,kebanyakan orang sudah tidak lagi percaya akan hal hal semacam itu, namun tetap saja tidak ada yang mau ambil resiko.

Untuk orang Tionghoa yang dianggap sial adalah angka 4 karena angka 4 dibaca dalam bahasa China:

Si” berarti mati, jadi bagi orang tionghoa angka empat tidak baik karena dapat membawa sial. Oleh karena itu bila pada lift atau kamar hotel tidak ada angka 4, maka bisa dipastikan pemilik tempat itu orang Tionghoa. Tidak peduli ia beragama apa, tetap saja pengaruh angka sial harus diwaspadai dan dijauhi.

Jadi angka 4,14,24 dan seterusnya dihilangkan. Tidak akan ditemui pada bangunan, baik apartement, lift ataupun kamar kamar hotel yang mengunakan angka yang dianggap dapat membawa kesialan tersebut.

                    [/caption][caption caption="foto dari randhaen.wordpre"]

Belanda Juga Percaya Angka Sial

Ketika kami naik pesawat KLM kepunyaan Belanda, maka angka 13 tidak ada. Nomer kursi mulai dari satu sampai 12 dilanjutkan 14 dan seterusnya karena orang Belanda menganggap angka 13 angka sial.

Jadi lain bangsa lain pula angka atau hari sialnya.

                                                                       [/caption][caption caption="foto Libby Davidson 1998"]

Italia Juga Menghindari Hari Sial

Ketika kami mengunjungi teman adik saya yang bertempat tinggal di Italy tengah yaitu dikota Santa Fiora ,kami baru mengetahui bahwa orang Itali juga mengenal hari sial.Ketika kami mengajak melakukan dia memulai latihan, pada hari Selasa, ia menolak dan mengatakan bahwa hari Selasa adalah hari yang kurang baik untuk mengawali sebuah pekerjaan, Maka ia minta agar latihannya dapat dimulai pada hari Rabu. Karena hal ini menyangkut kepercayaan seseorang, maka saya tidak memaksanya mengawali pada hari Selasa.

Akhirnya kami setuju dia mulai latihan hari Rabu dan dia sangat senang karena menurutnya kalau dipaksakan tidak baik jadinya.Jadi orang Itali sama dengan orang Indonesia menganggap hari Selasa sebagai hari naas atau hari sial.Saya juga tidak berani mengambil resiko, karena bisa saja rasa kuatirnya sudah tertanam begitu lama, bila dipaksakan ia melakukan pada hari Selasa,kemungkinan ia akan benar-benar jatuh sakit, Karena pengaruh alam pikirannya.

Mengenai hari hari dan angka angka sial ini tentu masih banyak yang belum dituliskan disini termasuk memakai pakaian terbalik,bagi orang Tionghoa dianggap sebagai menyumpahi orang tua sendiri, karena pakain terbalik hanya digunakan sebagai tanda duka cita pada saat orang tua meninggal dunia.

Belum ada Penelitian

Mengenai hari hari dan angka angka sial,memang belum ada penelitian secara ilmiah,Baru sebatas kepercayaan yang sudah turun temurun. Namun, walaupun generasi muda ,sudah tidak lagi percaya akan kepercayaan tersebut, tetap saja was was untuk melanggarnya. Akibatnya, yakin atau tidak,angka dan hari sial ini ,tetap diwaspadai hingga saat ini.

Yang sudah dibahas secara ilmiah adalah rumah tusuk sate. Yang selama ini dianggap ada hubungan dengan tahayul, ternyata setelah berbagai penelitian, belakangan ini, bahkan rumah rumah di Australia, tidak ada lagi yang tusuk sate.

Karena logikanya. Rumah tusuk sate, menampung seluruh energi negatif yang berdatangan dari segala pejuru. Sehingga dapat membawa bahaya bagi kehidupan rumah tangga penghuninya.

Namun ,artikel ini tidak membahas tentan Feng Sui,hanya sekedar memberikan gambaran umum.bahwa didalam masyarakat modern di dunia, hingga saat ini, kepercayaan akan adanya angka dan hari sial,masih tetap berlangsung.

Briatico,29 Juli 2015.

Salam saya,

Roselina.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun