15 Juli 2015, hari ketiga kami berada di Italy. Kami diajak adik untuk mengunjungi Tre Cime Di Lavaredo yang terkenal di Italy Utara, setelah berkendaraan kira-kira 4 jam kamipun sampailah didanau Minasura. Disini kebanyakan orang memarkir mobil mereka dan melanjutkan perjalanan dengan bus, ada belasan bus yang memang disediakan untuk membawa penumpang langsung ke Tre Cime Di Lavaredo. Karena tempat pakir yang penuh dan kami tidak kebagian tempat, maka kamipun melanjutkan perjalanan kami dengan mobil pribadi satu kendaraan, isinya kami dengan adik dan yang lain Antonio dengan isterinya. Kami langsung melaju menuju ke puncak gunung.
Mampir di Pastoran.
Sebelum melanjutkan perjalanan ke puncak gunung, kami berhenti untuk istirahat sebentar untuk sekedar minum kopi, tapi ternyata restaurant lagi tutup karena libur. Kami diajak Antonio teman Margaretha adik saya untuk mampir dibiara Pastor. Disini kami menikmati Capucino yang benar-benar sangat nikmat. Melihat suasana di sini, menurut saya lebih mirip dengan hotel, karena dilengkapi dengan mesin pembuat capuccino. Setelah duduk santai sekitar 15 menit, kamipun meninggalkan lokasi ini.
Setelah sekitar satu jam perjalanaan, kamipun tiba di tempat tujuan. Dari kejauhan sudah tampak suasana yang sangat ramai disana. Memasuki pintu gerbang, masing-masing mobil dikenakan biaya 24 Ero, tanpa membedakan jumlah penumpang, semuanya dikenakan dengan biaya yang sama.
Disepanjang jalan, mata bagaikan tak beranjak ,menyaksikan pemandangan yang amat memukau.
Kami meluncur sampai dipuncak, setelah berkeliling dua kali baru kami mendapat tempat untuk memarkir kendaraan kami. Mobil kami parkir diarea parkir dan ber jalan mendaki bukit didepan. Biasanya melihat pemandangan yang indah ini,hanya saya saksikan lewat kalender dan sekarang saya dapat melihat langsung betapa indahnya pemandangan ini tak dapat kita utarakan dengan tulisan. Banyak sekali pengunjung yang sangat gembira menyaksikan pemandangan yang menakjubkan ini. Mereka berlomba-lomba memanjat bukit dengan memakai dua penyanggah supaya tidak terjatuh. Kami tak lupa mengabadikan kenangan ini dengan berfoto bersama dilereng bukit.
Kami Berdua Tidak Naik Ke Puncak
Walaupun semangat untuk mendaki sampai kepuncak ada dalam diri kami, namun karena menurut Antonio yang sudah pernah kepuncak masih ada jarak sekitar dua kilometer lagi perjalanan keatas. Maka kami membatasi diri untuk tidak memaksa naik.Adik kami bersama teman menuju kepuncak sedangkan kami menunggu dipinggang bukit dengan ditemani isteri Antonio, Emanuela. Sementara duduk menikmati keindahan alam yang sangat mempersona, kami tak lupa mengabadikan kesempatan ini. Setelah lebih kurang satu jam adik kami kembali kamippun bersiap-siap menuju ke pakiran mobil karena akan melanjutkan perjalanan menuju rumah anak Antonio. Lagi sebuah perjalanan ,yang meninggalkan kenangan indah bagi kami berdua dan takkan terlupakan seumur hidup. Sepanjang jalan,tak lupa kami bersyukur,telah diberikan kesempatan untuk menikmati indahnya alam yang memukau ini.
Padova,16 Juli 2015.
Salam saya,
Roselina
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H